Laki-laki bertubuh jangkung bersurai coklat itu menghela nafasnya. Hari ini, kegiatan mengajarnya terasa lebih melelahkan dari biasanya. Rekan sesama pengajar yang menyadari hal itu memintanya untuk istirahat, atau bahkan kalau memang selelah itu, lebih baik jika ia pulang."Aku harus mengajar perkalian pada anak-anak yang baru pulang pukul lima sore. Itu tinggal satu jam lagi, Yunho."
"Aku tahu. Tapi aku tidak ingin menyakitimu... juga calon bayimu."
"Aku hanya lelah, bukan sakit."
"Kelelahanmu bisa membuatmu sakit, Mingi. Aku akan mengantarmu jika perlu."
"Kau mengusirku?"
"Ah. Tidak, Mingi. Maksudku-"
Emosi Mingi hari ini juga sedang dalam keadaan kurang baik. Ia merasa begitu sensitif, tidak seperti biasanya.
"Mingi... Maafkan aku... Kau terlihat begitu lelah hari ini. Kau tampak sedang memikirkan sesuatu tapi disaat yang sama, kau tampak tidak mengerti dengan apa yang sedang kau pikirkan. Jika mau, aku bisa mengantarmu pulang dan meminta Jongho untuk menemanimu."
Mingi melepas kacamatanya dan menyimpannya di kantung kemejanya.
"Maafkan aku, Yunho. Kau benar. Aku hanya merasa ada yang mengganjal tapi aku tidak tahu mengapa aku merasa begitu."
"Jadi bagaimana? Mau ku antar dan ditemani Jongho?"
"Tidak perlu. Aku akan menggunakan taksi saja. Dan tampaknya aku akan beristirahat. Lagipula, biasanya, hari ini Jongho sibuk dengan vocal classnya."
"Betul juga. Kalau begitu, berhati-hatilah. Aku tidak ingin sahabatku dari kecil dan calon keponakanku kenapa-kenapa."
Yunho mengelus punggung Mingi. Ia yakin, dengan perut yang sudah cukup besar itu, Mingi tentu merasakan pegal disana-kemari.
Yunho sudah menjadi sahabat Mingi sejak mereka sekolah dasar. Mengetahui karakter Mingi yang sangat manis dan baik, ia tidak mengerti kenapa orangtua Mingi menikahkan Mingi dengan orang yang menurutnya tidak jelas. Maksudnya, tentu Yunho memang tidak bisa meragukan kemampuan dan kekayaan orang itu, tapi dengan ia berani meninggalkan Mingi setelah membuatnya hamil, Yunho sangat membencinya untuk itu.
Jongho, orang yang pernah menyukai Mingi, juga mengetahui hal itu. Ia yang saat ini menganggap Mingi sebagai kakaknya pun berniat akan meninju habis orang itu, tapi tentu tidak akan mungkin ia tega melakukannya di depan Mingi, karena bagaimanapun, ia adalah ayah dari anak yang Mingi kandung saat ini.
Yunho membantu Mingi untuk membereskan barangnya dan memanggil taksi.
Sore ini, langit terlihat sedikit mendung. Hawa yang Mingi rasakan juga cukup dingin lebih dari biasanya. Beruntung, ia selalu mengingat perkataan suaminya untuk selalu membawa coat serbaguna, bisa ia gunakan saat hujan tiba atau saat suhu terasa lebih dingin.
Sebegitu lelahnya, Mingi langsung tertidur di sofa setibanya ia di apartemen. Ia bahkan tidak memedulikan fakta kalau ia belum membersihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Never" || ✔️HWAGI One-Shot | IDN ver.
Short Story"I'll Never Let This Happened to Us, Again" Seonghwa x Mingi tags // mpreg , hurt-comfort , marriage arrangement mentioned ...ketika orang yang meninggalkan Mingi selama berbulan-bulan tanpa kabar akhirnya kembali. ( originally posted on twitter @l...