Semua sudah bersiap di tempat nya masing-masing, Shouta juga sudah mengarahkan para mahasiswa nya ini.
Izuku kini sudah berada di samping rikkido, membantu pria itu membuat kue, "HAHAHAHA, ini ni, murid kebanggaan kelas A? Malah bikin kue di sini, hahahaha dasar cowok populer ni? Malah kayak jadi--" Neito berhenti berbicara pria itu sudah tersungkur di tanah, "maaf atas kelakuannya, anak ini tidak pernah belajar dari kesalahannya," Itsuka lalu menyeret tubuh tak berdaya Neito menjauh dari stand makanannya Izuku dan Rikkido.
"Midoriya, apa kau sudah membuat apelnya? Aku dengar Eri sebentar lagi datang," Izuku menghela nafas pelan, "pasti sudah aku siapkan, aku tidak ingin anak itu berteriak teriak dan menjadi pusat perhatian, entah kenapa dia bisa berubah dari gadis manis imut itu, berubah seperti- sudahlah kau pasti mengerti,"
Rikkido tertawa kecil mendengar keluhan Izuku itu, "mau bagaimana lagi, dia berteman tidak hanya dengan mu, masih ada Katsuki 'kan,"
Izuku menyandarkan badannya di dinding kosong samping oven, terasa sedikit hangat di sana, "Kau benar, mungkin dia meniru ka-chan," tawa Izuku.
Seorang gadis kecil tengah menggandeng seorang anak lainnya. Keiji dan Eri di buntuti oleh Hisashi dan inko, "Mas beli apelnya dua ya," ucap Hisashi bermaksud menggoda anak laki lakinya yang sudah menatap nya tajam, "mau rasa asin atau pahit, tuan?" Jawab Izuku kesal.
Inko memukul kepala Hisashi yang tertawa puas melihat sang putra kesal, "Aduh sayang, jangan di pukul terus dong suaminya, sakit!" Hisashi meringis sementara itu inko memesan permen apel untuk Eri dan Keiji dengan benar.
"Makasih kakak! Eri sayang kakak!" Ujar Eri tersenyum manis di balas senyum kembali oleh Izuku, dasar Eri itu jika sudah ada permen apel dia jadi super manis begitu, "Ayo keiji, kita ke tempat lainnya," ajak Eri kepada keiji yang sudah mendapatkan permen apel dan juga sepotong kue strawberry.
"Ibu dan ayah pergi mengikuti mereka dulu ya Izuku, jaga dirimu di sini, dan kembalian nya simpan saja," inko kemudian langsung mengikuti kedua anak kecil yang sudah jauh di depannya, di ikuti dengan Hisashi yang masih mengelus kepalanya, sakit.
Setelah kedua orang tuanya menjauh Izuku menenggelamkan wajahnya di meja dekat penyimpanan uang, "Tuan dan Nyonya Midoriya memang berbeda ya," kekeh pelan Rikkido membuat Izuku ikut tertawa kecil, "Memang. Tapi mereka juga yang membesarkan ku sampai seperti ini,"
***
"Sudahlah Katsuki, jangan memukuli nya terus!" Kyoka coba menenangkan katsuki yang sedari tadi tidak berhenti memukul kepala Shoto.
Dengus kesal terdengar dari pria berambut jabrik itu, "kau tidak tau apa apa earphone! Orang ini berani beraninya dia mengatakan bahwa aku adalah anak haram ayah nya, orang ini perlu di kubur hidup-hidup!" Ujarnya tak berhenti memukul kepala Shoto yang hanya pasrah, seperti ini adalah hal biasa baginya.
"Aku tidak bohong, kau memiliki sifat yang sama dengan ayahku!" Ucapan Shoto itu semakin membuat katsuki ingin membanting nya dan sebelum hal tersebut benar benar terjadi Eijiro langsung menahan katsuki, memisahkannya dari Shoto,"Iidabro! bawa Todobro menjauh dari sini!" Perintahnya yang langsung di angguki oleh Tenya.
Tenya langsung menarik shoto yang masih dalam keadaan berargumen dengan Katsuki dan membenarkan apa yang ia sampaikan, "percayalah padaku! Kita saudara jauh yang terpisahkan!" Ujar Shoto tak mau berhenti, dia sampai terduduk karena tidak ingin di tarik menjauh dari kakak nya, "lepaskan aku Tenya! Apa kau ingin memisahkan kakak dan adik yang Sudah terpisah selama bertahun-tahun? Lepaskan aku! Apa kau tidak kasihan pada ku? Aku baru saja menemukan saudaraku! Aku baru menemukan nya!" Shoto memelas sementara Tenya hanya bisa ber tabah, apa salahnya hingga dia di anugrahi teman seperti ini? Pantas saja Aizawa-sensei sangat lelah menghadapi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can This Be Just You And Me ✔️
FanficAku hanya ingin kau tahu bahwa kau sangat berharga buatku, aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sangat menginginkan mu menjadi milikku, aku ingin kau tahu bahwa aku bisa pantas kau panggil sebagai kekasih mu, tidakkah kau mengerti tentang ku yang sang...