Menggapai Suhaa 17: Nilai 80

61 5 1
                                    

Waktu kembali berjalan dengan cepat, tak terasa hari ini adalah hari pembagian nilai akhir setelah mereka semua melaksanakan semester dengan penuh kerja keras.

Hari ini Leya merasa khawatir, dari tadi ia menunggu Suhaa datang ke sekolah, namun lelaki pujaannya itu tak kunjung datang, bahkan saat ini jam telah menunjukkan angka 10.21 pagi.

"Tuh anak kenapa ya? Jarang-jarang loh dia nggak masuk," ucap Zaki tiba-tiba, tentu saja ucapan yang baru saja di lontarkan oleh Zaki membuat Leya tambah khawatir.

"Duh, jangan ngomong gitu.. Leya jadi tambah khawatir," balas Leya sambil memukul bahu Zaki karena merasa kesal.

"Ini 'kan fakta Leya cantik nya gak ketolong, ya ampun! Kenapa gue malah di tabok sih?" Zaki mengelus bahunya yang terasa menusuk-nusuk karena pukulan Leya.

"Sshh, udah! Bu Lastri masuk noh," ujar Dela melerai keduanya.

Semua diam di bangku mereka masing-masing saat melihat wali kelas mereka melangkah masuk ke dalam kelas.

Sang wali kelas datang membawa raport anak walinya, juga beberapa lembaran kertas ulangan mereka yang bertumpuk-tumpuk.

"Oke, sebelum ibu mulai membagikan hasil akhir dari semester kalian. Ibu cuma mau ngasih tau kalau hari ini Gibran absen karena demam, pagi tadi sempat hubungin ibu sebelum kemari..," ujar Bu Lastri kepada semua siswanya.

"Oke, jangan ada yang berisik! Hari ini ibu akan membagikan hasil ulangan kalian serta raport kalian. Sebelumnya ibu ucapkan selamat atas kerja keras kalian, sebagian dari kalian mendapatkan nilai yang bagus," lanjutnya.

Bu Lastri meraih satu tumpukan lembar ulangan dari berbagai mata pelajaran yang di ikuti oleh anak-anak walinya.

"Oke, di peringkat ke lima ada Ananda Setiana, dengan nilai rata-rata 1.382, nilai tertinggi 95 di dapat dari mata pelajaran Bahasa Indonesia."

Setelah itu, siswa yang di sebutkan namanya tadi melangkah maju ke depan papan tulis dan menerima raport serta lembaran ulangannya agar ia bisa mencari dimana letak kesalahannya.

Siswi itu kembali duduk di tempat sambil memeriksa lembaran ulangannya. Bu Lastri kembali mengambil raport yang kedua serta lembar ulangannya.

"Di peringkat ke empat di duduki oleh Zaki Alfarezi dengan nilai rata-rata 1.416, nilai tertinggi 95 di dapat dari mata pelajaran Matematika."

Zaki dengan bangga melangkah ke depan papan tulis dan menerima raport serta kertas ulangannya lalu kembali duduk di bangkunya.

"Di peringkat ke tiga di isi oleh Dela Adisti dengan nilai rata-rata 1.441, nilai tertinggi 95 di dapat dari mata pelajaran Bahasa Inggris."

Seperti yang di lakukan Zaki, Dela melangkah ke arah papan tulis dengan bangga dan segera menerima raport juga kertas ulangannya lalu kembali duduk.

"Di peringkat ke dua di tempati oleh Suhaa Gibran Adiratna dengan nilai rata-rata 1.540, nilai tertinggi 99 di dapat dari mata pelajaran Matematika."

"Zaki, ibu titip ini ke kamu. Kalau kamu pulang, antar punya Gibran juga, paham nggak?" lanjut Bu Lastri sambil menyimpan raport milik Suhaa di atas meja.

"Siap Bu!" balas Zaki dengan ceria.

"Oke, untuk peringkat pertama kembali di duduki oleh Aleya Naresha dengan nilai rata-rata 1.604, nilai tertinggi 100 di dapat dari mata pelajaran Matematika."

Dengan penuh perasaan senang, Leya melangkah ke arah papan tulis dan menerima raport serta kertas ulangannya lalu kembali duduk ke bangkunya.

"Oke anak-anak, ibu tinggal dulu. Kalian juga boleh pulang, jangan bikin keributan, raport lainnya ambil aja ya. Sekian."

Menggapai Suhaa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang