Satu minggu pun berlalu saat kuputuskan membolos dari kantor, hatiku sakit aku tak ingin bertemu siapapun di luar sana. Puluhan panggilan telfon tak terjawab, serta beberapa kali pintu di ketuk namun ku abaikan saja. Krauk tiba-tiba saja tella mengigit kakiku, seminggu diabaikan membuatnya terlihat kesal mungkin, padahal aku tetap memberinya makanan tiap hari, tapi mengapa ia terlihat marah. Aku duduk di kasur, lalu melihatnya berlari keluar dari kamar ku, aku mengikutinya dan kulihat diatas keset ada seekor tikus dan cicak yang sudah mati, apa dia berusaha menghiburku, padahal aku sudah mengabaikannya. Aku tersenyum kecut sambil melihat ke arah kaca jendela, mungkin tak bisa begini terus.
Aku keluar rumah setelah seminggu mengurung diri, aku membeli bahan makanan serta stock makanan kucing untuk tella. setelah pulang ke rumah, aku tak menemukan tella di mana pun "tella.. tella... dimana kau.. puss.. pusss" aku mencarinya seperti seorang anak yang kesepian. Setelah menemukannya ku dekap erat tubuhnya, sembari mengelus lembut kepalanya.
***
Setelah banyak berfikir, untuk menghilangkan gundah di hatiku, aku memutuskan untuk pergi camping dengan tella, untuk pertama kalinya setelah 5 tahun lamanya aku ingin pergi camping kembali, kali ini dengan tella kucing yang selama ini telah menemaniku, setelah menyiapkan segala macam peralatan, kami pergi dengan menaiki bis, setelah melewati 10 jam perjalanan yang melelahkan kami sampai di tempat perkemahan umum di atas bukit barisan, kudirikan tenda serta melakukan hal-hal menyenangkan lainya seperti berjalan-jalan, serta mengobrol dengan beberapa orang di sekitar tenda berdiri. Waktu 3 hari yang kami habiskan di camp terasa sangat singkat , mungkin karna pemandangan indah yang tak pernah terasa membosankan, beban fikiranku seolah mulai hilang secara perlahan, aku bersyukur di temani oleh tella disisiku.
Malam itu kami pulang ke rumah, tella berjalan perlahan ke arah sofa, kuletakkan peralatan camp lalu mengikuti tella duduk di sofa, kuangkat tubuhnya yang terasa agak lemas ke pangkuanku. tella, apa dia sakit? Kucing itu pun tertidur di pangkuan ku, ku elus-elus bulu tella yang lembut, setelah di fikir-fikir selama ini tella yang selalu di sisiku, bahkan saat ku abaikan ia tak pernah meninggalkanku, mungkin dengan adanya tella saja sudah cukup untukku, kantuk mulai menyerang mata yang secara perlahan terlelap.
***
Hari pernikahan Hera dan Ben pun berlangsung, aku tetap datang kesana walau sebenarnya hatiku sangat hancur dan sakit, namun saat ini sudah jauh lebih baik mungkin karna adanya tella disisiku, kesedihan ini tak begitu terlalu. Aku naik ke atas panggung mengikuti para tamu undangan yang berbaris untuk bersalaman dengan pengantin, aku akan mengatakan perasaanku agar hatiku bisa lega. Tiba saat aku bersalaman dengan Hera, ia terlihat sangat terkejut melihatku dalam mata sendunya, lalu ia memukul bahuku "kemana saja kau selama ini, hilang tanpa kabar, dasar bodoh.. aku sempat khawatir" katanya yang ku balas dengan senyum datar, ketika Ben sibuk berbicara dengan tamu yang lain, kuberanikan diri berbisik ke telinga Hera "maafkan aku hera, aku pernah mencintaimu dalam diam, ku harap kau selalu bahagia" kata-kataku barusan membuat Hera begitu terkejut, antara syok dan tidak percaya ia hanya terdiam yang ku balas dengan senyum, ia pun memelukku.
"maaf aku tidak sadar selama ini" suara seraknya membuatku sedikit terkejut, aku melepaskan pelukan dan bersalaman dengan Ben sembari mengucapkan selamat yang di balas ben dengan pelukan hangat, Ben adalah lelaki yang baik, ia pasti bisa menjaga Hera dengan sangat baik apalagi yang harus ku khawatirkan.
Malam ini setelah kembali dari acara pernikahan aku pun langsung pulang ke rumah, ku buka pintu rumah yang biasanya selalu disambut oleh tella, kemana dia? "tella.. tella.. tella.. dimana kau .. tella..!!" aku mencarinya ke setiap sudut rumah namun tak juga ketemu, dimana dia.. dimana... ketika aku kelelahan mencarinya, dari celah jendela yang terbuka ku lihat di balkon ada seorang gadis yang sedang berdiri, ku buka jendela kaca serta tirai yang menutupinya, lalu disana aku mendapati seorang gadis cantik dengan rambut hitam terurai. Tella .. tella apa itu dirinya ? belum sempat aku memanggilnya, gadis itu langsung memelukku sangat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Belove Kitty
Short Storysebelum mulai baca berdoa dulu eh salah salah :V Kuy di ikutin dulu page ini, dijamin berpahala :) Pertemuan dengan gadis itu, seolah mengubah dunia abu-abuku menjadi penuh warna. Namun siapa yang menyangka cahaya senja yang sangat ku suka berubah...