1-NAYYARA 🌼

270 171 159
                                    

"Sedang berharap semua ini gak akan jadi sia-sia." -Nayyara

Assalamualaikum all, ini cerita pertama aku. Aku harap kalian suka.

Jangan lupa komen di setiap paragraf.

Happy reading ♥️

🌼🌼🌼


"Lo dapat bunga lagi?" tanya Agam lalu mendudukkan bokong nya di bangku sebelah kanan Sagara. Sagara hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan.

"Buset dah, gak bosan lo di kirimin bunga terus? Mana lo gak tau lagi orangnya yang mana." Agam menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir. Pasalnya bukan hanya sekali dua kali Sagara mendapatkan kiriman bunga dari seseorang yang gak diketahui seperti ini. Sagara sudah mendapatkan 60 bunga daisy dan dikirim sehari sekali oleh gadis itu.

Sagara memutar bola matanya malas. Tangannya terulur untuk membuka surat yang diselipkan di tangkai bunga itu.

Ini adalah bunga yang ke-60 dan surat yang ke-60 juga, tapi entah kenapa setiap membaca surat itu senyum di bibirnya tidak pernah luntur sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah bunga yang ke-60 dan surat yang ke-60 juga, tapi entah kenapa setiap membaca surat itu senyum di bibirnya tidak pernah luntur sedikit pun. Setiap kata yang tersirat di kertas itu terdapat makna yang mampu membuatnya merasah senang.

"Kenapa lo senyum-senyum? Kerasukan reog lo?" heran Agam melihat Sagara yang terus tersenyum.

Sagara menetralkan wajahnya. "Kepo lo kaya Dora," balas Sagara sinis.

Merasa tak terima Agam merampas kertas yang ada ditangan Sagara. Ia juga penasaran apa yang di tulis gadis itu sehingga membuat Sagara seperti kerasukan reog. "Anjing! Balikin gak? Agam bangsat," umpat Sagara berusaha merampas kertas itu.

"Lo diam dulu, gue mau baca. Aelah pelit amat lo," ucap Agam berusaha untuk membaca kertas yang ada ditangannya. Dengan gerakan cepat, Sagara merampas dan memasukan kertas itu kedalam saku bajunya.

"Ini bukan urusan lo." Sagara mengambil bunga yang ada di atas mejanya dan memasukannya kembali kedalam laci mejanya. "Lumayan buat cewek gue," monolognya.

"Lo mau kasi cewek lo? Wah tega sih lo. Setidaknya lo hargai pemberian orang," peringat Agam. Se brengsek-brengseknya Agam ia pasti akan menjaga barang pemberian orang dengan sangat baik. Karena menurutnya, itu bentuk cara menghargai seseorang dengan sederhana namun bermakna tersendiri bagi pemberinya.

"Kenapa emangnya? Gue juga gak tau siapa yang sudah ngasih bunga ini ke gue. Cewek gue pasti senang saat gue kasi bunga ini ke dia," jawab Sagara santai. Jujur ia juga tidak peduli dengan siapa yang telah memberinya bunga disetiap harinya. Mengetahui hal yang gak ada gunanya sama saja buang-buang waktu berharga nya.

🌼🌼🌼

"LARI BELENG LARI. ANJING TUH ANJING GAK MAU BERHENTI NGEJAR, BANGSAT." Suara Nayyara yang begitu nyaring membuat para siswa menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

Seketika para siswa juga ikut-ikutan lari karena melihat beberapa anjing memasuki wilayah sekolah. Di samping itu Selvy dan Afni tak kalah paniknya, pasalnya anjing yang kejar mereka sedari tadi terlihat sangat brutal. Mereka bertiga berlari dengan kecepatan tinggi dan menabrak beberapa siswa yang ikut-ikutan berlari karena anjing itu.

"HAHAHAH, ANJING BANGSAT," umpat Selvy dengan gelak tawa yang sedari tadi tidak berhenti.

Mereka bertiga mulai memasuki ruang kelas, Selvy dan Afni langsung berlari menaiki meja guru dengan kalang kabut. Sedangkan Nayyara terus berlari ke arah Sagara meminta pertolongan. Sagara yang menyadari hal itu langsung menarik tangan Nayyara dan di sembunyikannya tubuh Nayyara dibalik tubuh tegap nya. Agam hanya menatap mereka bertiga dengan tatapan bertanya-tanya apalgi anjing yang sedari tadi tidak berhenti menggonggong.

"Lah-lah anjing, ko bisa ada anjing sih disini?" tanyanya tak kalah panik. Ia mengambil sapu dan berusaha untuk membantu Sagara mengusir anjing itu.

Karena merasa terancam, anjing itu pergi meninggalkan kelas XI MIPA 2. Para penghuni kelas bernafas lega, terutama ketiga biang kerok yang menyebabkan anjing itu memasuki lingkungan sekolah. Sudah di pastikan sebentar lagi guru kesayangan mereka datang menjemputnya untuk dimintai keterangan.

"Lo kenapa bisa dikejar anjing?" tanya Sagara ke pada Nayyara

Serli melirik ke arah Sagara sekilas, lalu mengatur pernafasannya. Ia terlihat sangat ngos-ngosan akibat ulah anjing itu. "Nih, minum dulu." Sagara menyodorkan Aqua ke pada Nayyara dan diterima Nayyara dengan cepat.

"Makasih," ucapnya meletakkan botol Aqua itu di atas meja Sagara.

"Demi Allah gue capek bangat," keluhnya.

"Yaiyalah capek anjing, siapa coba yang gak capek dikejar anjing. Mana anjingnya brutal lagi," timpal Agam.

Agam menatap ketiga gadis dihadapannya itu dengan penuh intimidasi. "Coba lo pada ceritain kejadiannya, itu gimana bisa begitu?" tanya nya terheran-heran.

"Jadi gini. Selvy sama Afni habis beli petasan disko terus mereka cobanya dekat anjing itu, eh tau-tau petasannya meledak. DUARRR," jawab Nayyara menceritakan alasan mereka di kejar anjing itu.

"Nah jadilah kami dikejar anjing-anjing biadap itu. Terus pak satpam yang biasanya ngejaga malah gak ada, alhasil anjing nya ngejar sampai sini," ucap Afni melanjutkan.

Agam menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir . "Wah, parah. Kalau gue jadi anjingnya udah gue makan lo bertiga."

"Alahhh asu, bukannya lo juga salah satu bagian dari anjing-anjing tadi?" timpal Selvy sembari meminum Aqua yang tadi di minum oleh Rada.

"Astaghfirullah. Mulut lo emang kurang ajar sama orang tua." Agam mengelus-elus dadanya sabar.

Sagara memutar bola matanya malas, dia heran kenapa ia bisa bertemu dengan teman yang sikapnya random seperti ini. "Kenapa kalian gak ledakan petasannya di ruang guru? Itu lebih seru sih," saran Sagara yang langsung mendapatkan tatapan dari ke-empat temannya.

"Beda memang kalau setan yang telah bersabda, lebih sesat dari yang dibayangkan." Afni menatap kearah Sagara tak habis pikir. Bisa-bisanya pria itu berfikir seperti itu. Ia akan lebih memilih di kejar anjing dari pada harus di kejar dengan guru bk. Bisa-bisa para guru ogah-ogahan memberikannya nilai.

"Capek gue, mau ngadem." Nayyara bangkit lalu berjalan ke arah Ac dan mengambil remot Ac yang terletak diatas meja guru untuk menyalakan Ac itu.

Nayyara memejamkan matanya, dan mengingat perhatian kecil yang baru saja diberikan oleh Sagara kepadanya. Oke, katakanlah sekarang ia baperan. Tapi bagaimanapun juga itu tidak dapat mengendalikan perasaannya untuk saat ini. Bahkan saat Sagara bergerak saja dapat membuat Serli salting tak tertolong. "Aku menyukai semua hal tentang mu." batinnya.

🌼🌼🌼

Hayyy apa kabar?

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen yahh...

Terimakasih.

NAYYARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang