Natasya melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata- rata. Ingatannya kembali pada pertengkaran kedua orang tuanya tadi pagi, itu mengganggu pikirannya.
Natasha merasakan amarah, kesal, kecewa yang membuncah dalam dada. Ia selalu bertanya- tanya, apakah orang tuanya tidak menyayangi Natasha? Kenapa yang dipikirkan mereka hanya kerja! Kerja! dan kerja!
Mereka tak pernah mengurusi Natasha. Tak pernah memedulikan Natasha. Natasha sedih, sungguh. Ia selalu iri kepada mereka yang mendapatkan kasih sayang orang tua. Ia juga menginginkan itu!
Natasha mencengkeram setir mobil dengan kuat, berusaha melampiaskan amarahnya.
Dengan lincah Natasha menyalip berbagai kendaraan yang melintas, mengabaikan segala umpatan yang di tujukan untuknya.
Mobilnya melewati gerbang sekolah dengan kecepatan tinggi, membuat pak Prapto dan mas Yunus selaku satpam sekolah tersentak kaget dan mengelus dada serempak. Mas Yunus baru saja ingin menegur siswa yang melajukan mobilnya dengan ugal-ugalan itu. Tapi ia mengurungkan niatnya selepas melihat sebuah mobil Porsche 911 berwarna kuning yang menjadi ciri khas seorang Natasha Alina.
"Arghhhhh!" erang Natasha sesudah memarkirkan mobilnya dengan aman.
Natasha lantas memukul setir mobilnya kuat. Raut wajahnya tampak frustasi namun sedetik kemudian Natasha terdiam. Pandangannya tampak menerawang, ingatannya kembali pada kejadian minggu lalu. Di mana ada seseorang yang mengajukan hubungan pertemanan dengannya.
☁☂︎☁☂︎☁☂︎
"Eh, lo tau nggak? Circle pertemanan gue sama si Megan ini berasa ada yang kurang tau," ucap Stella pada Natasha yang tengah mengaduk makanannya dengan pandangan yang tak lepas dari Zidan yang tengah tertawa bahagia dengan Naura di lapangan.
Natasha menoleh, mendapati Stella yang tengah duduk di sampingnya sambil mengemut permen milkita.
"Lo mau nggak ngelengkapin kekurangan itu?" sahut Megan yang tiba- tiba muncul di depannya.
"Mulai sekarang kita bertiga temenan ya!"
"Sahabatan juga boleh"
☁☂︎☁☂︎☁☂︎
Ingatan itu. Tanpa sadar membuat hatinya menghangat. Membuat ia merasa tenang. Membuat Natasha ingin selalu tersenyum mengingatnya.
Natasha memutuskan turun dari mobilnya. Melangkah dengan anggun melewati koridor untuk menuju ke kelas.
Belum lima menit setelah ia mendapat ketenangan, Natasha dibuat marah dan kesal kembali oleh seseorang yang mendorongnya dari samping, membuat kepalanya terkantuk kursi yang berderet rapi di koridor kelas 10 dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daffodil
FantasyStella Aluna. Siswi SMK jurusan bisnis yang harus meregang nyawa di usia muda gara- gara Corona. Virus mematikan yang sialnya telah merebak hingga ke sepenjuru dunia. Alih- alih memasuki alam baka, Stella malah harus terdampar di dunia novel yang du...