43. Dua baby

4.6K 325 0
                                    

"ap-pa kamu bilang?"tanya Fitri tidak percaya.
Fitri sudah bisa menghilangkan Ibra dari hatinya, dengan hadirnya dosen baru dikampusnya, tapi ternyata dia juga harus melupakan sang dosen yang sudah mengisi hatinya.

Sebenernya Aina ingin membantu Fitri untuk dekat dengan kakaknya, tapi sang kakak itu seperti tidak bisa tersentuh orang, sangat dingin dan cuek.

"Iya kak Azam mengkhitbah teman kerjanya disana"kata Aina.

"Maafin aku fit, aku gak bisa bantu kamu buat deketin sama kak Azam, selain kak Azam itu dingin dan cuek dia tidak mungkin mau pacaran, dia ingin langsung menikah"kata Aina menatap sang sahabat.

Fitri tersenyum mendengar perkataan sang sahabat. "Gak papa kok ini bukan salah kamu juga"jawab Fitri berusaha tetap tersenyum dihadapan sang sahabat.

"Udahlah emang belum waktunya kali, aku juga masih kuliah kan masih banyak mimpi untuk aku gapai"sambung Fitri melihat sang sahabat.

"Semoga kamu bisa dapetin yang lebih baik dari kak Azam ya fit"kata Aina.

"Ya semoga saja"ucap Fitri tersenyum memperlihatkan gigi putihnya.

"Fit aku gak bisa lama-lama nih. Aku harus pulang takut nanti suami aku udah pulang"kata Aina.

"Yaudah, mau aku anterin gak?"tawar Fitri.

"Ga usah, lagian juga deket sama pesantren"kata Aina berdiri dari duduknya.

"Assalamualaikum"kata Aina.

"Waalaikumsalam"jawab Fitri yang memperhatikan sang sahabat pergi menjauh, satu tetes air mata jatuh dari matanya.

"Sakit banget sih, cinta bertepuk sebelah tangan"kata Fitri menghapus air matanya.

Aina berjalan dengan santay menuju pesantren, saat berjalan dia melihat ada banyak penjual makanan. Melihat itu dia menjadi sangat lapar.

"Pak pesan sate ayamnya satu porsi makan sini jangan pedes"ucap Aina pada penjual sate.

"Siap di tunggu sebentar ya neng"jawab penjual sate tersebut.

Selesai menyantap sate pesananya dia bergegas untuk pulang kerumah, takut-takut Azka sudah pulang dari kantor.

"Assalamualaikum"ucap Aina membuka pintu rumah.

"Waalaikumsalam, kok baru pulang?"tanya Azka.

"Heheh"Aina tertawa melihat sang suami.

"Kenap ketawa?jawab kemana aja tadi?"tanya Azka lagi.

"Sebenernya udah pulang dari tadi, tapi aku leper jadi aku beli sate ayam dulu deh, banyak yang beli sate ayamnya jadi lama"jelas Aina.

"Mas khawatir sama kamu, mas telfon kok gak diangkat?"tanya Azka.

Dengan cepat die membuka ponselnya dan benar saja ada lebih dari lima panggilan dari sumainya.

"Gak kedengeran kalau mas telfon, heheh"jawab Aina.

"Sayang kamu dari mana aja?"tanya Syifa meilhat sang menantu dan sang anak diruang tamu.

"Beli sate ayam Bun"jawab Azka.

"Iya bun, Aina laper pas mau pulang tadi jadi Aina mampir dulu deh beli sate ayam"jelas Aina pada Syifa.

"Sekarang kamu bersih-bersih dulu"kata Syifa.

Aina sudah mulai cuti kuliah, prediksi dokter Aina akan melahirkan dua minggu lagi. Setiap pagi Aina dan Azka akan berjalan pagi bersama.

"Mas ayo cepet"teriak Aina pada sang suami.

"Iya sebentar sayang"kata Azka keluar dari kamar mandi.

Mereka berjalan mengelilingi area pesantren.

Gus Imamku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang