38. A Letter to You

1K 142 10
                                    

Rachel merutuki dirinya yang sangat bodoh karena menutupi perihal penyakitnya. Rachel sampai sekarang belum berani untuk sekedar menanyakan kabar Sunghoon lewat pesan.

Rachel seketika bergerak keluar kamar saat mendengar pintu apartment nya terbuka.

Gak mungkin Sunghoon kan. Pikirnya begitu

Dan benar saja, bukan Sunghoon yang baru saja masuk ke apartment nya, melainkan Jay.

"Sorry, gue lancang masuk ke apart lo soalnya Sunghoon gak ngasih nomer hp lo ke gue" Rachel hanya mengangguk kaku, sebenarnya dia bingung kenapa Jay tiba - tiba sudah ada didalam apartment nya dengan dua kantong besar yang dibawa nya.

"Sunghoon minta gue kesini" Ujar Jay seperti mengerti ekspresi wajah Rachel yang kebingungan.

"Dia belum bisa kesini bukan karena dia marah ke lo, tenang aja. Dia emang lagi banyak schedule karena lo tau sendiri kita mau konser. Ini gue juga cuma bentar karena abis ini gue ada latihan" Lanjut Jay yang membuat Rachel mengangguk paham.

"Ini semua Sunghoon yang suruh gue beli, katanya makanan kesukaan lo. Sunghoon bilang lo gausah keluar kalo ngga ada jadwal check up, jangan kecapekan" Hari Rachel menghangat, ternyata Sunghoon masih menaruh perhatian padanya.

"Makasih ya Jay" Pria itu hanya mengangguk

"Lo jangan khawatirin Sunghoon, dia bukan marah ke elo, tapi dia marah ke dirinya sendiri"

Rachel bergeming, tidak tau harus bersikap apa karena ucapan Jay

"Kemarin dia pulang ke dorm, dari awal masuk mukanya udah gak enak. Dan bener aja waktu Jake ngedeket, dia nangis"

"Nangis?" Jay mengangguk

"Dia itu khawatir sama lo Chel, dia marah juga karena dia gak bisa ngejaga lo dari awal. Dia marah karena dia baru tau selama ini lo berjuang sendirian" Rachel menunduk, rasa bersalah itu kembali menghantuinya

"Lo jangan pikirin yang macem - macem, Sunghoon itu sayang banget sama lo. Dia gak mungkin mau nunggu lo setelah bertahun - tahun kalian pisah dan gaada kabar"

"Lo juga harus semangat ya, gue yakin lo pasti sembuh"

"Makasih ya Jay"

Jay menepuk pelan pundak Rachel, "Jangan ngomong makasih terus, bosen gue dengernya"

"Btw Chel, besok lo ngga akan sendirian lagi disini"

"Maksudnya?"

"Udah nanti lo liat aja" Ujar Jay yang diakhiri dengan senyum tipis nya

"Gue pamit ya Chel, gak bisa lama - lama nih"

"Iya, hati - hati ya. Sampein maaf gue ke Sunghoon"

"Udah tenang aja, dia gak marah kok. Didalem sana ada surat, baca aja"

"Surat apa?"

"Gatau tadi Sunghoon buru - buru nulis suratnya. Baca aja ya"

"Yaudah deh, sekali lagi makasih ya"

"Yoo, gue pulang Chel"


-


Rachel membuka dua kantong besar yang dibawa Jay tadi. Isinya sesuai dengan yang Jay katakan tadi, makanan kesukaan Rachel. Tidak hanya itu, ada beberapa perlengkapan yang akan Rachel butuhkan.

Dan ada sebuah surat dengan amplop berwarna merah.

Rachel langsung mengambil surat itu, menyandarkan dirinya di sandaran kasur, membuat posisi senyaman mungkin sebelum membaca surat dari kekasihnya itu.

Dear, Rachel

Alay banget gak sih pake dear segala? hahaha.
Chel, maaf buat kejadian beberapa hari yang lalu. Aku gak maksud buat ninggalin kamu sendirian. Aku cuma belum bisa menerima karena aku terlalu ngerasa bersalah. Aku marah sama diri aku sendiri Chel.

Mungkin kamu heran kenapa Jay yang nganter ini kerumah kamu, maaf ya. Aku belum bisa kesana karena jadwal padet banget.

Chel, i really need your hugs right now.

Duh kok aku jadi alay sih.

Maaf chel suratnya jadi kemana mana.

Aku cuma mau bilang, aku gak marah sama kamu. Jangan mikirin yang macem - macem, fokus sama kesehatan kamu ya sayang.

Bibir Rachel seketika membentuk garis senyuman saat membaca kata 'sayang' yang ada di surat itu.

Aku udah disuruh latihan lagi nih Chel, bentar ya nanti aku lanjutin suratnya

Rachel terkekeh, "Kenapa harus ditulis juga sih hoon"

Huh baru selesai latihan nih hehe.

Capek juga ternyata Chel, kalo abis ini minta peluk kamu kayanya langsung ilang capeknya

"Modus dasar" Monolog Rachel

Kali ini aku mau ngomong serius ya Chel.
Aku gak bermaksud mau ngatur kamu, tapi ada baiknya kamu ngasih tau orang tua kamu ya. Mereka berhak tau soal kesehatan anaknya, kamu gak mau kan kalau orang tua kamu nanti nya akan ngerasain rasa bersalah kaya yang aku rasain?

Aku gak maksa kok Chel, kalau nyata nya kamu belum siap nggak apa apa.

Kamu juga harus tau kalau aku selalu disini buat kamu. Kamu bisa cerita kapanpun itu.

Pokoknya jangan terlalu dipikirin, aku yakin kamu kuat. Aku yakin banget Rachel nya aku bisa sembuh. Makanya itu kamu juga harus semangat ya sayang? Maaf kalau aku nggak ada disaat kamu butuh aku.

Nanti abis konser aku janji bakal nemenin kamu satu minggu penuh. Seneng gak? hehe.

"Seneng hoon, seneng banget"

Rachel nya aku kuat, Rachel nya aku hebat.

I love you more than anything.
Gausah dijawab karena aku udah tau kamu cinta sama aku hehehe.

Peluk jauh, Sunghoon.

Rachel mengusap air mata nya yang entah sejak kapan keluar tanpa izin. Surat pendek itu mampu memberi semangat bagi Rachel.

Rachel senang karena tau Sunghoon tidak menyimpan amarah kepadanya.

Tiba - tiba Rachel terpikir perkataan Sunghoon soal orang tua nya. Harus kah Rachel memberi tahu mereka?

Tapi Rachel takut, takut jika kedua orang tua nya khawatir dan tidak akan fokus pada pekerjaan mereka.

Rachel bersumpah akan sembuh, demi semua orang yang dia cintai.


"Bener kata Sunghoon, aku harus kasih tau mama papa"


[]

Update special di hari satu tahun terbentuknya enhypen!❤️

MY IDOL | Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang