“Cantik gak?”
Koko mengangguk dengan senyum tipis melihat kekasihnya yang berbinar-binar setelah rambutnya selesai diwarnai.
“Banget.” imbuh Koko. Tangannya bergerak mengelus-elus surai pirang (Y/n).
Keduanya tengah berada di depan salon setelah selesai melakukan apa yang dimau Koko.
Mengecat rambut (Y/n) menjadi pirang.
Manik coklat kemerahan milik (Y/n) terlihat senang membuat Koko ikut merasakan apa yang dirasakan sang Gadis.
Netra (Y/n) menatap kekasihnya, “Aku jadi mirip Inupi.”
Air wajah Koko perlahan berubah.
Kok Inupi? Koko mengajak (Y/n) mengecat rambut 'kan agar terlihat seperti Akane!
“Ah, aku laper!”
Koko terkesiap. Sadarnya kembali ke bumi, “Ya?”
(Y/n) cemberut, “Aku laper, mau makan...”
“Mau makan dimana?”
(Y/n) menggidikkan bahunya, “Kamu mau dimana?”
“Di rumah.”
“Yaudah di rumah...” (Y/n) berusaha menyembunyikan kekecewaannya mendengar itu.
Padahal 'kan mau pamer (Y/n) itu pacarnya Koko.
Bruk!
“Ah, maaf.”
“Inupi?” (Y/n) mengerjap-ngerjap saat melihat seseorang yang menabrak punggungnya adalah Inupi.
Inupi menghela nafas lega, “Kukira siapa...”
Koko yang melihat itu Inupi disini memiringkan kepalanya, “Kau disini?”
Inupi mengangguk, “Aku hanya sedang jalan-jalan.”
Koko mengangguk-angguk, “Mau ikut bersama kami?”
Inupi berpikir sejenak. Dua sejoli ini 'kan sedang kencan, masa Inupi ganggu sih?
Pria itu hendak menggeleng tapi ucapan Koko menginterupsi.
“Kami tidak sedang kencan. Kau bisa ikut, Inupi.”
(Y/n) sontak menatap Koko dengan alis sedikit berkerut heran.
Gadis itu menunduk. Jadi, ini bukan kencan? Apa (Y/n) yang kegeeran?
Inupi tetap menggeleng, “Tidak, aku ingin pergi ke suatu tempat.”
(Y/n) kembali menatap Koko melihat bagaimana reaksi pria itu.
Seram.
Wajah Koko jadi datar.
(Y/n) menelan ludah kasar, “A-ah, Inupi, kau-”
“Jangan pendam perasaanmu, (Y/n).” lirih Inupi.
Inupi bukannya tidak tahu (Y/n) hanya dijadikan pelampiasan oleh Koko.
Cinta pertama Koko, Akane Sudah mati. Itu fakta yang tak bisa dihindarkan.
Goblog nya Koko, pria itu malah mencari wanita dengan ciri fisik yang sama dengan Akane.
Tidak menemukan yang seperti Akane, Koko nekat memacari (Y/n) yang notabene fangirl nya.
Kasih karma kek, biar mampus tu si Kadal.
Koko berdecak, “Ya, kalau begitu, sampai jumpa lagi, Inupi.” ia menarik tangan (Y/n) dengan kasar meninggalkan Inupi disana.
Cengkraman Koko tak melonggar membuat (Y/n) meringis.
Gini-gini Koko bisa ngeremukin cangkang biji karet dengan satu tangan.
“Masuk.” dingin Koko setelah ia membukakan pintu mobil untuk (Y/n).
(Y/n) menuruti perintah Koko. Ia duduk di jok samping kemudi dan pintu kembali ditutup oleh Koko.
Pria itu masuk ke mobil, di jok kemudi lalu menyalakan mesin.
Mobil dijalankan dan mulai keluar dari area basement.
“Koko, kamu marah?” (Y/n) bertanya takut-takut.
Koko hanya diam.
Mendapat respon yang tak meyakinkan, (Y/n) memainkan jarinya.
Lagipula, kemana panggilan Koji itu? Kita singkirkan itu dulu, Koko sedang marah.
“Aku cinta kamu...” lirih (Y/n).
Koko hanya berdehem tak mau menjawab lebih.
“Kamu cinta gak sama aku?”
“Aku cinta kamu kalau kamu Akane.”
-- ര ----- ര --
Typo? Cakap lah
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈'𝐌 𝐍𝐎𝐓 𝐇𝐄𝐑
Fanfiction-ˋˏ [Kokonoi Hajime] ˎˊ- ━─━──── • ────━─━ Ketika Miyauchi (Y/n) percaya sang Kekasih tidak menganggap nya sebagai dirinya sendiri melainkan gadis yang menjadi cinta pertamanya dulu. Ini tentang (Y/n), Koko, dan hati pria itu yang tak pernah bi...