Zico di dalam kelas seorang diri, semua temannya sudah pada keluar kelas. Zico duduk dengan memakai ranselnya, memang kini jam pelajaran telah usai, hingga membuat keadaan kelas menjadi hening dan sepi, karena semua siswa sudah keluar dari kelas terkecuali Zico.
Zico sengaja belum keluar kelas sendiri karena dia tahu jika sang pujaan pulangnya sedikit telat. Memikirkan hal itu mampu membuat Zico tersenyum sendiri. Kenapa Zico bisa mengetahui nya? Tentu tahu karena dia seorang ketua OSIS, jadi dia sering pulang telat untuk mengecek keadaan sekolah. Dan saat itulah dia mengetahui jika dia sering lihat Zelin pulang lima menit setelah bel berbunyi.
"Oke Zico, mari kita melakukan hal yang pertama,"
"Pendekatan,"
Zico menyemangati dirinya sendiri, dia yakin mampu menaklukkan hati Zelin kembali.
Dengan penuh semangat, dia berdiri dari tempat duduknya, dan berjalan keluar kelas.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata semesta sedang berpihak kepada dirinya. Dia melihat Zelin yang sedang berjalan di lapangan dengan santai itu.
Dengan penuh semangat Zico berlari kecil mendekat ke arah Zelin. Tak butuh waktu lama untuk mengejar karena Zico mempunyai langkah yang cukup lebar. Kini dia mensejajarkan langkahnya dengan langkah Zelin.
"Hai!" Sapa Zico yang terdengar kaku,
Entah kenapa Zico merasa dirinya begitu gugup.Zelin tak menjawab atau menoleh, dia sadar jika tadi ada orang yang berjalan di sebelahnya. Dia sebenarnya tadi ingin memarahi orang tersebut karena berani sekali jalan berdampingan dengan nya, tapi niat itu ia urungkan karena mendengar suara orang tersebut.
Jelas saja Zelin tahu milik siapa suara tersebut, bahkan sangat sangat hapal, maklum karena Zelin dulu yang terlalu bucin dengan pemilik suara itu, hingga dia pasti hafal jika sang pemilik suara mengeluarkan suaranya. Dan saat mendengar suara tadi, dia enggan untuk menjawab.
"Kenapa nggak di jawab, aku sapa kamu lo," ujar Zico sembari menyamakan langkah milik Zelin.
"Aku sengaja loh pulang telat supaya bisa pulang bareng kamu," terdengar seperti curhat.
Zelin yang mendengar geli sendiri, apalagi Zico menggunakan aku kamu, terdengar risih di kuping nya.
"Beneran nih nggak mau sapa balik aku?"
Zelin sudah tak tahan, akhirnya dia berhenti jalan. Zico otomatis juga ikut berhenti.
"Lo bisa nggak sih, kalau ngomong nggak usah pakai aku kamu, geli gue dengernya!" Sentak Zelin.
"Kenapa?" Tanya Zico songong.
Entahlah kini Zico merasa dirinya berbeda tak sama lagi dengan yang dulu jika sudah dekat Zelin. Dengan Disa pun dia tak sebego ini.
"Gue nggak suka!!" Ketusnya ke Zico.
"Kamu harus mulai terbiasa," beritahu Zico.
"Whay?"
"Karena mulai sekarang kita harus menggunakan kata aku kamu jika bicara, karena kamu kan calon aku," jelas Zico.
"Maksud lo apa? Calon apa yang lo maksud?" Tanya Zelin tak suka.
"Calon pacar lah,"
"Sinting!!" Zelin lalu berjalan lagi dengan meninggalkan Zico yang menurutnya aneh tersebut.
Karena Zico di tinggal, Zico pun ikut menyusul Zelin, dia mengekori Zelin di belakang.
Kini mereka sudah sampai di parkiran sekolah, Zelin hendak menuju ke arah mobilnya, tapi dia merasakan tangan nya ada yang mencekal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
Teen Fiction# rank 1 goodboy, (22,23 -9-2021) # rank 2 sma (28-9-2021) # rank 5 ceritapendek(29-9-2021) Dia yang mendapat julukan The Queen Of Bullying, si troblemaker, dan si bad girlnya SMA Pancasila. Dia mempunyai kecantikan di atas rata rata, walaupun mem...