29. Kejutan

54 13 1
                                    

Hari ini Javier pulang dari Semarang, Yasmina sudah siap sejak pagi. Liliana melarang Yasmina ikut ke bandara menjemput Javier jadi mau tidak mau Yasmina menunggu di rumah Javier nanti. Tidak ada kado spesial yang Yasmina siapkan, dia hanya membawa pancake durian kesukaan Javier dan sebuah kamera keluaran terbaru. Pancake durian dia buat bersama Liliana kemarin malam dan kalau kamera, Yasmina memang sudah lama ingin memberi Javier kamera karena cowok itu suka sekali fotografi.

Ulang tahun Javier masih tahun depan, Yasmina takut usianya tidak sampai tahun depan saat Javier ulang tahun. Berhubung Javier baru selesai lomba dan meriah juara pertama tingkat nasional jadi Yasmina punya alasan untuk memberinya hadiah. Yasmina membeli kamera itu dengan uangnya sendiri, Yasmina punya tabungan lumayan jadi dia tidak perlu meminta uang tambahan pada Johan atau Liliana untuk membeli kamera tersebut.

"Udah siap?" Ayu datang menghampiri Yasmina yang sedang menunggu Ayu sejak tadi di ruang tamu. Yasmina tersenyum lalu mengangguk pada sang kakak.

Pukul sepuluh Yasmina dan Ayu berangkat ke rumah Javier. Pesawat Javier dijadwalkan sampai di Jakarta pukul sebelas, masih ada waktu satu jam sebenarnya namun Yasmina memilih ke rumah Javier lebih awal. Yasmina juga sudah rindu pada Sekar.

"Mau mampir dulu ke suatu tempat apa langsung ke rumah Javier?" Tanya Ayu saat mobil Ayu sudah berada di jalan raya.

"Lang-sung aja, Kak! Udah nggak... mau beli apa-apa... lagi," jawab Yasmina.

Ayu merasa sedikit lega karena satu minggu terakhir ini Yasmina tidak menunjukkan kalau dia sedih atau ingin menyerah, tapi memang masih susah kalau diajak ke rumah sakit. Sejak pulang ke rumah, Yasmina sudah tidak pernah menjalani terapi lagi. Yasmina bahkan beberapa kali ikut bersenandung mengikuti irama lagu yang Ayu putar, Ayu tersenyum melihatnya.

Dua puluh menit perjalanan mereka habiskan dengan bersenandung ria mengikuti irama lagu, kebetulan saat Ayu tiba, Titan berada di depan rumah sehingga langsung membukakan gerbang untuk mereka. Sepertinya Titan juga baru saja sampai menjemput Nana. Titan membantu Ayu menurunkan kursi roda Yasmina dari bagasi, Titan juga mengangkat Yasmina untuk di dudukkan pada kursi roda.

"Makin cantik aja sih calon adik ipar!" Puji Titan yang membuat Yasmina tertawa mendengarnya.

"Kira-kira... kalo kak... Nana denger... marah nggak ya?" Goda Yasmina.

"Kenapa marah kan sama adik ipar sendiri!"

Mereka lalu tertawa. Titan dan Yasmina sedang menunggu Ayu memasukkan mobilnya ke dalam garasi agar Javier tidak curiga nanti. Untung saja garasi milik keluarga Titan luas jadi muat untuk tiga mobil. Setelah Ayu datang barulah mereka masuk ke dalam rumah, Nana sudah menunggu di ruang tengah bersama Sekar saat ketiganya masuk.

"Eh, udah dateng! Sini, Sayang! Tante kangen banget sama kamu!" Sekar menyambut Yasmina dengan pelukan.

"Yasmina juga... kangen sama... tante!"

Nana sedikit terkejut mendengar Yasmina bicara pasalnya terakhir kali dia menjenguk Yasmina di rumah sakit, bicara Yasmina masih normal. Nana langsung menatap Ayu dan Titan bergantian, seolah mengerti arti tatapan Nana, Ayu menghampiri Nana dan mengatakan kalau Yasmina baik-baik saja.

"Tante, ini ada pancake durian kesukaan Javier! Yasmina sendiri yang buat sama bunda semalem." Ayu menyodorkan tiga buah kotak kardus pada Sekar.

"Wah, makasih ya, Sayang! Harusnya kamu nggak usah repot-repot bikin pancake segala! Nanti biar tante aja yang bikin kalo Javier pengen," Sekar menerima pancake itu dengan senang.

"Kalo gitu, kak Titan sama kak Nana berangkat jemput Javier dulu ya! Yu, gue tinggal dulu ya! Ma, Titan berangkat ya!" Pamit Titan.

"Iya, hati-hati! Jangan ngebut, Kak!" Sekar ikut ke depan untuk mengantar Titan dan Nana berangkat menjemput Javier di bandara.

Ataksia 《Selesai》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang