20. "Masalah Aja Teros."

426 52 44
                                    

Netherlands terdiam, seperti ada yang memanggilnya tadi. Dia melihat sekeliling, tidak ada siapa-siapa. Indonesia sedang di kamarnya, lagipula suaranya tidak seberat itu.

"Hh, mungkin hanya perasaanku saja."

Neth mengabaikannya, tapi semakin lama suara itu semakin menganggu. Dia pun berdiri, melihat sinis sekelilingnya.

"Keluar kau-"

Ucapannya terpotong, tiba-tiba ada sesosok mirip dirinya di hadapannya. Bedanya warna atasnya bukan merah melainkan orange. Dia tersenyum lalu mendekat. Kaki Neth langsung melangkah mundur dengan perlahan.

"Siapa kau?"

"Apakah kau lupa? Aku ini ayahmu, Holland."

Neth tersentak, "Dipikir-pikir dia mirip dengan....





































...Dutch Republic."

Dia menatap Neth lembut, air mata berwarna hitam pekat -kiri- dan darah -kanan- nya berjatuhan. Neth tidak terkejut, karena dia seharusnya sudah mati.

"Mau apa kau ke sini?"

Dutch Republic mengusap air matanya sebelum berbicara, "Holla-maksudku Netherlands, aku ingin kau melakukan satu hal-"

Neth dengan refleks mendelik dan mengepalkan kuat tangannya, ayahnya pun terdiam. Dia udah mati masih saja ada permintaan, apalagi kalau dia masih hidup sampai sekarang. Mana mintanya kayak ga ada dosa lagi.

"Aku mohon nak...ini permintaan terakhirku sebelum aku kembali ke sana. Lagipula ini demi keberlangsungan hidupmu."

Neth menghela nafas, "Apa yang ingin kau minta?"

Dutch Republic menyeringai, perasaan Neth semakin tidak enak. Air matanya tadi air mata buaya.

"Tolong bunuh dia...sebelum dia membunuhmu."

"Siapa dia?"

"Nusantara..."

Neth yang mengetahui hal itu malah tersenyum, "Kau ini bodo? Oh iya aku lupa kau sudah mati. Aku sudah tau dari awal, memang akan terlihat seperti dia membunuhku tapi itu pantas, itu hukuman bagiku."

"Kenapa? bukankah kau harus menghentikan itu, dengan membunuhnya terlebih dahulu?"

Neth menghela nafas, pria tua ini masih seperti dulu ternyata.

"Apa? Membunuhnya? Membunuh perasaannya atau mengambil nyawanya? Aku sudah terlalu banyak 'membunuh' kau tau."

"Anak ini memang..."

"Aku tak akan mengikuti jejakmu, aku akan menjadi diriku sendiri saat ini. Waktunya kau membebaskan anakmu ini dari tali-tali boneka itu."

Netherlands berjalan maju sedikit ke arah ayahnya, lalu mengarahkan pulpen kepalanya.

"Gocha, Tot ziens."

Ia langsung menusukkannya ke jantungnya. Dutch Republic hanya ternganga dalam diam, mendapati dirinya mulai menghilang.

"Kau akan menyesal."

"Aku tidak akan menyesal, sekarang dapatkan hukuman apa yang kau perbuat selama berada di dunia."

"Aku tidak akan membiarkan kau hidup tenang, Netherlands."

"Kita lihat saja nanti, siapa yang tidak akan tenang," balas Netherlands disertai seringaian.

Kelama-lamaaan Dutch Republic menghilang. Dia melihat sinis Netherlands, sedangkan Neth menatap puas ayahnya. Ini yang ia inginkan dari dulu, tapi dia baru berani berbuat sekarang.

Please, Help me...|| Countryhumans Netherlands x Indonesia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang