9. Princess and Strategy

640 71 1
                                    



Buku yang aku baca hari ini sangat menarik. 'Perdagangan Emas' karya James Worrt, seorang penulis yang tulisan tentang ekonominya sudah banyak tersebar bahkan sampai keluar kekaisaran Allieru. Perdagangan di dalam buku ini bukan sekadar membahas tata cara menjual emas, namun semua jenis barang, jasa atau hal yang bisa diperdagangkan yang akan sangat menguntungkan bagi pribadi yang menjalaninya.

Selesai dengan politik, aku rasa mempelajari tentang ekonomi secara mendalam pasti akan sangat berguna jika aku bisa naik tahta. Apalagi, aku akan memulai tugasku sebagai putri kekaisaran 3 bulan lagi, sehari setelah hari ulang tahunku yang ke dua belas.

Menurut hukum kekaisaran, putri atau putra kekaisaran akan diberikan beberapa hak dan wewenang untuk mengurus kekaisaran. Wilayahnya cukup luas, kaisar setidaknya butuh orang untuk membantunya. Tapi masalahnya yang menjadi anak kaisar sekarang adalah aku, jadi aku tidak akan bilang ingin membantu kaisar menciptakan kekaisaran seperti keinginannya. Namun aku akan membuat dan membentuk sendiri kekaisaran idealku.

Para bangsawan pasti juga akan mengincarku, tidak lama lagi. Meski mereka belum pernah melihat atau bertemu langsung denganku, tapi aku yakin strategi untuk menjatuhkanku sudah mulai mereka rencanakan. Sudah lama para bangsawan mengincarku, yang hanya mereka ketahui dari rumor omong kosong belaka. Aku tidak keberatan, jika mereka ingin menyerangku maka akan aku hancurkan mereka sebelum sempat menghirup nafas perjuangan mereka. Aku ingin membuat mereka semua hancur sebelum mereka memulai.

"Saya datang membawa dokumen yang Nona minta,"Mai masuk ke dalam perpustakaan dan menemukanku yang duduk searah dengan pintu masuk. Tangannya meyerahkan satu buah amplop coklat kepadaku. Aku mengintip isinya, persis seperti yang aku minta padanya.

"Terimakasih, Mai."

"Maaf Nona, saya ingin mengingatkan bahwa 30 menit lagi Lady Gloria akan datang untuk mengajar Nona."

Aku mengangguk. "Tidak apa Mai, aku akan ke ruang belajar setelah selesai dengan ini,"aku menunjuk amplop coklat itu.

Mai membungkuk, lalu meninggalkanku dengan amplop coklat itu di atas mejaku.

"Mari sekarang kita baca."

Aku mengeluarkan dokumen tebal yang berada di dalamnya. Semua itu berisi informasi tentang data diri para bangsawan. Langkah awalku untuk melawan mereka sekarang adalah dengan mengetahui kawan dan lawanku. Anggap saja dulu semua bangsawan adalah musuhku, sekarang aku harus mulai mencari orang yang bisa menjadi kaki tangaku.

Baron Risse, bangsawan yang pernah datang ke istana namun kaisar menyembunyikanku darinya. Dia merupakan bangsawan yang mengurus wilayah timur. Pekerjaannya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Dia memiliki seorang istri dan 3 orang putra. Anak tertuanya telah menginjak umur dewasa dan sekarang telah bergabung dalam pasukan wilayah timur, sementara 2 putranya yang lain umurnya tidak berbeda jauh denganku. Alasan kaisar memanggil Baron Risse ke istana pasti karena pembangunan jalan yang sedang dalam tahap dibangun di wilayah timur. Jalan itu akan menjadi penghubung antara wilayah rakyat di timur dengan pusat perdagangan di pusat kota. Jika pembangunan itu berjalan dengan baik, kepercayaan rakyat kepada kaisar juga akan semakin baik, ini jelas menguntungkan.

Dalam dokumen ini tidak disebutkan apapun tentang kejatan Baron Risse, meskipun ada satu hal yang bisa saja kusebut sebagai kejahatan. Baron Risse pernah menjadi orang yang menghancurkan sebuah taman bunga milik rakyat untuk dijadikan pertokoan milik bangsawan. Taktik para bangsawan sangat licik. Mereka mengadakan pemungutan suara bersama rakyat untuk mendapat keputusan tentang hal itu. Menurut beberapa pelayan yang saat itu sedang bergosip di dapur, para bangsawan menyuap beberapa orang untuk memenangkan pemungutan suara. Dan Baron Risse menjadi orang terakhir yang memberikan suaranya di saat kedua suara imbang satu sama lain. keputusan Baron Risse lah pada saat itu yang sangat menguntungkan. Kaisar juga tidak bisa banyak berbuat karena pemungutan suara seperti itu merupakan cara paling adil dalam menyelesaikan permasalahan antara rakyat jelata dan para bangsawan.

Manusia memang pada dasarnya tamak. Mereka haus akan uang dan kekuasaan. Mereka suka menginjak-injak orang yang menurut mereka lebih lemah dari mereka. Mereka suka berada di atas.

Aku muak.

.

.

Mai memanggilku begitu waktu kedatangan Gloria tiba. Tepat sekali, aku sudah selesai membaca seluruh halaman dari dokumen yang dibawakan Mai.

Mai berjalan di belakangku menuju ruang belajar. Letaknya agak jauh dari perpustakaan, "ng?"aku berhenti melangkah begitu kudapati selembar kertas buram berada di depan ruang kerja kaisar. Kertas itu tergeletak dengan ujud sedikit kusut dan terlipat. Aku memungutnya.

Daftar anak asuh terbaik

Aku sedikit terkejut melihat judulnya, lalu kembali mengatur emosiku begitu terlintas di benakku bahwa Baron Risse lah yang telah meninggalkan kertas ini di depan pintu ruang kerja kaisar. Tentunya dengan sengaja.

Isi kertas itu menarik perhatianku. Banyak nama anak-anak bansawan laki-laki yang tertulis di sana, keluarga mereka terkenal memiliki perngaruh besar terhadap kekaisaran. Beberapa juga sangat terkenal di antara pergaulan sosial, meskipun aku belum pernah menghadirinya satu kali pun.

"Ya ampun, Nona!"Mai ternyata mengintip kertas yang aku pungut. Dia menutup mulutnya karena terkejut, kulihat ada ekspresi sedih di raut wajahnya.

"Tenang, Mai."

"Tapi..tapi Nona...itu.."

"Ya, aku tahu."

Maksud dari kertas ini dan kenapa berada di depan ruang kerja kaisar, aku tahu betul. Dan Mai yang terkejut juga menyadarinya. Baron Risse dan para bangsawan lain sudah memulai strategi mereka untuk menyingkirkanku. Belum pernah sebelumnya ada kaisar perempuan, dari negara manapun. Jadi pastilah mereka pikir kaisar akan setuju dengan usul mereka untuk menggantikan penerus kaisar kepada anak laki-laki lain, bukannya kepadaku yang seorang perempuan. Namun, sepertinya ketika Baron Risse membicarakan hal itu dengan kaisar, usulnya ditolak. Aku memang belum tahu pasti apa yang menyebabkan kaisar menolak usul itu, tapi Baron Risse pasti kesal. Cara berikutnya adalah dengan sengaja menjatuhkan kertas itu di depan ruang kerja kaisar, Baron Risse pasti mengira kaisar akan merubah pikirannya ketika melihat daftar anak laki-laki menjanjikan yang dibawa olehnya. Kenyataannya aku menemukan kertas ini sebelum kaisar, jadi kurasa keberuntungan berada dipihakku.

"Sepertinya Lady Gloria sudah menunggu, ayo Mai."

Mai mengikutiku. Aku meremas kertas itu lalu menyembunyikannya di balik pakaianku.

Lady Gloria sudah menunggu, dia langsung berdiri begitu melihatku masuk ruangan. "Yang Mulia putri."

"Lady Gloria."

Aku duduk di mejaku, lalu mengangkat kepala.

"Ekonomi, aku ingin mempelajarinya."

.

.

.

.

.

weh dikit amat neh -_-

Until I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang