Part - 8

57 2 0
                                    

Part 8

**Terdapat muatan 18+ di part ini semoga lebih bijak.

=========

Benedict POV

Aku mungkin sudah tidak waras, gairah ku mendadak hilang musnah begitu saja ketika mendengar suara pintu kamar dari lantai dua dibuka, menampilkan wanita polos yang tengah berjalan namun mata terpejam, lewat di hadapan ku yang sedang mencumbu Amanda.

Dengan santai ia melalui kami tanpa kata. Terkadang sifatnya yang tak perduli pada sekitar membuat ku sedikit geram.

Seakan rute rumah ini ia sudah hafal dengan baik.

Malam ini aku memang membebaskannya karena kakak ku tak dirumah, tapi aku tak menyangka ia akan berjalan di tengah malam seperti ini karena kehausan. Baju tidur tanpa lengan bergambar micky mouse dan celana hotpans yang dulu aku beli kan mencetak dengan jelas bokong bulatnya.

Dan kini langkah kakinya terhenti di depan pintu kulkas dua pintu yang tingginya dua kali tubuhnya. Aku masih memperhatikannya, Aerhyn mengambil sebotol air dingin dan menenggaknya begitu saja.

Ia masih belum menyadari keberadaan ku. Dan aku mulai kesal. Tinggi ku menjulang berdiri di depan pintu dapur namun ia sama sekali tak menyadari.

"Apa yang kau lakukan" tanya ku dengan suara biasa menurut ku.

Ia begitu terkejut sehingga menjatuhkan botol dari pegangannya, melihatnya tersedak aku merutuki diri ku. Kenapa harus mengejutkan nya.

"Ak.. aku haus" jawabny di selingi batuk karena ulahku.

Wajahnya memerah, ku yakin tenggorokannya sakit. Ia mencoba menatap fokus pada diriku begitu lampu menyala. Aku acak acakan, dan bekas lipstick Amanda memenuhi wajah dan leher ku.

Aku ingin melihat reaksinya namun nihil yang ku dapat, ia tak perduli. Aku buru buru mengalihkan pertanyaan. Dan kembali menemui Amanda yang ku tinggal di ruang makan. Ia sudah merapikan dress dan menguasai diri.

Aerhyn selesai dengan tugasnya di dapur, baru tersadar ada orang lain di rumah ini, seorang wanita dewasa. Tamu ku. Aku berharap ia memberikan reaksi jealous atau apa pun yang membuat ku tergelitik. Lagi lagi nihil. Haha kekehku dalam hati. Memalukan kau Benedict.

Ia lebih bersikap sopan, dan bahkan mengucap selamat malam. Apa yang terjadi pada wanita ini, ia tak memberi reaksi sedikit pun. Tawaku nyaris keluat, sungguh tak bisa di percaya.

Aku merasa di campakkan oleh buruanku. Tak di anggap dan di remehkan. Sialan.

Di tambah Amanda membuat ku muak dengan pertanyaan yang mengesalkan. Aku tak ingin melihatnya lagi. Yang ada di kepalaku adalah bagaimana cara membuat Aerhyn merasa takut dan menginginkan ku.
Atau bahkan cemburu pada ku.

Setelah mengantar Amanda ke lobby, aku kembali ke unit apartment ku. Membuat diri ku mabuk dengan setengah botol champagne.

Ketika aku bangun sinar mentari memenuhi ruangan kamar ini. Tubuhku tak memakai sehelai benang pun, terbalut selimut tebal berwarna merah muda. Ini bukan kamar ku.

Aku tak ingat apa pun, aku hanya merasa menggedor pintu kamar Aerhyn setelahnya ingatan kabur samar terlintas di kepala pintar ku. Semakin aku menggunakan otak ku untuk berpikir. Semakin berdenyut karena pusing.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, sosok Aerhyn terlihat dengan senyum ceria dengan membawa nampan berisi makanan mungkin.

"Tuan sudah bangun, makan lah sup ini. Untuk mengurangi mabuk anda" serunya ramah.

"Kenapa aku bisa disini" tanya ki dengan suara parau.

Become Alpha SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang