5. VIRULEN

245 23 0
                                    

[5. Untuk Aza]

"Buruan naik," suruh Ray yang sudah siap duduk diatas motornya.

"Kemana?" tanya Elin pada lelaki itu.

"Gak usah banyak tanya. Dari tadi lo ngoceh mulu!"

"Ya kamu sendiri gak mau jawab. Kalau mau minta bantuan itu yang jelas!" Elin melipatkan kedua tangan di dada. Ia ikutan merasa kesal dengan sifat Ray yang tidak pernah berubah, bahwa cowok itu selalu maksa tanpa memberikan alasan yang jelas.

"Udah lo naik dulu nanti gue jelasin,"

"Enggak mau!" tolak gadis itu sembari menjauhkan diri dari hadapan Ray. "Kamu mau nyulik aku? Terus di jual ke om-om terus nanti di jadiin pengemis. Kok kamu gitu udah kaya masih kerja yang haram, gak boleh Ray culik anak perawan!"

Ray memutar kedua bola matanya jengah, Elin selalu saja berpikir berlebihan dan negatif terus tentang segala hal sekecil pun. Bisa-bisanya Elin berpikiran kalau Ray akan menculiknya, bahkan sama sahabat sendiri Elin sering curiga.

"Buto ijo nih yang bakal culik lo!"

Plak!

Elin memukul lengan bagian atas milik Ray. "Jangan ngaco! Cepet jawab kita mau kemana?!"

Pasalnya waktu bel berbunyi Ray langsung menuju ke kelasnya dan menyeret Elin tanpa memperdulikan pertanyaan dari gadis itu. Karena Ray tidak menjawab pertanyaan Elin yang akan membawa dirinya entah ke mana.

"Ke neraka!" sarkas Ray.

"Kamu gak tahu kalau aku Sholehah?"

"Cocoknya elo mah Solihin. Udah gak usah banyak tanya," Ray turun dari motornya, menarik lengan Elin untuk lebih dekat ke arahnya kemudian ia memakaikan helm pada gadis itu.

"Tung-"

Sler!

Cowok itu segera menutup kaca helm lalu Ray mengangkat tubuh Elin lalu mendudukkan gadis itu di motornya.

"Ray se-"

Ngeng!

"Aaaaa!" Elin refleks menarik kerah baju belakang milik Ray, saat cowok itu langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Leher gue kecekik!" teriak Ray. Cewek lain ketika di bawa kebut-kebutan langsung meluk sementara Elin malah memegang kerah bajunya.

"Jangan nantangin malaikat Izrail," Elin beralih memeluk leher cowok itu erat, ia paling takut ketika di bawa kebut-kebutan seperti ini.

"Pengen silaturahmi aja. Sekalian liat wujudnya," jawab cowok itu ngasal.

__VIRULEN__

Ray memarkirkan motornya tepat di parkiran satu toko buku yang ada di sana. Sebab tokonya berada di seberang sana, Ray langsung menyeret lengan Elin yang baru saja turun dari motor bahkan mereka berdua tak sempat untuk melepaskan helmnya.

Tin!

Tin!

Sitt!

"HEI LIAT-LIAT KALAU NYEBRANG!"

"MAAF PAK!" balas Ray.

Saking buru-burunya Ray sampai tak sempat untuk menengok jalanan terlebih dahulu sebelum menyeberang. Beruntung kendaraan yang berlalu lalang dapat merem kendaraannya sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Tunggu pak jangan di tutup dulu!"

Ray semakin menambah kecepatan larinya dan langsung menerobos masuk ke salah satu toko aksesoris yang terkenal di kota Jakarta.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang