Eps. 5 - Salah Paham

554 53 0
                                    

TEMAN TAPI MENIKAH
Eps. 5 - Salah Paham

===============

Hari menjelang sore, matahari dengan perlahan mulai pergi meninggalkan langit yang sudah terlihat kemerahan. Seorang lelaki paruh baya baru saja selesai membersihakan siri, sebab dirinya akan pergi ke masjid untuk menghadap tuhannya, dia adalah Bimo.

Ayah dari Ara ini memang sudah tidak lagi bekerja sebab sudah pensiun, meski begitu dirinya tetap mendapat uang tiap bulannya karena dirinya adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil. Pekerjaannya itu lah yang membuat ketiga anaknya Alana, Ara, dan Azam bisa sekolah hingga kuliah.

Tok... Tok... Tok... Bimo yang tengah duduk di ruang tengah sembari menunggu adzan maghrib itu kebingungan, siapa yang bertamu di waktu seperti ini. Pria itu beranjak dari tempat duduknya berniat untuk mencari tau siapa yang mengetuk pintu.

"Assalamualaikum, Om!" pria bernama Haikal menyapa Bimo dan langsung masuk begitu Bimo membukakan pintu.

"E-eh, Waalaikumsalam." Bimo dibuat dengan kelakuan pria ini, kelakuannya berbanding 360 derajat dibanding saat datang bersama orang tua nya.

"Ada info penting nih, Om." ucap Haikal yang langsung duduk dan mengangkat kaki ke atas sofa ruang tamu di rumah Bimo.

"Kenapa?" tanya Bimo, ia masih terheran dengan Haikal.

"Kayaknya Ara punya pacar deh, Om." ungkap Haikal, ia menceritakan kejadian beberapa hari lalu saat bertemu Ara di sebuah bioskop.

"Siapa?" tanya Bimo yang penasaran, sebab Ara tidak pernah bercerita dengannya.

"Saya sih gak tau, tapi orangnya tinggi, putih, mata nya agak sipit." Haikal mencoba mendeskripsikan Arshen, pria yang ia lihat bersama Ara kemarin. "Hati-hati loh om, jatuh cinta beda Agama tuh bahaya." Haikal mencoba memanas-manasi Bimo tanpa tau kebenarannya.

"Jangan sok tau kamu, Sudah saya mau sholat." Bimo bangkit dari tempat duduknya dan bersiap untuk pergi ke masjid. "Kamu gak sholat? Ayo ke Masjid." ajak Bimo pada Haikal.

"Saya pulang aja deh, Om. Sudah ada janji, nih." Haikal langsung melengos pergi dan meninggalkan rumah tanpa sepatah kata.

Bimo dibuat bimbang, melihat sifat Haikal yang seperti itu, tidak mungkin baginya menjodohkan putrinya dengan orang tak beretika. Di sisi lain ia tidak mau Ara menjalin kasih dengan orang yang berbeda keyakinan.

-

-

-

-

-

Rasa lelah menghantui Arshen, ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Tetapi sudah 5 menit lebih ia menunggu, lift tak kunjung sampai di lantai tempatnya menunggu. Ia ingin mencoba menggunakan tangga tapi itu akan terlalu lama dan melelahkan, sebab ruangannya berada di lantai 12.

Ting... Pada akhirnya lift yang ia tunggu-tunggu datang juga. Hari ini ia akan menemui Ara dan makan bersama, sebab esok adalah hari sabtu. Jadi mereka tidak akan buru-buru pulang karena masih harus bekerja keesokan harinya.

"Halo, Kak Arshen! Mau pulang, ya?" sapa Syifa dengan senyum lebarnya begitu tau yang akan naik lift bersamanya adalah Arshen.

"Oh, Hai. Iya nih, Hehehe." sahut Arshen dengan ramah.

"Oh iya, di deket kantor sini kan ada kedai kopi baru loh kak, katanya sih enak." ucap Syifa agar suasana di lift tidak hening.

"Oh, iya kah? Wah bagus deh beli kopi kalau pagi gak usah jauh-jauh." timpal Arshen secukupnya.

TEMAN TAPI MENIKAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang