Chapter 3: Sneak

6.2K 949 57
                                    

Jennie POV

"Terima kasih sudah membawa ini" aku menunjuk belanjaan yang dia bawa sejak tadi.

"Itu bukan apa-apa, aku bisa membawa semua barang itu jika perlu" dia terkekeh.

"Benarkah? Baik sekali" aku menertawakannya, dia memberiku senyum tulus seperti yang selalu dia lakukan ketika dia ada di sekitarku.

"Sungguh" dia menggelengkan kepalanya, dia tahu bahwa aku menggodanya.

"Ayo kita jemput Rosé disana, aku tahu dia sedang menunggu Jimin" kataku.

Kai adalah kekasih masa kecilku. Kami tetanggaan sama seperti Rosé, sejak kami masih kecil kami rukun. Kepribadian kami cocok bersama, metika kami pindah ke tempat mereka, dia adalah anak laki-laki pertama yang membelaku dari para pengganggu itu. Setelah hari itu aku bertemu dengannya, aku bertemu Rosé. Begitulah persahabatan kami dimulai.

Saat aku dan Kai tumbuh dewasa, perasaan kami menjadi timbal balik tetapi kami tidak menjalin hubungan. Aku mengatakan kepadanya bahwa kami harus berhenti di sana, aku harus memprioritaskan studiku. Dia tidak merayuku tapi rasanya seperti dia seperti itu dengan melakukan hal-hal ini padaku. Aku tidak mengeluh tetapi aku tidak memikirkan hubungan apa pun sekarang. Kami tidak kaya, kami tidak memiliki barang mewah di rumah tetapi ada hal yang paling berharga yang kami miliki, yaitu cinta dan kebahagiaan. Aku ingin orang tuaku bangga padaku karena aku mengejar impianku dan mereka.

Ayahku bekerja di sebuah restoran sementara Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga dan aku adalah anak satu-satunya dari keluarga Kim. Aku mengejar impianku untuk menjadi Pengacara dan untungnya aku di tahun ketigaku di sekolah Hukum. Sangat sulit bagiku untuk belajar di salah satu sekolah Hukum dan Universitas terbaik di Seoul.

Itu sebabnya aku berharap aku juga seorang putri.

"Chaeng!!" Aku memanggilnya, dia duduk di bangku dekat air mancur sambil menunggu Oppa-nya.

"Unnie! Kai Oppa!" Dia terkikik, dia bangkit dari duduknya dan berlari ke arahku seolah-olah kami tidak bertemu selama beberapa dekade.

"Bagaimana ngamennya?" Aku bertanya padanya, aku mengambil gitarnya dan membawanya. Kai ingin membawakan ini untukku tapi aku menolaknya. Rosé mengambil speaker dan kami mulai berjalan, hari semakin larut dan kami masih ada kelas besok. Rosé masih belajar juga, dia di tahun kedua dalam pendidikan. Dia ingin menjadi guru sementara Kai dia menyelesaikan studinya tahun lalu, dia sekarang menjadi sekretaris di perusahaan.

"Well, itu menyenangkan, aku dapat uang banyak dari orang lain lagi. Aku yakin anak-anak akan senang jika melihat kita di sana lagi!" Dia dengan senang hati berkata.

"Aku akan bersamamu besok malam, oke? Maaf aku tidak bisa menemanimu hari ini. Kau tahu aku punya pekerjaan paruh waktu sebagai tutor dan aku harus memenuhi kebutuhanku" jelasku padanya.

"Tidak apa-apa Unnie, jangan khawatir aku mengerti. Kau tahu? Aku menemukan teman baru di sini tadi" katanya.

"Benarkah? Siapa? Di mana temanmu itu?" Kai bertanya padanya, dia meletakkan tangannya di bahuku tapi aku segera melepaskannya. Aku memelototinya dan dia hanya menertawakanku.

"Tunggu.. namanya.." dia berhenti berjalan untuk berpikir. Dia menggaruk kepalanya dengan perasaan kesal karena dia tidak bisa mengingat nama gadis itu. "Lisa!!" Dia berteriak.

"Lisa? Oohh" aku mengangguk. Kami mulai berjalan lagi dan dia memberi tahu kami betapa lucunya Lisa sebelumnya.

"Dia lucu, dia tidak ingin berfoto tapi dia berjanji bahwa dia akan kembali setiap malam!" Dia terkikik. Hanya beberapa jam ketika mereka bertemu tetapi dia bertingkah seolah dia sudah mengenalnya sejak lama.

You Are My Kingdom - JENLISA (ID) GxG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang