Assalamu alaikum Dear...
Happy Reading!!.
***
Sudah seminggu kejadian yang membuat rumah sakit jiwa, tempat Zakila tinggal sekarang di buat gempar, apalagi kalau bukan oleh ulahnya sendiri.
Membuatnya sering tertawa tawa setan, mengingat wajah frustasi dan malu Ibu dan Adik Tirinya itu, Ibu Emma juga telah menceritakan semuanya bagai mana wajah Adik dan Ibu Tirinya itu keluar dari rumah sakit.
Ibu Emma kaget luar biasa, saat mendengar pasyennya di ruangan khusus itu histeris dan menjambak rambut Ibunya sendiri, memang di sini tidak banyak mengetahui tentang Zakila, karna identitasnya sangat lah di rahasiakan, kecuali Dokter dan perawat senior yang di tugaskan menangani Zakila, dari awal Zakila masuk rumah sakit, mereka pun sangat sangat menjaga rahasia itu.
Keesok harinnya Zakila menceritakan apa yang dia alami dan memberikan alat perekam yang beberapa waktu lalu yang dia minta di belikan, Ibu kepalah itu sangat kaget, orang yang notabenenya adalah mantan suami sahabatnya, nikahi ini, bukan orang biasa pisikopat yang gila harta!, karna bukan Asmi saja yang menjadi korban.
Walaupun dia sedikit legah mengetahui perbuatan Zakila kemarin hanyalah luapan emosinya saja, tapi mengingat kedua orang yang dia sayangi terancam nyawanya, membuatnya sangat khawatir, dia berjanji akan memberitahukan semuah ini pada Asmi.
"Ehmm..", deheman dari pintu menyadarkan Zakila dari lamunannya.
"Tidak boleh senyam senyum sendiri, nanti kesambet setan loh..", tambah Ibu Emma, masuk kekamar Zakila, duduk tepat di sampingnya.
"Eh Mama', ada apa Ma'?", tanya Zakila pada Ibu Emma.
"Tidak Mama rindu, kenapa di kamar terus?, tidak bosan?", tanya Ibu Emma mengelus elus Punggung Zakila penuh sayang.
"Ini ngerjain tugas dari Dosen, rencananya Zakila hanya ingin menyelesaikan kuliah Zakila dalam tempo dua tahun, makanya harus lari maraton, hehe...", jelas Zakila di akhiri kekehan olehnya.
"Jangan terlalu di paksakan..", kata Ibu Emma penuh kasih sayang pada Zakila.
"Tidak di paksakan kok Mama..", jawab Zakila menekan kata Mama, menandakan dia baik baik saja.
"Baik lah, Mama mengerti, bagai mana kalau kita sholat berjamaah di Mushola di bawah", usul Ibu Emma, mengingat, sebentar lagi akan masuk waktu Magrib, yang di angguku penuh semangat oleh Zakila, karna baru kali ini dia, sholat berjamaah di Mushola rumah sakit, biasannya dia sholat hanya sendiri atau cuma berdua dengan Ibu Emma di kamar atau ruang kerja Ibu Emma.
Zakila sengaja menggunakan gamis berwarna biru muda, menyamakan dengan pakaian rumah sakit, agar dia tidak menjadi pusat perhatian
Akan tetapi ada juga beberapa pasang mata yang memperhatikannya, penasaran karna berjalan di samping Ibu Emma, selain itu Zakila juga jarang terlihat.
Zakila dan Ibu Emma hanya fokus memandang kedepan berjalan keara Mushola, menenteng mukenah masing masing, bersama beberapa orang yang ingin sholat Magrib secara berjamaah.
Setelah sholat berjamaah, keduanya, kembali kekamar, tetapi belum mereka sampai seorang perawat berlari menghampiri mereka, tepatnya Ibu Emma.
"Ibu kepala ada pasyen gawat darurat!, ada beberapa orang yang membawa seorang anak yang mengalami kecelakaan, karna rumah sakit ini yang paling dekat, jadi mereka dengan terpaksa membawanya kemari", jelas perawat itu terengah engah, sambil berlari.
Saat ini kami tengah berlari ke UGD, melihat kondisi Anak itu akupun ikut berlari karna kebetulan aku juga seorang Dokter Anak.
Aku, Ibu Emma dan beberapa Suster masuk kedalam UGD, karna beberapa orang masih berada di Mushola, tidak ada yang berjaga di UGD, karna tidak banyak yang kami tangani tentang ini, biasanya rumah sakit akan memberikan surat rujukan, kalau memang ada pasyan rumah sakit jiwa yang akan menjalankan oprasi, dan kebetulan Dokternya ada, kami akan menanganinya, tetapi ini tidak bisa, ini kondisi krisis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berserah Padamu ya Allah {Story 5}.
Fiksi RemajaSabar dan terus bersabar itulah yang aku lakukan, mengapa semuanya menjadi begini, Ayahku sendiri, Menjebloskanku keRumah Sakit Jiwa!, Ayah berubah setela Umurku Menginjak 15 Tahun, sejak Bunda Meninggal karna Leokimia, kangker Darah yang sangat gan...