part 12

441 68 12
                                    

"kamar hotel kita benar benar bagus" jieun terkagum baru saja melihat kamar hotel yang akan mereka tempati. Sangat luas dan tentu saja sangat nyaman dengan beberapa fasilitas lengkap di dalamnya. Dan tak lupa juga, pemandangan hamparan laut yang begitu mempesona di mata jieun

"Sepertinya di pantai sedang ada acara. Apa kita bisa kesana?" Jieun menatap Jungkook penuh harap, agar Jungkook membiarkannya pergi kesana. Tapi melihat ekspresi Jungkook, jieun yakin Jungkook tak akan membiarkannya pergi

"Angin malam tak baik untuk ibu hamil" benar kan ucapan jieun. Bahkan kini, Jungkook justru menutup jendela yang menjadi fokusnya saat ini

"Aku bisa memakai jaket"

"Tidak. Usia kandungan mu hampir menginjak 5 bulan. Angin malam benar benar tak baik untukmu dan anak kita"

"Tapi aku ingin kesana"

"Tidak" jieun memberenggut. Jika sudah seperti ini, tidak ada cara lain selain menggunakan cara itu

"Kalau begitu, aku akan pergi dengan taehyung oppa" baru saja, jieun sedikit membuka pintu keluar, Jungkook sudah bersiap mengambil jaket miliknya dan juga milik jieun

"Kita pergi" jieun tersenyum senang. Ternyata, hati Jungkook tak sesulit yang jieun bayangkan bahkan terkesan sangat mudah untuk di rayunya

******
A

ngin malam menyapu permukaan pasir Tempat mereka berpijak. Perlahan jieun dan Jungkook berjalan di tepian pantai dengan tangan yang saling bertautan

Niat awal untuk pergi ke sebuah acara di dekat pantai, Batal begitu saja begitu melihat keberadaan Kim yeri dan suaminya. Tanpa berpikir panjang, jieun dan Jungkook memutuskan untuk hanya pergi berjalan jalan di sekitar pantai yang cukup menenangkan

"Apa kau lelah?" Jungkook khawatir jika jieun merasa lelah karena telah berjalan cukup lama. Tapi jieun hanya menggeleng

"Ini menyenangkan. Aku seperti pernah kemari bersama mu" jieun berharap Jungkook akan mengingat sesuatu tentang dirinya. Tapi melihat Jungkook yang hanya tertawa menangapi nya, anggannya terlalu besar untuk itu

"Kau selalu mengatakan hal aneh. Kita baru pertama kali kemari bukan?" Jieun berusaha memakluminya. Mungkin Jungkook memang belum menyadari siapa dirinya

"Bisakah kita istirahat sebentar?" Seperti suami yang selalu siaga, Jungkook membantu jieun untuk duduk pada posisinya senyaman mungkin

"Kau pasti lelah. Kurasa lebih baik kita pulang sekarang" Jungkook hanya sangat khawatir dengan kondisi jieun tapi jieun lagi lagi menolak tawaran jungkook

"Oppa, kurasa kita harus berbicara sesuatu. Ini tentang keluargamu" Jungkook mengerti kemana arah pembicaraan jieun. Sejak awal, jieun tak pernah mempermasalahkan perihal keluarganya sama sekali. Tapi jika sudah seperti ini, pasti ada beberapa hal yang menganggu jieun

"Kim yeri. Kudengar bayinya perempuan" jieun melirik Jungkook sebelum melanjutkan perkataannya

"Oppa pasti tau kan apa yang terjadi jika Yeri melahirkan anaknya?" Jungkook tak menyangka jieun akan menanyakan hal ini padanya. Berbohong mungkin, adalah satu satunya jalan terbaik. Tapi Jungkook tak akan bisa berbohong di depan jieun. Istrinya pasti akan tau dengan cepat

Jungkook menghela nafas panjang sebelum menjawabnya

"Tentu saja, tak apa jika bayinya lahir meski perempuan. Tapi keluargaku tak akan menyukainya"

"Maksudmu?" Jieun meminta Jungkook memperjelas ucapannya

"Bayinya hanya akan mempersulit keadaan. Tak akan ada, satupun harta yang akan menjadi miliknya dan juga keluarganya. Sama seperti anak buangan. Dia hanya tidak akan dia anggap dalam keluarga" Jungkook seminim mungkin memilih kata kata yang tak terlalu menjelaskan semuanya. Tapi semua itu bagi jieun telah menjelaskan semuanya. Melahirkan anak perempuan sama dengan melahirkan hal memalukan bagi keluarga nya. Lalu bagaimana dengannya?

"Lalu, bagaimana denganku? Apa oppa juga akan melakukan hal yang sama jika bayi ini perempuan?" Jungkook terdiam tak pernah memikirkan kemungkinan yang mungkin saja terjadi jika jieun melahirkan anak perempuan. Bukan hanya anaknya yang akan mendapat ketidak Adilan tapi Jungkook juga akan mendapatkan hal yang sama

"Kita bisa pikirkan nanti. Yang terpenting sekarang, kau dan anak kita tetap sehat"

"Aku butuh jawabanmu sekarang oppa. Hubungan kita bahkan tak lebih dari perjanjian di atas kontrak. Aku tak bisa membiarkan anakku mengalami ketidakadilan hanya karena masalah gender" jieun tak pernah merasa setakut ini. Jieun tak akan pernah rela membiarkan jika anaknya mengalami ketidakadilan sama seperti dirinya dulu.

"Di atas kontrak? Kau masih berpikir seperti itu Bahkan setelah apa yang selama ini kita lakukan?" Jieun tak bisa menyembunyikan kegugupannya. Suara Jungkook yang begitu menyiratkan kekecewaan membuat diri jieun ragu atas hubungan yang selama ini mereka jalani.

" kau bahkan tak bisa menjanjikan bagaimana hidup anak kita jika ia perempuan. Jadi kurasa, aku tak perlu menjelaskan bagaimana hubungan kita sekarang"

"Kau dan aku, tak lebih dari orang yang saling menguntungkan. Jadi jika, kau tidak di untungkan olehku karena aku melahirkan anak perempuan kita bisa akhiri ini Dengan cepat" perkataan jieun bagai Boomerang bagi Jungkook. Melihat jieun yang berjalan menjauh darinya membuat dirinya seketika seperti jatuh pada sebuah lubang besar. Ketakutan itu sangat besar, melebihi rasa takutnya pada apapun. Terlebih sadar, jika semua ini berakhir hanya ada dirinya yang sendirian

Dan itu menyadarkan jika posisi jieun begitu penting baginya, melebihi apapun. Maka dengan cepat, Jungkook mengejar jieun dan meraih tubuh jieun agar tak pergi lebih jauh

"Aku mencintaimu dan anak kita. Kumohon jangan pergi dariku. Kalian sangat penting bagiku, jieun" Jungkook hampir saja menangis begitu berhasil memeluk tubuh jieun yang selalu menjadi penghangat nya

Jungkook melepas pelukan mereka dan menangkup wajah jieun untuk di lihatnya lebih jelas

"Mari Kita selesaikan kontrak itu dan jadikan hidup ini sebagai masa depan kita. Kau mau kan jeon jieun?" Untuk pertama kalinya, Jungkook menyebut namanya dalam marganya. Seperti sebuah lamaran, jieun melupakan niat awal dari semuanya dan mengangguk pelan sebagai jawabannya

Jungkook tersenyum dalam tangisnya. Ia tak bisa diam dan memberikan sebuah ciuman yang begitu manis

"Terima kasih sayang. Aku mencintaimu jeon jieun"

******

Dalam gelapnya malam dan hanya sedikit cahaya yang menerangi keduanya. Jungkook memperlakukan jieun dengan begitu lembut. Melakukan semuanya dengan lembut dan tanpa sebuah paksaan sedikitpun. Dan semua terasa luar biasa, saat melakukannya dengan sebuah cinta yang sudah melengkapi keduanya

Jungkook mengangkat wajahnya, melihat wajah jieun yang sudah tak beraturan di bawahnya. Meski begitu, baginya jieun terlihat sangat cantik

"Apa aku bisa melakukannya kali ini?" Seperti sebuah izin jieun mengangguk dengan permintaan Jungkook. Yang Jungkook lakukan selama ini, hanya sebuah kegiatan ringan jadi itu pasti sangat menyiksanya

"Lakukanlah, apa yang kau mau oppa. Aku milikmu" Jungkook tak bisa berhenti setelah semua ini. Malam yang begitu panjang Baru saja di mulai. Dan ini adalah awal dari semuanya. Jungkook tak ingin mengetahui bagaimana waktu berjalan, yang hanya tau ia hanya harus bahagia bersama jieun. Hanya itu

Dan rasa bahagianya itu, menghiraukan sebuh pesan biasa yang mungkin akan menjadi Boomerang bagi keduanya

"Jieun, ini aku~"

Remember Me? [Jeon Jungkook - Lee Jieun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang