TIGA

423 76 27
                                    

"Sena.." Sebuah panggilan lembut mengalihkan atensi Sena dari racikan cocktail di hadapannya.

Sena mengernyit sebentar. Melihat seorang lelaki tampan berhidung mancung yang duduk di stool depan counter barnya. Tunggu, sepertinya dia pernah melihat lelaki ini. Bukankah lelaki ini adalah temannya si tampan nan arogan itu? Temannya Minho?

"Ya, ada yang bisa saya bantu?" Sena bertanya dengan sopan.

Lelaki itu tersenyum, jujur saja dia juga tampan. Memang si Minho itu circlenya bukan main. Semua temannya yang kemarin juga tampan. Dan Sena harus mengakui mereka semua terlihat sedikit emm, panas?

"Maaf, apa aku terlalu lancang memanggil namamu seperti itu?" Lelaki itu tersenyum.

"Tidak. Apakah anda ingin memesan sesuatu?"

"Aku hanya ingin berbincang denganmu kalau kau ada waktu senggang. Boleh?"

Sena menaikkan sebelah alisnya, tapi selanjutnya ia mengangguk. Lelaki itu sopan jadi ya terserah saja. Lagipula Sena sering mengobrol dengan pengunjung bar lainnya sambil meracik cocktail. Bukan hal yang aneh.

"Sebelumnya perkenalkan, namaku Juyeon."

"Saya-"

"Sena kan?" Juyeon memotong ucapan Sena.

Sena hanya tersenyum canggung dan mengangguk. Ia mengalihkan atensinya dari lelaki itu dan kembali meracik cocktail di hadapannya.

"Untuk menemani kita berbincang bisakah kau buatkan aku Old Fashioned, Sena?"

Mata Sena langsung berbinar-binar. "Oh tentu saja tuan, silahkan tunggu sebentar. Saya akan membuatkannya spesial untuk anda."

Lalu lelaki manis itu mulai sibuk meracik cocktail pesanannya. Juyeon tersenyum melihatnya. Sena itu, dia begitu lucu. Bagaimana mungkin lelaki manis dengan wajah polos sepertinya memilih bekerja di tempat seperti ini?

Sena menyerahkan cocktail itu di hadapan Juyeon sembari tersenyum ramah. "Old fashioned spesial untuk anda, tuan Juyeon."

"Terima kasih. Tapi bisakah kau berhenti menyebutku tuan, Sena? Aku merasa terlalu tua untuk itu. Panggil aku Juyeon saja, dan jangan gunakan bahasa formal jika berbincang denganku. Bisa?"

"Apakah itu boleh?" Tanya Sena.

Juyeon tertawa. "Tentu saja. Bahkan aku yang memintamu berhenti memanggilku seperti itu."

Sena mengangguk. "Baiklah, Juyeon."

"Ngomong-ngomong Sena, aku ini fansmu. Bahkan aku sudah mengikuti semua akun sosial mediamu."

Sena menghentikan sejenak aktivitasnya. Dia berfikir, yang tahu akun sosial medianya itu hanya teman-teman terdekatnya saja dan bagaimana lelaki ini bisa mengetahuinya? Mengingat lelaki ini kadang mengunjungi bar hanya ada satu kemungkinannya.

Sena mengehela nafasnya panjang. "Lihat saja Eric, aku akan memukulmu nanti!"

"Sena, apakah kau mengatakan sesuatu?" Tanya Juyeon.

"Tidak, Juyeon!" Jawab Sena cepat.

"Bahkan, kau sudah mengikuti akunku kembali. Apakah kau lupa?"

Sena semakin mengernyitkan keningnya. Kalau Sena mengikuti balik, berarti akun itu menarik atensinya. Ia memandang Juyeon lamat-lamat. Seingatnya ia tidak pernah mengikuti akun lelaki ini, sungguh!

Melihat Sena yang mengernyitkan keningnya, Juyeon tahu lelaki berwajah bak anak anjing itu sedang kebingungan. "Maaf membuatmu bingung. Aku Juyeon, wine sommelier di Twenty Wine Bar."

SENA | 2MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang