Hai semua🤗Afa comeback ni kawan✌️
Ada yang kangen?
Nungguin lama ya? Wkwk
Langsung aja deh, cuss vomment yang banyak kawan😊
|Happy reading|
•••
Jeledderrr
Fernan mondar-mandir di ruang tamu dengan menatap gelisah pintu utama. Di luar hujan tengah turun dengan lebatnya, akan tetapi anak gadisnya belum juga pulang ke rumah.
Ia memilih untuk duduk di sofa tamu dan berkutat pada layar laptopnya agar teralihkan dari rasa khawatir.
"Ayah." Seorang gadis dengan seragam basah kuyup berdiri menatap kosong sang Ayah di tengah pintu masuk.
Fernan terkejut melihat penampilan sang putri yang terlihat kacau, namun segera mengembalikan raut wajahnya.
"Dari mana? Kamu suka sekali buat orang tua khawatir, cepat ganti baju," omel Fernan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
"Pah kenapa cinta itu menyakitkan?"
Fernan yang tadinya fokus pada kerjaannya, kini sedikit terusik dengan pertanyaan Aluka.
"Kenapa Tuhan nyiptain rasa cinta jika cuma buat nyakitin? Kenapa Tuhan cuma kasih Aluka rasa cinta yang nggak ada balasnya?"
Fernan mendongak menatap lekat Aluka. "Kamu kenapa?"
"Aluka sakit Pah, Aluka capek," lirih gadis itu dengan pandangan kosong.
Fernan yang merasa bahwa Aluka tidak sedang baik-baik saja memilih untuk mendekatinya. "Siapa yang nyakitin kamu Aluka?"
"Tolong kasih tahu Aluka gimana rasanya dicintai dengan tulus. Dicintai tanpa harus tersakiti, dicintai tanpa kepalsuan, dicintai karena memang diharapkan di dunia ini," paraunya dengan nada serak seperti menahan sesuatu.
Fernan menepuk bahu Aluka. "Kamu ngomong apa?"
Aluka menatap Fernan penuh luka dan hancur. "Kenapa harus Aluka? Kenapa cuma aku yang harus merasakan ini semua? Kenapa Luna bisa bahagia sama Papa dan Mama sedang Aluka enggak?! Kenapa Kakek dan Nenek sayang Luna tapi nggak sama aku?! Kenapa Luna bisa dapetin cinta sedang aku enggak?!"
Fernan diam seribu bahasa, berusaha mencerna setiap tuntutan dari putri semata wayangnya.
"Kenapa Ganta cintanya sama Luna? Kenapa nggak sama aku? Apa aku kurang cantik? Apa kurang pinter?" Aluka menggeleng keras. "Kenapa cinta aku harus berakhir kayak Papa?"
"Cinta itu memang menyakitkan Aluka, tapi cinta itu bisa menjadi sangat membahagiakan," terawang Fernan yang sudah mulai mengerti bahwa anak gadisnya tengah patah hati.
"Nggak, cinta nggak pernah ngasih kebahagiaan! Cinta itu cuma ngasih penderitaan, sama kayak yang Papa alamin," sergah Aluka cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluka (Proses Penerbitan)
Novela Juvenil"Ma, Aluka sakit. Boleh aku tidur sama mama?" "Pergi! Kamu di rumah papamu saja!" ··· "Aluka buatin makanan kesukaan papa." "Bisa kamu pergi dari hadapan saya?!" ··· Aluka Alkenzia. Gadis dengan seluruh luka yang dirasa namun tetap menabur kasih unt...