"TANTE, KAK ENJUN BAU KERINGET! ASEM BANGET BIKIN MUNTAH HUWEKKKKK."
Yeonjun berdiri di ambang pintu dengan muka datar, speechless menyaksikan bocah umur 14 tahun yang sekaligus jadi tetangganya itu terbirit-birit mencari mamanya.
Lah, anjing. Perasaan, gue ga bau-bau amat?
Yeonjun mengendus badannya sendiri. Nggak bau, kok. Yah, cuma sedikit. Sedikittttttttt banget, bau bekas ia berkeringat setelah tadi main futsal bersama teman-temannya.
Yee, kalau ini, mah, si bocah itu aja yang lebay. Yeonjun masih wangi parfum, kok. Sebelum pulang tadi, ia minta parfum pacarnya Jake yang baunya tutti frutti. Bau aneka buah-buahan tropis yang segar dan manis, tetapi setelah dipakai Yeonjun, entah kenapa baunya bisa berubah.
Padahal, Yeonjun sengaja menyemprotkan parfum dengan bau tutti frutti biar si bocah tetangganya itu mau ndusel padanya. Siapa sangka kalau wangi parfumnya masih kalah dengan bau keringatnya sendiri?
"PEGI JAUH-JAUH. KAK ENJUN BAUK!"
Yeonjun gemas. Geregetan campur kesal pengen meng-hih bocah laki-laki yang sebentar lagi masuk SMA itu.
"Tanteeeeee, Kak Enjunnya suruh cepet mandiiiii."
Tuh, 'kan. Sekarang bocah itu malah mengadu ke mamanya. Sudah dipastikan kalau Yeonjun akan selalu kalah telak kalau si bocah itu sudah melibatkan mamanya.
"Kamu, tuh, ya ... Belum pernah diketekin sama orang keringetan, 'kan? Sini kamu!" Yeonjun mengejar bocah itu dan berlarian di dapur.
Mereka kejar-kejaran sampai menyenggol kursi makan, menyenggol meja, menyenggol lemari yang isinya barang pecah belah, dan menyenggol mamanya yang masih memasak di depan kompor. Mamanya kesal. Di sore hari nan tenang ini, harusnya ia bisa memasak dengan damai, tapi malah direcoki dua makhluk yang sekarang masih kejar-kejaran saling menarik baju dan menghindar itu.
"ENJUN MANDI, JANGAN GANGGU SOOBIN!"
Nah, 'kan. Ujung-ujungnya, si bocah itu yang dapat pembelaan dari mamanya. Huh, dasar mama hobi pilih kasih!
***
Bocah nyebelin tetangganya Yeonjun itu bernama Soobin. Jaraknya umurnya berbeda enam tahun dengannya (sekarang, Yeonjun sudah 20 tahun dan jadi mahasiswa semester empat yang mulai sibuk).
Satu setengah tahun lalu, keluarga Soobin membeli dan menempati rumah kosong di sebelah rumahnya. Namun, mereka tidak serta-merta jadi tetangga yang akur dan akrab dengan singkat. Butuh waktu kira-kira enam bulan sampai Soobin mau membuka diri dan menanggapi ajakannya untuk memulai konversasi yang tidak terasa canggung.
Soobin itu definisi introver yang sesungguhnya. Kalau kata Yeonjun dulu, sih, Soobin adalah introver profesional. Pokoknya, saking menjiwai jadi introver, Soobin sudah mirip orang yang antisosial. Sulit bergaul dengan orang lain kecuali keluarga intinya saja.
Lalu, bagaimana ceritanya sampai mereka bisa dekat seperti sekarang bak kakak-adik yang hobi gelut, tetapi aslinya saling menyayangi?
Semua berawal dari suatu hari ketika kedua orang tua Soobin menginap di luar kota untuk mengunjungi saudara mereka yang sakit.
Kepergian mereka mendadak sekali sampai tidak sempat menunggu Soobin pulang sekolah terlebih dahulu. Waktu itu, Soobin belum boleh membawa ponsel ke sekolah. Jadi, kedua orang tuanya tidak bisa memberi kabar kalau mereka terpaksa meninggalkan Soobin sendirian di rumah hari itu.
Sialnya, ternyata orang tua Soobin lupa menyimpankan kunci cadangan untuk membuka pintu rumah. Semua kunci pintu dibawa pergi dan Soobin tidak ditinggali kunci cadangan yang disimpan di bawah pot bunga atau di bawah keset seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metamorfosis [YEONBIN]
FanfictionBagaimana jadinya kalau Yeonjun malah naksir Soobin, tetangga sebelah rumahnya yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri? Apakah hubungan mereka akan bermetamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu yang indah? Atau tetap bertahan dalam status kakak-ad...