BRAK!
Rahma tersentak kaget saat mendengar gebrakan pintu dari kamar milik Arga. Tadi putra nya itu memang sempat melwatinya saat pulang lebih awal dari sekolah dengan kondisi seperti sedang marah. Arga tak sama sekali menyapa nya atau menjawab pertanyaan dari Rahma. Cowok itu dengan penuh amarah pergi begitu saja masuk ke dalam kamar milik nya.
Wanita paruh baya itu menghentikkan kegiatan nya yang sedang menyiapkan makanan bersama dengan para pelayan. Dia segera naik ke atas untuk melihat apa yang terjadi dengan Arga.
Di dalam kamar, Arga mengobrak abrik seluruh barang yang ada disana. Melempar dan memecahkan barang barang itu ke lantai dengan penuh amarah. Bak kesetanan Arga menghancurkan seluruh benda di dalam kamar milik nya tanpa sedikitpun tersisa.
Prang!
Brak!
"Sialan!"
Prang!"
Prang!
"Argghh anjng!" Cowok itu mengangkat guci berukuran besar yang menjadi penghias kamar nya. Tidak peduli dengan kondisi kamar nya yang sudah berantakkan, dia kembali melempar guci itu secara kasar ke lantai.
"Bajingan!"
PRANG!
Berbarengan dengan itu Arga meluruhkan tubuh nya ke lantai. Nafas nya begitu memburu, tatapan nya begitu menajam menusuk, tangan nya yang terkepal kuat, urat urat nya pun terlihat seperti akan terputus. Tidak merasakan sakit di bagian kaki nya sekalipun karena cowok itu berjongkok di atas pecahan pecahan kaca yang berserakan di sana.
Rahma baru saja sampai di depan pintu kamar milik Arga. Wanita itu mencoba membuka pintu kamar nya namun tidak bisa karena terkunci.
"Arga, sayang kamu kenapa nak?"
"Buka pintu nya ga, ini mamah"
Rahma sudah terlihat begitu panik dan khawatir apa lagi setelah mendengar gebrakan dan pecahan pecahan barang jatuh di kamar putra nya.
Tok tok tok!
"Arga buka pintu nya ini mamah sayang, kamu kenapa" Rahma mencoba untuk membuka kembali pintu nya namun tetap saja tidak bisa.
Arga yang tak mengindahkan teriakan Rahma yang begitu khawatir dari depan pintu kamar milik nya, kini cowok itu kembali berdiri. Sekarang dia tengah menatap dirinya di cermin. Begitu berantakan kondisi Arga saat ini. Seragam sekolah yang sudah tak karuan, rambut yang sudah acak acak an dan darah yang keluar dari kaki cowok itu.
Tidak peduli sama sekali dengan kondisinya, Arga dengan sengaja melangkahkan kakinya itu di atas pecahan kaca. Menghampiri cermin itu dengan perlahan tanpa meringis kesakitan di bagian kaki nya. Tangan nya meraih satu gelas yang berukuran sedang di atas meja. Dia menatap gelas itu sebentar, lalu mengalihkan netranya pada cermin di hadapan nya.
Netra nya begitu lekat menatap cermin itu, dan tangan nya yang mencekal kuat gelas yang sedang di pegang nya. Dengan penuh kesadaran Arga melempar gelas itu ke arah kaca dengan sekali hentakan.
PRANG!
"Arga!" Pekik Rahma. Seketika wanita itu menutup kedua mulut nya, tersentak kaget mendengar pecahan kaca itu lagi di dalam kamar putranya.
"Arga apa yang kamu lakukan nak, buka pintu nya!" Teriak Rahma.
"Arga buka sayang mamah mohon"
Dor dor dor!
Rahma menggedor pintu nya beberapa kali, wanita itu sudah terlihat benar benar takut. Tak kunjung di buka oleh Arga, Rahma segera turun ke bawah untuk memanggil seorang penjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Mantan✔
ספרות נוערSatu tahun tidak saling bertanya, membuat Arga tidak bisa menahan rasa rindunya pada Elma. Elma Tiana. Gadis kalem yang mampu membuat Arga luluh akan cintanya. Arga yang datar, pendiam, tidak banyak bicara, bahkan akan kejam bila di usik, akan menja...