Disebuah rumah besar dan sepi, hanya ada penjaga rumah yang masih bangun dan berjaga di depan rumah. Penghuni rumah masih tampak tertidur pulas dan tidak ada kegiatan apapun.
Suara alarm kecil berbunyi dan menunjukkan pukul 02.00 WIB, Toska dengan cepat mematikannya. Dia pergi menuju lemari baju dan mengganti baju tidurnya dengan pakaian rapi.
Setelah dia sudah siap, dia melangkah keluar ruangan bersama dengan Maron yang berjalan beriringan dengannya melalui lorong.
"Mana yang lain?" tanya Toska pelan.
"Indigo dan Kemuning masih di tempat mereka, Jingga sudah siap di garasi," jawab Maron.
"Violet sama Azul?"
"Mereka masih mempersiapkan penemuan aneh lagi."
"Siapkan Kemuning dan Indigo, aku akan memeriksa keadaan Violet dan Azul untuk memastikan mereka masih memiliki energi yang cukup untuk misi ini."
"Siap."
Mereka berpisah menuju arah yang berbeda, Toska pergi menuju sebuah ruangan dimana beberapa senjata api tertata rapi. Namun ada juga beberapa pajangan kosong dimana senjata itu tidak berada di tempatnya.
"Jumlahnya tidak berkurang dari yang kemarin kita ambil, itu artinya orang itu masih belum sadar."
Matanya terfokus pada sebuah pistol dan memeriksa peluru yang ada di dalamnya.
"Setidaknya ini cukup untuk menembus ban mobil." Toska kembali keluar dari ruangan itu dan pergi ke suatu tempat.
###
Maron memasuki salah satu ruangan, dia menyalakan lampu dan terlihat Kemuning masih tertidur pulas di tempat tidurnya yang besar.
"Merepotkan." Maron tampak geli, dia menghampiri Kemuning menariknya hingga bangun.
"Hah! Apa..?" Kemuning masih linglung.
"Bersiaplah, aku akan membangunkan Indigo!" perintah Maron sambil berjalan keluar ruangan.
Kemuning masih setengah tertidur dan matanya kembali tertutup. "Lemon... nanas... durian..." Kemuning kembali menjatuhkan badannya di atas tempat tidur.
Sementara itu Maron tampak sudah membangunkan Indigo dan Indigo sudah siap dengan pakaian rapi.
"Mana Kak Kemuning?" tanya Indigo masih agak mengumpulkan nyawa meskipun dia terlihat segar.
"Dia sudah siap-" Maron tidak melanjutkan kata-katanya saat melihat Kemuning masih tertidur di tempat tidur.
"Astaga... Indigo, kau berjaga di luar. Aku akan menyiapkan Kemuning sebentar."
"Siap kak!"
Maron menutup pintu ruangan dan Indigo berjaga di luar. Tidak perlu waktu lama, Kemuning sudah memakai baju rapi walaupun dia masih belum 100% bangun, terlihat sekali Kemuning masih setengah tidur karena matanya belum terbuka.
"Baiklah, kita menyusul Jingga sambil menunggu lainnya," ucap Maron sambil menggandeng Kemuning dan Indigo mengangguk mantap.
Mereka kemudian mulai melangkah sambil menjaga keseimbangan Kemuning agar tidak jatuh.
"Kemuning," panggil Maron, namun tidak ada jawaban.
"Kemuning!" panggil Maron dengan suara yang sedikit dipelankan.
"Heh?" tanya Kemuning masih mengantuk.
"Bagaimana dengan sistem peretasnya? Sudah kau pasang kemarin kan?" tanya Maron agak bergegas.
"Hoam... Sistem apa?" tanya Kemuning sambil menguap.
Maron terkejut dan langsung terhenti dari langkahnya, begitu juga dengan Indigo yang langsung tampak segar dan wajahnya yang semula mengantuk berubah panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN AWAY : Teenagers
ActionApa yang akan kau lakukan, jika kau menjadi anak angkat dari pemimpin organisasi kriminal? Senang? Takut? Atau biasa saja? Tentunya hidupmu akan dipenuhi barang-barang mewah, namun hidupmu akan penuh dengan sandiwara agar identitasmu tidak diketahui...