chapter one

5.7K 482 34
                                    

Sebelum masuk ke kelas nya jeongwoo menghela nafas panjang terlebih dahulu, “lagi nyiapin hati?” Junghwan

“sibuk banget, urus urusan sendiri aja sana!” ketus jeongwoo

“itu pipi kenapa?” tanya doyoung datang dari belakang

“ngga usah sok peduli kalo akhirnya lo memilih orang lain” Junghwan

“gue ngga memilih tapi gue dilepas” doyoung

“pagi pagi mending tutup mulut dulu, bau!” jeongwoo masuk dan mata nya tertuju ke sudut kelas

Di sana ada haruto dan yedam yang sedang tertawa ria, “sampe kapan gue sanggup gini terus” gumam jeongwoo pada diri sendiri

“muka lo kenapa?” tanya jihoon, teman sebangku jeongwoo

“kalo tau ngapain nanya” jeongwoo sibuk mengeluarkan buku dan alat tulis nya

“gue ngga tau makanya gue nanya” jihoon memperhatikan wajah jeongwoo yang memar di dekat mata dan sudut bibir yang robek

“ini kena tampar” jeongwoo menunjuk bibir nya “dan ini terantuk ke kemari” lanjut nya

“ulah siapa?” Junghwan

“gue capek jawab pertanyaan yang jawabannya itu itu aja!” jeongwoo menatap Junghwan marah

“gue juga capek liat lo datang ke sekolah tiap hari memar di muka lo tambah” timpal doyoung

“lo capek doang, gue udah capek sakit lagi” keluh jeongwoo menelungkup kan wajah nya di meja

“gue boleh mati ngga?” jeongwoo memiringkan kepalanya menatap jihoon

“apaan sih?! Pertanyaan lo ngga jelas banget!” jihoon gelagapan, dia takut jeongwoo bakal bunuh diri

“sebentar aja” jeongwoo perlahan menutup mata nya

“jeongwoo, otak lo jangan jalan jalan mikirin hal yang ngga guna ya!” jihoon

“suka suka dia lah, cara jalan otak sama hati gue itu di luar kendali gue” jeongwoo masih menutup mata nya

“luka lo sakit?” jihoon mencoba mengalihkan pembicaraan

“lebih sakit disini” jeongwoo menunjuk dada kiri nya

“kenapa?” tanya jihoon

“alasan yang sama, ngga usah nanya!” ketus jeongwoo

“pagi ini berangkat sama siapa?” tanya jihoon

“sama supir bis” jawab jeongwoo, mata nya perlahan dibuka menatap ke arah sudut kelas lagi

“hoon” panggil jeongwoo samar samar

“hemm?” jihoon menatap jeongwoo

“bahagia punya semua orang ngga atau cuma buat mereka yang beruntung?”

“ngga tau, mending lo liat depan aja ngga usah gatal mata lo liat sana liat sini!” jihoon berbicara dengan nada marah

“gue salah lagi ya” jeongwoo lalu menegakkan tubuhnya dan menghadap ke depan

“lo selalu salah!” ketus jihoon

“abu abu lo! Sama kaya kak junkyu” jeongwoo menekuk bibir nya dan mulai membuka buku nya

“setidak nya gue bukan pelangi tapi setelah itu gue menghitam” jihoon juga ikut buka buku nya karena guru mengajar sudah masuk

•°•°•

Di kantin jeongwoo hanya mengaduk aduk makanannya, “kenapa?” Junghwan

“kira kira sampe kapan ya gue ngalah terus sama yedam” jeongwoo menopang dagu menatap ke haruto dan yedam

“sampe haruto sadar yang pacar dia itu lo bukan kakak lo itu” jawab jaehyuk

“putusin aja lah!” Junghwan

“andaikan dia mau, udah dari delapan bulan yang lalu Junghwan” jeongwoo dengan perlahan memasukkan makanan ke dalam mulutnya

“kenapa sih si Jepang, capek gue liat dia mesra mesra sama yedam terus!” jihoon

“kalo setelah gue mati baru dia sadar kan ngga seru, gue ngga bisa liat dia nangis nangis” keluh jeongwoo

“lo ngomong mati Mulu perasaan tapi ngga mati mati” Junghwan

“kalo gue mati lo nangis ngga?” jeongwoo

“nangis” jawab Junghwan datar

“sok jadi cool boy lo!” kekeh jeongwoo

“jangan ngomong itu bisa ngga sih?” jihoon

“iya ngga lagi, mending lo makan biar makin melar” jeongwoo tertawa menampakkan gigi rapi nya






continued

556 words

Luka✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang