4

3.1K 361 9
                                    






















Hari ini, Arsen mengantarkan Chika ke toko buku. Sudah 5 hari ini, mereka berdua nampak akrab dan tak secanggung awal ketemu.

"Arsen ga beli buku?"tanya Chika, di balas gelengan oleh Aran.

"Gak, udah pinter"ucap Arsen PD.

"Mas nya emang pinter?"

"Iya lah, kalau ga calon suami mu ini mana bisa jadi pilot"

"Iya iya, yang pilot"ledek Chika.

"Owh, ngeledek yah kamu"ucap Arsen sambil menggelitik perut Chika.

"Arsen... Udah geli tau"ucap Chika menghindari tangan Arsen yang mengarah ke perutnya.

"Udah selesai belum?"tanya Arsen yang sudah mulai bosan menunggu Chika,yang sendiri tadi memilih buku.

"Kasian, mas nya nungguin lama"ucap Chika meninggalkan Arsen yang lesu.

"Mas mas mas, apaan dah!"ketus Arsen, merasa aneh di panggil mas.




****************




Sebelum pulang ke rumah, Arsen membawa Chika untuk makan siang di restoran.

"Arsen mau itu"ucap Chika memanyunkan bibirnya menunjuk ke jamur goreng yang berada di piring Arsen.

Arsen menyodorkan sendok yang berisi jamur goreng ke arah Chika. Dengan senang hati Chika membuka mulutnya, menerima suapan dari Arsen.

"Enak?"Chika mengangguk.

"Enak"ucap Chika.

"Nanti mau beli es krim boleh?" Tanya Chika menunjukkan wajah  puppy eyes nya.

Arsen tersenyum tipis, melihat tingkah gemas calon istrinya itu.

"Boleh"ucap Arsen.

"Yey! Makasih Arsen"

Tak berapa lama telfon Arsen berbunyi. Arsen mengambil handphonenya di dalam saku celana.



"Halo, selamat siang"

"..."

"Oh baik pak, saya bisa"

"..."

"Iya, satu jam lagi saya sudah sampai bandara"

"..."

"Baik pak, selamat siang"


Tut tut~~

Telfon itu terputus.

"Udah siap makannya, untuk beli es krim, lain kali aja ya"ucap Arsen

"Yah kok gitu, mau sekarang Arsen"rengek Chika.

"Maaf ya, aku di panggil bos aku buat masuk kerja, sejam lagi harus sudah sampai sana, lain kali aja ya"bujuk Arsen, sambil mengelus punggung tangan Chika.

"Bos kamu itu kenapa sih! Nyuruh kerja mendadak aja!"kesal Chika.

"Ya namanya juga pilot, kalau di butuhkan langsung di panggil"

"Kesel banget, pengen Jambak aja tuh rambut atasan kamu!"

"Jangan dong, entar aku di pecat. Udah jangan kesel lagi, kita pulang ya, aku udah harus sampai bandara satu jam lagi"

"Ya udah yuk pulang"Arsen menghela nafasnya, melihat Chika yang sudah moodnya rusak karena dirinya.

Mau bagaimana lagi, seorang pilot memang seperti itu pekerjaannya. Dapat libur 3 hari aja syukur, apa lagi seminggu.


**************


"Udah jangan cemberut gitu, nanti aku pulang, bawain satu kotak es krim"ucap Arsen sambil mengelus rambut Chika.

"Beneran?"Arsen menganggukkan kepalanya.

"Pulangnya jangan lama lama ya"pinta Chika.

"Iya"

"Janji.."

"Ga janji"ucap Arsen tersenyum tipis.

"ISS, dah lah"ucap Chika keluar dari mobil Arsen, dan menutupnya dengan kuat.






Bugh!!!








Arsen memejamkan matanya, melihat punggung gadis itu yang sudah tak terlihat, memasuki rumahnya.

Ia menghela nafas sambil mengelus dadanya untuk ekstra sabar menghadapi calon istrinya itu.




*************




"Baru juga beberapa hari kamu pulang, udah mau berangkat aja"ucap Shania, membantu memasukan pakaian Arsen kedalam koper.

"Namanya juga pilot mah"

"Mamah itu suka ga tenang kalau kamu lagi terbang, syukur masih bisa turun, kalau kamu terbang tapi ga tau cara turunnya gimana?"Arsen terdiam mendengar ucapan sang mamah. Ia tau, saat ini mamahnya itu sangat khawatir akan perkerjaanya yang belum tentu ia akan kembali atau tidak.

"Doakan aja, Arsen ga bakal kenapa napa kok"ucap Arsen meyakinkan Shania.

"Hati hati, jangan lupa kasih kabar sama mamah, jangan lupa pulang"ucap Shania matanya mulai berkaca-kaca.

Kata kata itu yang selalu Shania ucapkan saat putranya itu bertugas menerbangkan pesawat, dan akan kembali pulang satu bulan atau lebih.

"Jangan nangis, Arsen bakalan cepat pulang, Arsen pamit ya, titip salam buat papah sama Freya"ucap Arsen yang dibalas anggukan oleh Shania.

Arsen memasukan kopernya kedalam bagasi mobil, lalu ia berjalan menuju pintu pengemudi. Sebelum masuk, ia menolak ke arah Shania yang telah menumpahkan air matanya.

Ia tersenyum manis, dan mengangguk. Seakan mengatakan kalau ia akan kembali dengan selamat.

Ia memasukan dirinya kedalam mobil Pajero miliknya, menekan pedal gas, meninggalkan pekarangan rumahnya.














TBC...

Dia Pilot Tampan Ku (Chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang