⊱┊15 mask

53 14 4
                                    

▮▮▮▮▮▮▮▯▯▯

𝘭𝘰𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨...

Topeng yang terpasang kuat juga bisa hancur dan menampakan sisi lain dari diri mu yang sebenarnya.

•Mask•

Dira berjalan sempoyongan di koridor sekolah. Sekolah sudah sangat sepi karena murid murid yang sudah pulang ke rumah masing masing.

Lalu kenapa Dira masih di sini?

Sederhana saja, dia sehabis di kunci di dalam toilet (lagi) dan baru bisa keluar kala petugas kebersihan hendak memasuki toilet.

Perutnya sakit, kepalanya pusing, dadanya sesak, karena habis dihajar oleh segerombolan siswa dan siswi. Baru saja dia disiksa oleh Jevian di rumah, dan sekarang dia malah di siksa oleh murid murid di sekolahnya? Itu sangat menyakitkan.

Terdengar jelas suara hujan deras yang turun, membuat Dira sedikit takut. Karena setiap hujan turun, pasti akan selalu ada hal buruk yang menimpa Dira.

"Kak Dira!"

Dira tau suara itu, tapi Dira tidak ingin bertemu dengannya dulu. Emosinya sedang tidak stabil, jika Dara datang mungkin dia dapat menghajar Dara habis habisan sekarang.

"Kak Dira kenapa? Kok basah? Dadanya kenapa di pegang terus? Kakak sakit?"

"pergi Dara."

"Dara gak mau pergi kalau Kakak belum jawab. Kenapa si, Kakak selalu sembunyiin hal hal kayak hini dari Dara?! Dulu Kakak selalu cerita semuanya ke Dara. Kakak juga jadi lebih pendiam dan mulai menjauh dari Dara. Dara ada salah apa si Kak?!"

"GUE BILANG PERGI DARA!"

Nafas Dira mulai memburu dan dengan cepat mendorong Dara, membuat Dara menghantam dinding dan jatuh di lantai.

"lu gak tau apa apa Dar. Semua yang gue alami, itu salah lu. Gue disiksa sama Ayah gara gara lu, gue disiksa sama murid murid di sekolah gara gara lu, BAHKAN SEMUA ORANG BENCI GUE GARA GARA LU DARA!"

"UDAH KAK!"

Dara membentak dan mulai berdiri.

"aku capek di salahin terus terusan sama Kakak! Aku gak sapah Kak! Aku gak pernah minta Kakak bohong waktu itu! TAPI KENAPA KAKAK MALAH SALAHIN SEMUANYA KE DARA KAK?!!" bentak Dara dengan mata memerah menahan tangisannya. Sungguh ini baru pertama kali dia membentak Kakaknya sendiri.

"emang lu gak minta gue bohong. Tapi lu minta tolong ke gue, dan gak ada jalan lain selain bohong waktu itu! Kalau gue gak bantu lu, mungkin lu udah gak ada lagi di sini Dar."

"itu lebih baikkan? Itu lebih baik dari pada harus dibenci sama Kakak seumur hidup! Kenapa waktu itu Kakak gak egois aja dan memilih untuk diam? Anggep aja aku bukan Adiknya Kakak waktu itu."

"kalau gue gitu, apa ada jaminan kalau lu gak bakal benci gue? Lu pasti bakal benci gue karena gak bantuin lu! Gue sayang sama lu! Gue ngelakuin ini semua demi lu!"

"BOHONG! Kakak gak sayang pernah sayang sama Dara! Kalau Kakak sayang sama Dara, kenapa Kakak gak mau donorin darah Kakak aja waktu itu?! Ibu juga korban Kak, kondisi Ibu belum stabil. Tapi Ibu malah donorin darahnya dan kehilangan nyawanya! Kalau Kakak sayang aku dan Ibu, kenapa bukan Kakak yang jadi pendonor?! Darah kita sama, darah Ibu juga sama, cuma Ayah yang berbeda. TAPI KAKAK EGOIS DAN BUAT IBU PERGI! MEMANG PANTAS KAKAK DI BENCI SEMUA ORANG!"

Bugh

Wajah Dira memerah, bibirnya bergetar, keringat mulai membasahi wajahnya, bahkan dia sudah menangis tanpa suara. Dara terjatuh dsn tergeletak di lantai koridor, sambil meringis karena pukulan Dira yang tepat mengenai wajahnya.

Your Smile - Beomgyu [TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang