Private Time

33 10 0
                                    

Chu~

"ARGH!!!" mereka menjerit dan bersamaan menutup mata mereka, Toska dengan sigap menutupi mata Indigo menggunakan bantal.

"Matikan!" teriak Violet.

"HUUEK!!" Jingga berlari menuju kamar mandi.

Maron mengambil remote dan mematikan televisi, semuanya kemudian bernafas lega begitu juga dengan Jingga yang sudah selesai dengan urusannya.

"Aku heran kenapa orang-orang dewasa suka berciuman, apakah mereka tidak memikirkan bau jigong pasangannya?!" kesal Violet diakhiri dengan ekspresi mual.

"Ghuek ghuek.." Jingga kembali ke tempatnya sambil mengelus-elus perutnya.

Toska menyingkir bantal yang masih menutupi wajah Indigo. "Ada apa?" Indigo tampak bingung dan belum menangkap apa yang semua orang lihat.

"Sebuah adegan menjijikkan orang dewasa, itulah mengapa aku menolak dirimu menjadi dewasa!" jawab Toska sambil menunjuk ke arah Indigo.

"Hah?" Indigo tampak terkejut.

"Ini salahmu Violet! Seharusnya kau periksa dulu apakah ada adegan dewasa atau tidak!" bentak Maron.

Violet tidak terima. "Hei! Aku juga belum menonton! Lagian film ini banyak di bahas di Internet!"

"Internet? Pantas saja, selera orang jaman sekarang itu tidak berkualitas, dan bodohnya dirimu, kau malah mengikuti arus mereka!" bentak Maron.

Mata Violet memerah dan Maron langsung tersadar akan kata-katanya.

"Jangan salahkan aku!" suara Violet melengking karena menahan air mata yang akan keluar.

"Oh-oh" Toska memberi kode pada Kemuning untuk menenangkan Violet.

Kemuning menghampiri Violet dan memeluknya. "Maron nakal! Maron jelek! Dasar bau!" bentak Kemuning.

Violet meneteskan air matanya walaupun dia tampak berusaha menahannya dengan tujuan untuk membela diri.

Maron tampak tidak enak dan hanya memutar bola matanya. "Iya-iya maaf, salah filmnya kenapa lulus sensor untuk tontonan umur 13 tahun ke atas."

"Cup-cup.. sudah ya, kita masuk ke kamar yuk." Kemuning mengajak Violet memasuki kamar.

Tepat saat Kemuning menutup dan mengunci pintu, Maron menyalakan televisi, Azul dan Jingga dengan sigap menutupi mata dan telinga Indigo.

"Sialan!" kesal Maron.

"Argh." Jingga melepaskan tangannya yang menutupi telinga Indigo.

Para laki-laki kembali melanjutkan untuk menonton film dengan volume yang sedikit di kecilkan.

"Kenapa adegannya tidak muncul lagi?!" kesal Maron.

"Maron.. jangan teriak," ingat Toska.

Indigo tampak kebingungan sambil memperhatikan wajah satu persatu orang yang sangat fokus menonton film.

Dia mulai berpikir untuk mencari tahu apa yang membuat mereka sangat antusias, seketika Indigo langsung terlintas akan sesuatu.

"Kalian mau lihat adegan dewasanya ya?" tanya Indigo.

Sshhhhttt!!!

Mereka semua mendesis.

"A'HA!!!" Violet membuka pintu kamar sambil menunjuk ke arah mereka semua.

Kemuning juga tampak cemberut dengan pipinya yang mengembang.

"Dasar kalian laki-laki jahanam!" bentak Violet.

RUN AWAY : TeenagersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang