Bevy keluar dari ruangan Mr. Leonard dengan muka tertekuk, Yocelyn dengan antusias menghampirinya untuk menanyakan apa yang terjadi di ruangan itu selama Bev dipanggil tadi.
"Tidak ada yang spesial, percayalah Lyn. Aku sungguh tidak ingin membicarakannya" bagaimana bisa Mr. Leonard menyuruhku untuk tidak meninggalkan Kevin di saat aku memiliki Kenric?
"Selama kau masih diperbolehkan untuk bekerja di sini, turuti saja syarat atasan gila itu, walaupun terakadang tidak jelas tapi gaji di sini sangat menjamin, Bev"
Tanpa menanggapi Yocelyn, Bev kembali ke mejanya. Mengirimi beberapa pesan pada Kenric, menunjukkan betapa ia merindukan pria yang sering hilang dan mucul seperti signal di dalam hidupnya itu, walau sampai hari ini juga semua pesan-pesan manis dari Bev tak kunjung juga dibalas oleh Kenric.
Malam hari Bev sudah kembali menginjakkan kakinya di apartemen huniannya, baru ia keluar dari lift saat sampai di lantai 3, entah kenapa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Kurva indah tercetak pada bibirnya menunjukkan senyum manis di malam Jumat. Iya, Bev melihat adanya bayang lampu yang dihidupkan dari balik pintu apartemen milik Kenric. Tentu hal itu bisa membuatnya senang bukan kepalang, Sabtu masih dua hari lagi mengingat besok baru Jumat, tapi Kenric sudah pulang? Ah, ia seperti istri yang begitu menantikan kepulangan suaminya jika seperti ini.
Dengan langkah tergesa Bevy segera menuju ke depan pintu apartemen Kenric dan memencet bell dengan tidak sabaran.
"Kenric! It's me!" Panggil Bevy saat pintu itu belum terbuka.
Bayang Bev pintu itu akan terbuka menunjukkan Kenric yang menyambutnya dengan senyum kotak khas pria itu lalu ia memeluk rindu pria yang masih tidak jelas statusnya di dalam hidup Bev ini. Tapi ternyata hal itu hanya angan.
"Hei" sambut Kenric terlihat berantakan.
Bev memerhatikan prianya dari atas sampai bawah, rambut yang kusut, wajah lebam dan ada perban kecil di pipinya, tentu jas sudah tidak terkancing, dan kemejanya sudah keluar tak lagi rapih.
"What's going on?" Tanya Bevy.
"Come in" perintah Kenric mempersilahkan Bevy masuk.
Bev mengedarkan pandangan ke ruang yang kini terlihat agak berantakan karena beberapa barang tergeletak sembarangan tak pada tempatnya.
Kenric mendudukkan dirinya di sofa dan Bevy mengikuti setelah menaruh tasnya di meja.
"Ken, are you alright?" Tangan Bev ditepis saat ingin menyentuh perban di wajah tampan lelakinya itu.
"Maaf, aku refleks" Kenric mengambil kaleng colanya dan pura-pura fokus dengan televisi yang menyala.
"Ken, what's wrong with you?" Bev merasa ada yang berubah dengan Kenric walau tidak tahu apa.
"Aku rasa keputusanmu waktu itu untuk menyuruhku tidak mengganggumu lagi adalah keputusan paling tepat hingga saat ini" Kenric menatap Bevy serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Next Door: 🤍 [Completed]
FanficVRENE Western Version. New York merupakan kota metropolitan di mana semua transaksi meliputi ekonomi, banyak terpusat di sana. Merupakan kota terpadat, terdepan, kota yang paling berpengaruh dari segala aspek seperti perdagangan, keuangan, media...