Prolog

88 11 5
                                    

Panti Asuhan
Tempat menampung anak-anak yatim piatu, terlantar dan tidak mampu untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan lebih baik.

Anak-anak panti sangat patuh dengan peraturan dan selalu melakukan yang terbaik untuk masa depan mereka, mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan hidup bahagia adalah impian mereka.

Walaupun begitu, yang namanya anak kecil, pastinya ada yang nakal dan sulit untuk diatur, atau mungkin lebih tepatnya tidak mau diatur. Tapi anak yang sulit diatur belum tentu liar dan sering membuat keributan.

Sebagai contohnya mungkin ke enam anak ini.

***

Seorang gadis cilik, Kemuning namanya, dia menghadap ke sebuah pohon besar sambil menutup matanya dengan kedua tangan, dia terus menghitung angka.

"15...16...17...18...19...20..."

Kemuning membuka matanya, dia mulai bersemangat dan berlari mengelilingi halaman panti.

Matanya kemudian terfokus pada sebuah ujung rambut yang terlihat di balik tumpukan kardus, dia tersenyum lebar kemudian secara perlahan mulai mendekati tempat itu.

"Azul! Ketemu!"

"Whhaa!!"

Seorang bocah laki-laki terlonjak kaget hingga tersungkur kebelakang.

Kemuning tertawa dengan puasnya, kemudian menyentil lengan Azul tanda dia sudah menemukannya.

"Aku sudah bilang aku ga pintar main petak umpet."

"Azul aja yang ga pintar, ayuk!"

"Padahal aku lebih pintar dari kamu."

Kemuning dan Azul mulai kembali mencari anak-anak lainnya yang bersembunyi, Kemuning tampak bersemangat namun Azul terlihat lesu dan lemas.

Mata Azul teralihkan ke sebuah pohon tempat dimana Kemuning tadi menghitung, dia melihat seorang gadis kecil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, gadis itu kemudian bersembunyi di balik pohon tersebut.

"Maron!" Kemuning berlari ke arah sebuah ruangan, dia menemukan seorang bocah laki-laki lainnya bersembunyi dibalik pintu.

"Ketemu!"

"Yahh... Menyebalkan!"

Kemuning menarik Maron dan menempatkannya di samping Azul.

"Maron sama Azul jangan jauh-jauh dari Kemuning, oke. Sekarang tinggal 3 lagi."

Kemuning kembali berkeliling mencari anak lainnya sementara Maron dan Azul mengikutinya dari belakang.

"Kamu tahu yang lainnya dimana?" Maron berbisik ke arah Azul.

Azul mengangguk dan melihat ke arah pohon tempat dimana gadis tadi bersembunyi. "Violet."

Maron mengangguk paham.

Tiba-tiba saja Kemuning berlari ke arah pohon besar, Azul menutup mulutnya sementara Maron memukul pelan lengan Azul.

"Violet!!!"

"Kyaaa!!!"

Violet jatuh tersungkur, Kemuning tersenyum bangga kemudian membantu Violet untuk berdiri.

"Violet ketemu! Kalau soal petak umpet, Kemuning paling jago!"

Violet terlihat cemberut dan terus menerus melotot kearah Azul yang bersembunyi di samping Maron.

"Maron... Tolong."

"Violet, sudah lah."

"Kak Zul pengkhianat! Kenapa malah bilang ke Kak Kemuning sih!"

RUN AWAY : TeenagersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang