Sebelum mengenalmu aku menanti banyak hal yang ingin aku ceritakan. Sudah menjadi beberapa bagian dari apa yang aku rasakan. Ada satu waktu yang tak pernah aku lupakan. kala itu, aku berdiri di sudut ruang dan menulis beberapa diksi indah yang belum sempat kamu baca. Menunggu waktu yang tepat untuk menceritakan beberapa rangkaian cerita pendek yang mereka bilang ini suatu hal menarik.
Dec 1996. Pagi sekali pergi mengintai mentari agar tetap hangat di pelupuk mata, aroma pepohonan yang rindang menghantarkanku pada satu titik kenyamanan. Sangat indah memandangimu disana tanpa sadar membuatku hilang arah untuk beberapa waktu. Saat waktunya ia mekar, aku menanti yang indah memang tetap memiliki waktu. yang berubah pun akan tau siapa penyebabnya. kamu benar, waktu tak pernah salah. Orang bilang waktu pernah salah, hanya saja bagiku waktu adalah suatu kebenaran.
Jan 1997. Aku adalah seorang pengembara. Datang jauh-jauh dari dunia imajenasi. menghabiskan banyak waktu hidupku untuk menelitimu, menjadikanmu contoh, sesuatu yang menarik untuk di bahas. Kupu-kupu bilang kamu puisi. Namun, bagiku kamu lebih dari itu.
Sesampainya aku jatuh cinta hanya seperti kamu dan duniaku yang tak pernah pudar. Kamu akan selalu mekar dan menjadi hal terindah yang pernah aku simpan dalam untaian kenangan.
Membawamu jauh dalam duniaku. Lalu, aku hanya perlu bermimpi. Pada akhirnya, aku sadar kalau kamu hanya ilusi.
Mereka memanggilku biasa dengan sebutan si "Aneh" . Tak mengapa untuk mendengar hal itu berkali kali dari mereka yang tak mengerti diriku. Bagiku tak jauh berbeda dari apa yang aku rasakan sedari dulu, aku berbeda. Hanya tak ingin menjadi yang bukan diriku.
Meskipun begitu aku hanya ingin menjadi versi terbaikku.
Kamu dapat memanggilku si biru, pendar cahayaku akan kamu lihat saat gelap tiba. aku yang berada di kegelapan dan kamu bintangku. Menuntunku untuk mencari sekelopak mawar indah yang akan mekar bersama waktu.
Feb 1997. Aku penyuka buku. Terutama serangkai diksi yang tertulis indah didalamnya. Duduk dikursi taman sendiri sembari menyandarkan bahu yang lelah dan bersantai menikmati hari yang tak terlalu cerah. Sedikit lelah dan membosankan untuk hari hari yang pernah terlewati. Cuaca disini cukup dingin untuk membawaku berada disana tanpa sepasang kaus kaki tebal yang seharunya aku kenakan. Membaca buku yang berjudul Mystorytelling dari seseorang yang tak tau dari mana asalnya. aku tak kenal dia, mungkinkah ia kenal aku??
Tanpa sengaja melirik dan mengubah arah pandanganku yang sedari tadi terfokus pada buku yang aku baca.. Bahwa di seberang sana ada seseorang yang sedang membaca buku juga. Aku pikir ini taman, Bukan perpustakaan.Lantas aku menghampirinya dengan percaya diri dengan membawa buku yang ku baca untuk ku tunjukkan padanya.
"Apa yang kamu baca??" tanyaku.
Ia menoleh kearahku sambil menunjukkan buku yang ia baca.
"Butterfly and Roses" jawabnya singkat.
"Bukankah ini suatu kebetulan ketika kamu berada disini membaca buku dan aku disini membaca buku.
Aku rasa kita bisa saling mengenal" ungkapku padanya.
"Yaaa mungkin itu ide yang baik.. aku mawar, senang bertemu denganmu."
"Apa yang kamu baca? Ku lihat dari tadi kamu disana?" Tanya mawar.Antusiasnya mawar pada buku bagiku seperti ia sangat menginginkan setiap cerita yang ada di dunia ini. Aku sendiri melihatnya sebagai wanita yang lembut. Sesuai dengan namanya, sifatnya mencerminkan apa yang ada dalam jiwanya. Ia ramah. Aku berusaja mengenalnya, mungkin hari-hariku selanjutnya akan berubah menjadi mentari. Yang gelap kini akan berwarna.
"Mystorytelling, hanya beberapa kisah pendek yang aku pikir hanya ada di dunia fantasi." jawabku dengan santainya sambil menunjukkan bagian terbaik yang pernah aku baca."Kamu tidak akan tau seseorang sebelum kamu menyelam secara penuh, dan kamu tidak akan pernah disembuhkan melainkan dengan merasakan secara penuh." kata mawar mengutip beberapa kata dari buku yang ia baca.
"lalu, bagaimana kamu bisa memahami apa yang orang lain katakan??" tanyaku.
"Hanya dengan merasakan apa yang ia coba sampaikan." jawabnya dengan diselingi senyum ringan.
Membawaku jauh dalam pertanyaan-pertanyaan yang berputar dalam setiap pikiranku. Tentang siapa dia seberarnya? Apa hal yang paling ia gemari? Apa yang pernah ia alami? Bagaimana ia memandang kehidupan dan masa depan? dan tentunya apa yang ia rasakan saat bertemu denganku?. Semua pertanyaan itu bergulir dalam pikiranku sedari tadi.
"Setelah ini kamu akan kemana?" tanyaku.
"Tidak sebaik rencanamu, kita bisa bercerita sejenak untuk menikmati pagi yang tak terlalu cerah ini, biru." singgungnya.
"Baik!!" Kataku.
Kamipun berjalan bersama pagi itu, kurasa matahari juga sudah mulai meninggi. Tidak ada yang dapat menggambarkan betapa bahagianya aku saat itu,.
"Apa kamu pernah merasakan hal yang paling sulit dalam memahami seseorang? sehingga kamu berkata seperti tadi?" tanyaku dengan penasaran.
Memandangnya dengan penuh tanda tanya. Aku tau pertanyaan ini tak cukup sulit baginya untuk menjawab namun bagiku ini adalah sebuah realita yang harus ku catat di buku catatanku. Bahwa aku bukan untuk mewawancari melainkan mengetahui apa yang ada dalam jiwa seseorang.
"Ada, Cinta dan takdir"
"Kamu tidak bisa memahami mengapa dua duanya punya maksud yang sama, dan kamu tidak bisa memahami bahwa pada akhirnya seseoang yang kamu cinta memilih takdirnya sendiri." Jawabnya sembil mencoba memberikan bukunya padaku.
Aku terkesima dengan apa yang coba ia sampaikan, aku memahami secara sadar bahwa apa yang ia katakan juga pernah aku alami dan rasakan. Lantas membuatku semakin penasaran tentang jiwa yang ia punya. Aku disini berbicara jiwa karna aku melihat sisi manusia mana yang paling murni. Iya, Jiwa. suatu karakter dan sifat manusia yang paling murni untuk di sembunyikan.
"Coba tebak, kamu ini siapa?" tanya Mawar.
"Akuu... Ya Akuu, Haha." Ku selipkan sedikit canda untuk menghiburnya.
"Ya, itu kamu yang coba buat aku bahagia meskipun hal kecil yang kamu coba berikan." ucap Mawar.
Lagi dan lagi aku terkesima dengan apa yang ia katakan, seakan ada hal yang sangat menarik yang aku tak pernah rasakan saat gelapku benar-benar menghampiri. Setiap harinya aku hanya bisa duduk disana dan membayangkan akan ada seseorang sepertiku menarikku kedalam dunia yang sama dan aku pikir kita bisa saling berbagi cerita dan kehidupan.Saat kami dalam perjalanan sambil mengintari taman-taman pagi yang udaranya sangat segar bila dirasakan. 1 hingga 2 jam bukan jadi masalah dalam perbincangan karna waktu terasa begitu cepat saat bersama seseorang yang benar-benar sepadan dengan waktu yang kamu gunakan.
Melihat ke sisi jalan yang mulai ramai dipadati pejalan kaki. Ada juga yang bersepeda, berlari, berteriak memanggil anak kecil yang tak ingin pulang karna sedang asik bermain. Sungguh suasana yang menyenangkan melihat orang-orang begitu bahagia dari yang aku rasakan.
Tentang bagaimana aku memulai mewarnai kehidupan ini dengan segala cahaya yang kamu bawa.
Ini aku, Biru...
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bersambung...