〖Bagian Kesepuluh〗

15K 1.4K 59
                                    

Happy Reading...

Pagi hari yang cerah, matahari sudah menduduki singgasananya dan menyinari bumi. Cahaya nya membias masuk ke celah-celah ventilasi menerpa wajah tenang Haechan yang masih tertidur. Suara kicauan burung dan dan suara kendaraan yang mulai memenuhi jalanan menjadi musik yang biasa terdengar setiap harinya.

Haechan terbangun dari tidur nyenyak nya setelah belajar semalaman sambil menahan lapar di perutnya. Jam digital semakin membuat tidur Haechan terganggu. Ia membuka perlahan mata nya dan mengerjap pelan menyesuaikan bias cahaya yang menerpa wajahnya yang manis.

"A-ah sshh.. Badan ku sakit semua" gumam nya saat merasakan seluruh tubuh yang di penuhi lebam terasa sakit.

Haechan mengambil posisi duduk, lalu ia menyingkap selimut tebal yang menyelimuti dirinya semalaman. Ia beranjak dari kasur nya dan berjalan menuju kamar mandi.

.

.

.

Selesai dengan semua persiapan, Haechan turun ingin sarapan, karena dari semalam Haechan tidak makan karena ayahnya melarang dirinya untuk makan malam.

"Pagi ayah" seperti biasa ia menyapa ayahnya setiap pagi walaupun tidak akan pernah mendapat balasan dari sang ayah.

Baru saja ia ingin mendaratkan bokongnya pada kursi bel rumah berbunyi menandakan ada seseorang yang datang.

"Biar Haechan yang buka" ucap lalu berjalan menuju pintu.

Haechan membuka pintu dan terkejut mendapati Mark sudah berdiri di depan rumahnya dengan seragam sekolah yang sama dengan dirinya.

"Selamat pagi Haechan" sapa Mark

"P-pagi juga kak. Ada apa kemari?" tanya Haechan

Mark tersenyum, "untuk mengajak mu berangkat ke sekolah bersama" jawab Mark

Johnny yang merasa penasaran karena putranya tidak kembali juga ia pun beranjak untuk melihat siapa sebenarnya yang datang.

"Oh Mark, ada apa kemari?" tanya Johnny saat tau siapa yang datang

"Oh hallo paman, aku ingin mengajak Haechan berangkat sekolah bersama. Apakah boleh?" tanya Mark

"Ajak saja, setidaknya dia sedikit mengurangi beban sopir pribadinya" ucap Johnny dan berlalu melewati mereka begitu saja.

Haechan hanya diam menunduk mendengar ucapan sang ayah yang sudah setiap hari ia dengar.

"Ayo Haechan, nanti kita terlambat" ajak Mark dan menarik lembut tangan Haechan.

Mereka benar-benar berangkat ke sekolah bersama. Dalam hati Haechan ia merasa senang tapi di sisi lain ia takut akan semakin di bully oleh penggemar Mark terutama Lami yang menyukai Mark.

.

.

.

Sesampainya di sekolah, benar saja para penggemar Mark sudah berada di depan kelas mereka masing-masing untuk menanti Mark.

"Kita sudah sampai, ayo keluar" ucap Mark namun Haechan tetap diam. Ia memandang takut ke arah para siswi di luar sana terutama ia melihat Lami juga berada di sana.

"Kenapa diam saja? Ayo keluar, mereka tidak akan melukai mu selama ada aku" ucap Mark berusaha menenangkan Haechan.

Mark pun keluar lebih dulu dan para siswi itu langsung memekik melihat pangeran sekolah nya sudah tiba. Mark berjalan ke sisi mobil satunya dan membukakan pintu untuk Haechan. Haechan awalnya tampak ragu untuk keluar tapi uluran tangan Mark membuat nya sedikit tenang. Ia pun menerima uluran tangan Mark dan keluar dari mobil Mark. Seketika suara pekikan itu meredam di ganti dengan bisikan-bisikan.

PERFECT 〖MarkHyuck〗✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang