Rio, pemuda mapan yang patah hati, karena kematian kekasih nya, di pertemukan dengan seorang wanita mandiri, yang sudah bersuami, dan memiliki seorang putri.
"Kim Jennie, penyanyi solo wanita kebanggaan warga Korea Selatan, di nyatakan tewas ditangan fans berat nya sendiri"
"Seorang penyanyi solo wanita Kim Jennie, tewas setelah di tembak oleh fans sendiri yang terobsesi pada nya"
"Bagaiaman nasib sang tunangan setelah kematian Jennie?"
Kabar tentang kematian Jennie menghiasi headline berbagai surat kabar dan berita online, kejadian ini tentu menghebohkan bagi publik Korea Selatan yang sangat mencintai dan membanggakan Jennie, sang penyanyi solo internasional.
Rio mengamuk, mendengar kabar sang tunangan meninggal dunia, karena luka tembak yang tepat mengenai dada kiri nya, ia tak bisa menerima kenyataan ini.
"Jennie tidak meninggal, Jennie tidak meninggal" rancau nya seperti orang linglung.
"Kamu hanya mengerjai ku kan Jenn" ucap nya sambil bercucuran air mata dan membelai pipi mendiang kekasih hati nya.
"Bangun lah sayang, bukan kah kamu ingin kita menikah secepat nya, bangun lah, dan aku akan langsung menikahi mu" rancau nya.
"Sudah boy, relakan Jennie, biarkan dia tenang disana" bujuk Yoong sang ayah, Rio terus menggeleng, tangis nya semakin menjadi, Yoong berusaha menarik tubuh Rio menjauhi jenazah Jennie yang akan di pulangkan untuk dimakam kan.
"JENNIE" teriak Rio histeris, Rose yang tak tega mendengar nya pun sampai menutup kedua telinga nya, hati nya terasa tersayat menyaksikan sang kembaran menangis pilu meratapi kepergian tunangan nya.
Sementara itu, di kantor polisi, tersangka telah diamankan, dengan penjagaan ketat, dia di jemput paksa dari tempat persembunyian nya.
"Jennie hanya akan menikah dengan ku, tidak dengan yang lain, siapa pun pria itu, karena hanya aku yang pantas dengan nya, hanya aku yang mampu membahagiakan nya" ujar sang tersangka dengan smirk aneh nya, tak ada raut penyesalan sedikit pun di wajah nya yang menakutkan.
"Gila, apa dia seorang manusia?"
"Aku berharap dia membusuk di penjara, sangat berbahaya membiarkan orang seperti dia hidup berkeliaran jika hukuman nya terlalu ringan nanti"
"Sungguh, melihat wajah nya yang memuakan membuatku bergidik"
"Dia harus di hukum mati"
K-netz mengomentari video singkat tentang pengakuan tersangka pembunuh Jennie, mereka semua geram dengan ucapan nya.
Sementara Rio, dengan penutup kepala dan masker putih yang menutupi wajah nya, ia datang ke pemakaman Jennie, bersama keluarga Kim dan Im, ia sengaja menutupi wajah nya dari kamera para wartawan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sorot matanya terlihat dingin dan marah, ia merasa kebahagiaan nya telah di renggut paksa, dunia nya diputar balik tanpa ia sempat mencari pegangan, sehari sebelum nya, mereka sempat meluangkan waktu untuk makan malam romantis di sela-sela kesibukan Jennie yang tengah merekam lagu terbaru nya, Rio nyaris gila, gadis yang telah empat tahun ini selalu menemani nya, mendukung karir nya, kini telah pergi, membawa separuh jiwa nya.
Rio tak bisa tanpa Jennie, begitu juga sebalik nya, tapi sekarang, Rio terpaksa harus bisa berdiri sendiri tanpa Jennie di sisi nya, gadis manja yang menggemaskan itu pergi, tapi tidak dengan kenangan nya, itu yang menyakitkan untuk Rio.
Set
Rio melemparkan setangkai bunga mawar diatas peti jenazah Jennie sebelum di timbun tanah, air matanya kembali menetes tanpa bisa ia tahan.
"Dia terlihat tegar, tapi aku bisa merasakan jika hati nya telah hancur"
"Fighting Rio"
"Kami menyayangi mu Rio, tetap kuat demi Jennie di sana"
Penggemar memang telah mengetahui hubungan Rio dengan Jennie, dan mereka menyetujui nya, karena Rio memang terlihat sangat memuja Jennie, melindungi dan menjaga gadis itu saat mereka terangkap basah oleh fans sedang berkencan.
Pemerintah bahkan sampai menetapkan hari berkabung nasional selama tujuh hari, untuk menghormati mendiang Kim Jennie yang berkali-kali menyabet penghargaan di acara music award internasional.
Rose memeluk tubuh dongsaeng nya itu, untuk saling menguatkan, sehancur apa hati Rio, Rose pun bisa merasakan nya.
"Ayo boy, baby, kita pulang" ajak Yoong pada kedua anak nya, Seo nampak memapah tubuh Tiffany yang lemah karena kehilangan putri satu-satu nya, bersama Taeyeon.
Rio berjalan menuju mobil nya bersama Rose yang menggandeng nya.
"Biar aku yang mengemudikan nya" ujar Rose, ia tak akan membiarkan Rio mengambil alih kemudi dalam suasana hati yang kacau, karena Rio adalah type orang yang sulit ditebak, ia kadang begitu hangat dan ramah, tapi kadang juga bisa menjadi sangat pemarah jika tak sesuai dengan kehendak nya.
Begitu tiba di rumah, ia langsung berlari ke lantai atas, dan mengurung diri di kamar, ia hanya keluar untuk makan, itu pun kadang Rose yang mengantarkan nya.
Di hari ketujuh, Rio akhir nya sudah kembali pada aktivitas nya, bekerja sebagai pemilik galangan kapal, terbesar di Korea Selatan, bisnis yang jarang di tekuni orang, nyata nya mampu membuat pundi-pundi keuangan Rio semakin membengkak, berbeda jauh dengan sang ayah yang memiliki bisnis eksport import barang-barang mewah bermerk.
Di tempat lain, seorang gadis nampak berlari karena hujan turun dengan deras, ia memasuki sebuah apartemen, dan menaiki lift menuju lantai atas, ia menggigil kedinginan karena tubuh nya sedikit basah oleh air hujan.
Tink tonk
Ia memencet bell di salah satu pintu unit apartemen itu.
Ceklek
Seorang pria, yang tak lain adalah pemilik apartemen pun membuka pintu untuk tamu yang mungkin tak di harapakan oleh nya, pria itu mengerutkan kening nya heran, menatap sang gadis yang tak lain adalah kekasih nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
