part 36

1.9K 122 8
                                    

Keluarga Zelin kini tengah makan malam bersama, semuanya di sibukkan dengan makanan masing masing. Zelin duduk di sebelah Revi sedangkan kedua orangtuanya duduk di hadapan mereka, mereka makan dengan posisi saling berhadapan.

Hingga kini mereka telah selesai makan malamnya. Adam sebagai kepala keluarga merasa senang karena keluarga nya kini harmonis.

"Bagaimana sekolah kalian?" Tanya Adam saat melihat kedua anaknya itu meletakkan sendok garpu di piring.

Zelin berdecak malas, "nggak ada kata lain apa selain pertanyaan itu," ucap Zelin kesal.

"Papa kan hanya ingin tahu keadaan kalian saat sekolah, kenapa kamu nggak suka pertanyaan papa Zelin?"

"Bukannya nggak suka, lagian papa aneh, kan papa tahu jika kita buat masalah pasti papa dapat kabar dari sekolah,"

Adam membenarkan ucapan Zelin barusan, benar apa yang di katakan oleh Zelin, biasanya dia akan mendapatkan kabar dari sekolah. Tapi adam cuma ingin berbincang dengan anaknya, dengan dalih sekolah, apa itu salah?

"Papa kan cuma ingin ngobrol sama kalian,"

Revi dan mendengarkan perdebatan tersebut pun ikut bicara, ini kesempatan emas baginya,
"Papa nggak tanya bagaimana uang saku ku?"

Tina melotot tajam ke arah Revi, dia tau maksud dari omongan Revi barusan.

"Kenapa emang, uang jajannya kurang, yaudah nanti apa kasih lebih," balas Adam enteng. Andaikan orang tua gue kayak gitu huaaa.

Revi tersenyum penuh kemenangan saat mendengar ucapan papanya barusan. Dia bisa bernafas lega, akhirnya si run bisa pergi ke bengkel juga. Tidak sia sia dirinya ikut makan malam bersama, walau sebenarnya dia selalu ikut sih. Tapi kali ini sangatlah menguntungkan baginya.

Zelin melirik Revi sinis. "Dasar licik!" Gumannya lirih tapi masih bisa di dengar Revi.

"Ini bukan licik tapi ini trik," balas Revi yang tak kalah lirih. "Beruntung lo punya saudara pintar kaya gue,"

Tina yang melihat anaknya bermain curang pun menggeram kesal. Gagal sudah dirinya menghukum Revi.

"Sayang kamu nggak boleh kasih uang lebih ke Revi, Revi sedang mama hukum pa," jelas Tina.

"Kenapa ma?" Tanya Adam heran.

"Tadi masa Revi ngumpat sama mama," adunya, dia ingin suaminya itu membatalkan niatnya.

Adam tentu kaget dengan penuturan istrinya itu, dia tak percaya dengan ucapan Tina, karena Revi menurut nya anak yang sopan sama orang tua.

"Bukan gitu pa," sangkal Revi.

"Tadi itu Revi ngumpat sama cicak yang jatuhin kotoran ke kepala aku waktu di toilet sekolah pa," Revi memberikan alasan yang menurut mereka sangat abstrub.

"Eh mama denger pas aku bayangin kejadian tadi, terus dikira ngumpatin mama padahal enggak,"

"Kan papa tahu kalau Revi ini anak yang baik, cantik, tidak sombong lagi," bangga Revi terhadap dirinya sendiri.

Zelin berekspresi seakan akan dirinya ingin muntah saat mendengar penuturan dari Revi.

Tapi Adam percaya dengan alasan Revi.

"Mama dengar sendiri kan?" Kata Adam.

"Tenang saja sayang besok papa kasih uang saku,"

"Akhirnya gue bisa ikut balapan juga," Revi bersorak gembira dalam hati.

Tina menatap Revi tajam, tapi malah di balas Revi dengan ekspresi biasa saja, seolah-olah tataan Tina tidak berpengaruh sedikitpun di mata Revi. Tina masih tak terima saat Adam membela Revi.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang