Iya atau Tidak?

7.1K 404 7
                                    

"Saya boleh pulang?" Tanya Thea kepada Adnan yang masih sibuk didepan laptopnya. Thea sudah merasa kenyang, dia ingin pulang.

Adnan tidak merespon pertanyaan Thea. Bahkan menolehpun tidak.
Adnan seperti berada di dimensi yang berbeda dengan Thea.

"Haloo apakah saya masih bersama manusia disini!?" Thea mengeraskan suaranya, Dia merasa kesal karena Adnan sama sekali tidak merespon dirinya.

Adnan hanya melirik ke arah Thea. Tidak menjawab hanya menggelengkan kepalanya.

Thea sudah paham, Itu artinya dia belum boleh pulang. Dia harus bertahan disini sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.

Thea memainkan handphonenya, membuka semua sosial media yang dia punya, tetapi dia tetap saja merasa bosan.

Setelah menunggu beberapa menit, Adnan pun bangkit dari duduknya, merapikan dan meletakaan laptopnya di tempat semula.

Adnan menghampiri Thea yang sedang duduk bersandar di tempat tidur.

"Mau pulang?" Adnan menanyakan hal yang sedari tadi diminta oleh Thea.

Thea hanya mengangguk, Thea sudah sangat lelah menghadapi Adnan. Menjawabpun rasanya percuma.

"Mau pacaran dengan saya?" Adnan memegang tangan kiri Thea dengan melemparkan senyum simpul kearah Thea.

Thea membulatkan matanya, Apalagi kali ini? Permainan apa lagi yang akan dimainkan Adnan? Apa masih kurang hari ini?

"Tidak" Thea menjawab dengan pasti tanpa ragu, tetapi dia tidak mencoba melepaskan tangan Adnan dari tangannya.

Adnan hanya tersenyum, Adnan mengelus lembut tangan Thea. Memberikan sentuhan demi sentuhan lembut disekitar jemari Thea.

"Ini sekarang menjadi bagian favorit saya" Ucap Adnan sembari menggenggam tangan Thea.

Tak bisa dipungkiri, Thea merasa ada hawa bahagia didalam dirinya, tetapi dia coba menolak itu.

" ini efek kekenyangan" Batin Thea meyakinkan dirinya, agar tidak terjebak di dalam rayuan gombal iblis mesum ini.

"ayo pulang" Adnan melepas genggamannya dan bangkit dari duduknya.

Thea pun mengekor dibelakang Adnan. sesampainya di depan rumah.
Adnan memberikan Thea sebuah pulpen.

"Pakai ini" Memasukannya kedalam kantong baju Thea.

"Untuk?" Tanya Thea bingung, untuk apa dia diberikan pulpen, bahkan dirumahnya banyak pulpen yang tidak terpakai.

"Untuk menulis cerita tentang kita"

Thea membulatkan matanya lagi, apa-apaan laki laki dewasa ini? mencari jalan aman, Thea hanya mengangguk saja. daripada dia tidak kunjung pulang.

"Hati-hati" Adnan memperingatkan Thea, Adnan membenarkan posisi helm Thea yang dirasa terlalu miring.

"Ini helm kamu, atau isi kepala kamu yang miring" Tanya Adnan tanpa merasa bersalah.

" Isi kepala saya" Thea menjauhkan tangan Adnan dari helmnya.

Thea pun pulang, sepanjang jalan Thea hanya menyesali, kenapa dia tidak menanyakan "kejadian" apa yang terjadi sehingga membuat dia terbangun di tempat tidur Adnan?

Apakah terjadi sesuatu? Tetapi Thea tidak merasakan apa-apa, Apakah Thea di bius oleh Adnan?
Apakah semua sudah direncanakan Adnan?.

Banyak pertanyaan dikepalanya membuatnya pusing. Dia tidak bisa jika terlalu banyak pertanyaan masuk kedalam kepalanya. rasanya ingin pecah.

My Annoying Lecturer ( SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang