- 7 -

1.2K 222 60
                                    

Paginya.

Rindou lebih dulu bangun, melihat sekitar yang masih terang. Ia lalu mengambil posisi duduk, sembari mengucek matanya dan meregangkan ototnya.

Sekarang masih pukul 04.47 am.

Dapat dilihat sanzu masih terlelap, tangannya melingkar di pinggang ramping rindou. Rindou dengan hati-hati melepaskan tangan sanzu dan turun dari ranjang rumah sakit itu.

Dia akan ke kamar kecil untuk membasuh muka.. Rindou berjalan ke arah pintu dan hendak membuka nya.

"Ya Tuhan!!" Ucap rindou terkejut sembari memegang dadanya.

Disana sudah berdiri haitani ran yang juga hendak membuka pintu. Dengan tertawa garing.

"Kak ran kenapa pagi-pagi kesini?" tanya rindou, masih menetralkan detak jantungnya

"Kamu lupa? Kan aku jemput kamu.. ingat sekolah" ujar ran, menepuk pucuk kepala adiknya sambil tersenyum

Rindou baru ingat kemudia mengangguk. "Oh, kalau gitu kakak tunggu aja dulu di dalam, aku mau ke toilet" ujar rindou dan langsung pergi dari sana.

Ran mengiyakan dan duduk di kursi tepat disamping sanzu haruchiyo terbaring. Matanya fokus menatap pria itu.

"Bakka, walaupun aku gak begitu menyukaimu tapi cepatlah sembuh" ucap ran pelan, karena bosan dia bermain ponsel saja..

Tak berselang lama, rindou kembali. Melihat sanzu yang juga sudah bangun sambil mengobrol singkat dengan ran.

"Sudah bangun" sanzu tersenyum lalu mengangguk.

"Kalau gitu, aku bawa rin pulang dulu.. Dia harus sekolah" ucap ran

Sanzu menatap rindou dan mengangguk. "Baiklah" ucapnya.

Ran sudah duluan keluar, meninggalkan dua orang itu. Dia bilang akan menunggu dimobil saja.

"Chiyo... pulang nanti aku akan kesini lagi"
ujar rindou

"Iya rin, aku udah baikan kok jadi gak usah terlalu khwatir"

Rindou tersenyum saja. "Mau ku bawakan sesuatu nanti?"

"Gak usah rin, cukup kamu aja yang kesini"

Sanzu tertawa melihat rindou yang bersemu.
"Chiyo jangan lewatkan sarapan ya, obatnya juga! Aku pergi dulu!" rindou kemudian, berjalan cepat menyusul sangat kakak.

Sanzu geleng-geleng kepala melihat tingkah lucu kekasihnya itu. "Rin... lucu banget sih, akhh!" sanzu berucap, gemas sendiri sampai kepalanya pusing karena banyak bergerak.

.

.

.

.

"Kak ran!!"

"Iya iya bentar"

"Astaga lama banget sih"

"Sepatu ku mana rin? Kok hilang dari sini?"

"Kok tanya aku? Emangnya aku tukang jaga sepatu?"

"Jodoh sepatuku hilang, duhh...ribet banget dah"

"Untung bukan jodoh kakak, hahaha"

"Hmmm....."

"Kak itu kak, yah digigit meong sepatunya... emang gak bau apa?"

"Dasar!! Kucingmu itu rin, gak ada etika sama sekali... beraninya gigit sepatu tuan rumah"

"Namanya juga hewan, pakai yang lain kan bisa kak"

Only You || SanRinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang