part 34

2.2K 121 15
                                    


Zico dan Disa kini telah berada di taman. Zico tadi menghubungi Disa untuk menemuinya di taman. Dengan senang hati Disa kesana dengan perasaan senang nya.

Disa ke taman tidak dengan tangan kosong, tapi dia membawa sebotol minuman untuk di berikan kepada sang kekasih.

Kini mereka berdua duduk di taman. Zico belum membuka suaranya untuk memberi tahu tujuannya mengajak ketemuan.

"Kak Zico, ini aku ada air buat kak Zico," Disa menyodorkan botol tersebut dengan senyum sumringah.

"Pasti kak Zico haus kan? Ini buat kakak,"

Zico mendorong botol tersebut pelan, pertanda dirinya menolak nya.

"Maaf dis, lo nggak perlu repot-repot, tadi gue sudah minum," tentu saja Zico bohong, dia bahkan belum minum setetes air setelah selesai pertandingan tadi.

Tapi demi membuat Disa tidak kecewa, dirinya terpaksa berbohong. Padahal setelah ini dia akan lebih membuat cewek di depannya ini akan merasakan kekecewaan yang teramat dalam.

"Oh, maaf kak karena telat ngasihnya," Disa menarik kembali uluran tangannya yang memegang botol plastik itu dengan rasa kecewa.

"Tadi aku sudah mencari cari kakak, tapi tak ketemu juga,"

Zico merasa kasihan dengan Disa, dia begitu perhatian terhadap dirinya. Tapi Zico tak boleh goyah dengan tujuan nya. Dia tak ingin menyakiti cewek ini lebih lama lagi, tekadnya sudah bulat.

"Sorry, tadi gue, ada urusan sebentar," lagi lagi Zico berbohong.

"Kak Zico tumben ngajak bertemu?" Disa heran dengan sikap Zico yang sepertinya berbeda.

Bukannya apa apa dia bertanya, pasalnya Zico jarang sekali ngajakin bertemu seperti ini, dan dia pun penasaran akan hal itu.

"Ada yang gue omongin sama lo dis,"

Disa merasakan firasat yang tidak enak, hatinya tiba tiba saja berdebar karena takut. Apalagi mendengarkan kata Zico yang menggunakan lo gue, semakin menambah rasa takut nya.

"A_ apa kak?" Tanya Disa gugup.

"Aku ingin kita putus!"

Jedar__

Bagai tersambar petir di siang bolong, Disa merasa dadanya sesak sesesak sesaknya. Dia ingin ini hanyalah mimpi, dan akan selalu menjadi mimpi.

"Kak Zico bercanda kan?" Disa masih belum percaya dan berharap ini adalah prank.

Dirinya menggelengkan kepalanya, dan berharap Zico menjawab ya pertanyaannya tadi.
"Gue serius dis," Zico menatap lekat manik mata Disa.

"Gue nggak ingin menyakiti lo lebih lama lagi," Zico mencoba memberi pengertian terhadap Disa, dia tak ingin Disa berlarut larut dalam bersedih.

"Kak Zico nggak nyakitin aku kok," Disa berusaha tegar, dia berharap air matanya tak jatuh sekarang.

"Tapi gue yang menyakiti perasaan lo dis, sebenarnya gue nggak pernah cinta sama lo,"

Deggg__

Fakta ini juga mampu membuat Disa bungkam, dan air matanya tiba tiba lolos begitu saja. Fakta yang mampu membuat hatinya hancur berkeping-keping. Jadi selama ini cintanya tak terbalas, sungguh bodoh dia jika selama ini berpikir Zico sangat mencintainya. Ternyata cintanya hanyalah sepihak.

"Maaf_ maaf kan aku," ucap Zico lirih, matanya tak berani menatap menik milik Disa.

"Kak Zico bohongkan, bilang kak semua ini bohong!" Disa menggoyangkan bahu Zico, dia ingin mendengar jawaban dari Zico.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang