Sinar matahari mulai menyelusup masuk ke kamar seorang gadis diikuti dengan kicauan burung yang amat merdu. Gadis dengan rambut hitam kecokelatan itu menarik selimutnya dan enggan meninggalkan tempat tidurnya. Namun suara menggelegar dari ibunya membuat gadis itu mau tak mau bangkit dari kasurnya.
"Alana cepat bangun dan bersiaplah pergi ke sekolah," kata ibunya itu.
"baik Bu," jawab Alana lesu.
Alana Madison merupakan anak dari sepasang suami istri yang dikenal dengan Nyonya Madison dan Tuan Madison, dan memiliki saudara kembar. Jika kalian pikir orang tua Alana kejam, maka kalian salah. Orang tua Alana sangat baik dan memperlakukan Alana dengan sangat baik. Namun, itu hanya sebatas mengasuh anak saja. Orang tua Alana lebih peduli terhadap saudara kembarnya yang bernama Elena Madison.
Alana dan Elena lahir di tanggal, hari, dan tahun yang sama. Namun yang membedakan antara Alana dan Elena adalah Alana merupakan gadis yang biasa saja. Bertubuh tinggi tidak kurus dan tidak gemuk. Berkulit sawo matang, dan juga tidak terlalu pintar. Alana juga tidak memiliki teman, Ia sudah terbiasa hidup sendiri.
Sedangkan Elena, gadis itu sangat cantik, memiliki tubuh ramping dan ideal serta kulit putih susu membuat semua wanita iri melihatnya. Elena sangat pintar sehingga di sekolahnya Ia diberi gelar miss perfect. Temannya juga berlimpah dan ada dimana-mana. Setiap tikungan dan tempat pasti selalu saja ada yang menyapa Elena.
"Elena bagaimana tidurmu apakah nyenyak?" Tanya Nyonya Madison sembari menyajikan sarapan.
"Sangat nyenyak, tapi aku hanya bisa tidur selama lima jam," kata Elena dengan wajah cemberut.
"Mengapa?"
"Aku sibuk mempersiapkan pelajaran untuk olimpiade matematika minggu depan. Jika aku tidak mempersiapkannya dengan matang, kemungkinan besar aku akan di diskualifikasi," kata Elena.
"Bagus, belajarlah yang rajin. Bagaimana jika ketika kamu berhasil lolos dalam seleksi olimpiade ini, ibu akan mengajakmu liburan ke Paris?" Tanya Nyonya Madison dengan wajah yang berbinar.
"Benarkah ibu? Tentu saja aku akan sangat senang. Aku akan berusaha agar aku bisa lolos," jawab Elena dengan senyum yang merekah.
Kedua ibu dan anak itu saling tertawa hangat di pagi hari. Sementara Alana, Ia hanya tersenyum pahit di dinding pembatas antara ruang makan dan ruang tamu.
"Alana kenapa diam di sini?" Tanya Tuan Madison yang bersiap untuk sarapan.
"Ah itu....hmm....hanya mencoba mengingat barang yang ketinggalan," bohong Alana.
"Jangan sampai kamu ceroboh dan meninggalkan barang penting. Kasihan ibumu selalu bolak balik mengantar barangmu yang ketinggalan," kata ayah Alana lalu berjalan mendahului Alana.
"Akhh aku juga tidak ingin menjadi ceroboh," kata Alana didalam hatinya.
"Selamat pagi anak ayah," kata Tuan Madison dan mengecup singkat pucuk kepala Elena.
"Ayah bahkan tidak menyentuhku sedikit pun," gumam Alana sambil tersenyum getir.
"Hati-hati ya Elena, belajar yang rajin. Mama sayang kalian," kata ibu dan mengecup singkat pucuk kepala Elena, dan hanya tersenyum ke arah Alana.
"Lihat-lihat itu Elena!" Pekik semua siswa laki-laki dan mengerubungi Elena yang baru saja turun dari mobilnya bersama Alana di belakangnya. Namun seperti biasa orang-orang hanya melihat Elena saja, sedangkan Alana hanya akan berjalan sambil menunduk.
"Elena kau sangat cantik!" Kata seorang siswa.
"Elena Madison!" Teriak Joshua Milton yang akrab disapa Josh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CERPEN
Short StoryBuku ini khusus untuk cerita yang iseng Gue buat atau cerita yang gagal di kompetisi. Beberapa dari cerita ini terinspirasi dari film yang Gue tonton, cerita yang Gue baca dan beberapa kejadian yang bener-bener Gue alami. Check it out!