Haiiiiiii aing Comeback!!
"Ngapain nih kita disini?" tanya Mamat menoleh pada Edo di sebelah kanannya.
"Ngapain?" ucap Edo menoleh ke kanan.
"Ngapain?" lanjut Dirga menoleh ke kanan.
"Ngapain?" sambung Ravel menoleh ke kanan yang tidak ada siapa-siapa.
Pasalnya, mereka berempat sudah berada di depan toko bunga yang pintu masuknya bertuliskan 'Tutup, Sedang Ada Hajat', padahal waktu baru menunjukkan pukul 07.45.
"Lagian lo ngapain sih, tiba-tiba pengen nyari pot bunga?" tanya Dirga pada Ravel.
Ravel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Gue mecahin pot bunganya nyokap gue."
"Nah bego," jawab Dirga geleng-geleng kepala.
"Lo tau gak sih, harta paling berharga emak-emak itu bukan lagi anaknya, tapi koleksi-koleksi bunganya," ucap Edo.
"Terus mau nyari kemana lagi nih?" tanya Mamat.
"Gak tau," jawab Ravel.
Di pinggir jalan sana, mata Edo tertuju pada sesuatu yang menarik perhatiannya.
"Macem-macem tuh," kata Edo.
Mereka mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk Edo.
Ravel tersenyum miring. Sedangkan Dirga meregangkan otot-ototnya, seakan siap untuk mengeluarkan energinya pagi ini.
Dengan raut wajah yang sombong dan penuh rasa percaya diri, Mamat berjalan memimpin mendekati 'sesuatu' yang menjadi objek mereka sejak tadi.
"Lumayan buat pemanasan," ucap Dirga menggulung lengan bajunya.
Setelah berhadapan dengan 'sesuatu' itu. Edo melipat kedua tangannya di dada, dan berjalan ke depan, menggantikan posisi Mamat yang memimpin tadi. Wajah mereka sangat terkesan meremehkan objek di depannya itu.
Dan . .
"Mang, nasi pecelnya 4," ucap Edo.
Dirga, Ravel, Mamat, dan disusul Edo telah mengambil posisi di meja yang disediakan oleh penjual Nasi Pecel itu.
"Minumnya apa?" tanya Mang Pecel.
"Aing es teh anget, Mang," ucap Mamat antusias.
"Gue teh manis tawar aja," ucap Dirga seadanya.
"Kalo gue es jeruk anget," ucap Edo.
"Gue teh anget aja, gak usah pake sirup, Mang," ucap Ravel polos.
"Otak aja gimana? Kayaknya kalian lebih butuh itu," balas Mang Pecel menahan marah.
"Otak apa Mang?" tanya Dirga menatap Mang Pecel.
Ravel menyahut. "Otak udang?"
"Otak sapi?" Edo menambahkan.
"Otak-otak?" tambah Mamat.
4 cowok itu saling menatap satu sama lain dan berucap serentak. "Kita gak ada yang tau."
"Hari ini kita jualannya libur aja gimana?" tanya Mang Pecel pada istrinya yang sedang menyiapkan pesanan pecel 4 orang tadi.
Istrinya pun hanya tertawa. "Ada-ada aja mereka."
Istri Mang Pecel menghampiri meja mereka sambil membawa pesanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA JODOH GAK SIH?!
Humor! PENYUKA KONFLIK RINGAN MERAPAT ! Cerita ini cocok buat RELAKSASI kalian yang suka cerita dengan konflik berat. Biar pikiran nggak pusing-pusing amat. Θ konfliknya ringan Θ menceritakan kehidupan sehari-hari Θ no pelakor Θ yang humornya dollar, out...