6

2.4K 340 21
                                    

karma menggigit sedotan susu stroberinya. hari ini moodnya sangat buruk. dia hampir telat ke sekolah karena kesiangan, shoya gak datang karena sakit, ia salah membawa buku pelajaran, membuatnya bolos untuk semua pelajaran.

ia menendang batu kecil di jalanan untuk melepas rasa kesalnya. ada keinginan tidak puas terbesit di hatinya. ingin rasanya menonjok orang, sudah lama dia tidak berkelahi. gara-gara asano tentu saja. lelaki itu selalu mencampuri urusannya.

"akabane, kenapa gak masuk kelas?"

suara itu lagi. ia sudah muak mendengarnya.

"bukan urusanmu, sialan" jawabnya tanpa berbalik.

"tentu saja ini urusanku, aku ketua OSIS, tentu saja aku harus memerhatikan kelakuan siswa-siswi sepertimu" ia menahan pundak karma sebelum teman sekelasnya itu pergi lebih jauh.

karma terlalu malas untuk memikirkan jawaban untuk membalas asano. ingin ke UKS mau tidur saja susah amat, harus berurusan sama ketua OSIS dulu.

"aku hanya ingin ke UKS, tidak perlu mengikutiku"

"kau sakit? sakit dimana?" tanya asano khawatir mendengar jawaban karma.

"aku hanya perlu tidur! orang-orang sepertimu membuat kepalaku sakit! jangan ikuti aku lagi!" bentaknya sebelum meninggalkan asano yang merasa bersalah.

---

kelopak itu terbuka, memperlihatkan dunia dibalik sepasang iris emas itu. suasana yang terang membuat karma berasumsi petang belum menyapa. ia berniat untuk kembali tidur sebelum emasnya menangkap jam dinding yang menunjukkan pukul 6.

"hah?!" pekiknya kaget. ia mendapatkan asano duduk di sebelah ranjangnya sibuk dengan hp.

"oh, kau bangun akhirnya" ujarnya.

"apa maksudmu 'akhirnya'?! kenapa tidak membangunkanku?"

"kau terlihat sangat pulas, aku tidak tega untuk membangunkanmu"

"cringe" sahut karma jijik. ia beranjak dari kasur dan berjalan menuju pintu.

sepasang emas itu membelalak ketika tangannya tidak bisa membuka pintu geser ruang kesehatan sekolah. ia menggedor-gedor pintu itu pelan, berharap hanya macet dan segera terbuka.

"oi, sialan!" panggilnya kesal pada lelaki bersurai jingga di sana.

"namaku bukan sialan, akabane" sahut asano.

"bukan urusanku" balasnya tak acuh. "kenapa pintunya tidak mau terbuka?"

"aku tadi sempat tertidur juga ketika menunggumu bangun" jawab asano singkat. "dan sepertinya kita terkunci"

terkunci di sebuah ruangan dengan seseorang yang selalu kau hindari? apakah ini drama dengan jalan cerita klise yang diperankan oleh yamaken?

"sialan" umpatnya dan berjalan mendekati asano.

ia mengangkat kerah kemeja milik asano membuat sang empu kaget karena kemarahan iblis merah di depannya. karma menonjok pipi kanan asano membuat bibir lelaki itu berdarah. iris violet itu dapat melihat kobaran api di balik emas milik karma.

melihat tidak ada balasan dari asano, bahkan ia tidak berusaha melarikan diri, membuat karma semakin kesal dan kembali memberikan bogem mentah pada wajah tampan asano.

asano meludahkan darah dari mulutnya ke lantai UKS lalu memandang karma dengan tatapan yang tidak bisa ditebak.

"terus, kau mau bagaimana? menunggu disini sampai pagi bersamaku?" tawarnya asal.

"bermimpilah" jawab karma sambil membuka jendela UKS. ia melihat keluar dan menaikkan kaki kirinya pada jendela.

"hei, jangan bilang kau mau melompat" ujar asano panik. "ini lantai 3 loh!"

"kalau kau mau tinggal disini sampai pagi, silakan. aku sih, ogah" sahut karma lalu melompat keluar jendela.

"akabane!" asano segera berlari menuju jendela dan melihat karma sedang berdiri di atap gudang olahraga. ia menghela nafas lega melihat karma yang baik-baik saja.

"lompatlah, asano" panggil karma.

"gila! mana bisa aku melompat ke sana!" tolak asano.

"cepetan! kalau kau tidak mau ketinggalan kereta terakhir" sahut karma acuh tak acuh sambil melompat ke atas rumput.

"akh! terserah!" asano berdoa sebelum melompat ke atap gedung olahraga, menyusul karma yang menunggu di bawah sambil menikmati susu stroberinya yang entah darimana ia dapatkan.

"tuh, apa yang kau khawatirkan, kau baik-baik saja kan," ujar karma melihat asano yang nyawanya hampir melayang karena melompat dari lantai 3.

"fisikku memang okay, tapi mentalku is not daijobu" balas asano sambil memegang dadanya yang masih deg-degan.

"ayo pulang sebelum hari semakin gelap" asano menarik lengan putih milik karma berlari meninggalkan sekolah sebelum dilihat satpam.

"sepertinya hari ini gak buruk-buruk amat" batin karma melihat tanggannya yang digandeng ketua OSIS SMA Kunugigaoka itu.

---

hello, i'm back

jadi guys, aku itu anak asrama, gak bisa megang hp tiap hari. jadi aku bakal up 2 minggu sekali

see you next chap

ketua osisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang