"aku...aku sudah telat 2 Minggu.."
Taufan tersentak ketika sebuah tangan menekan pinggangnya. Dia menunduk menatap Halilintar yang masih betah memejamkan matanya.
"Jangan berfikir yang tidak-tidak, belum datang bukan berarti tidak datang.." Taufan diam mendengar perkataan Halilintar. Dielusnya kembali Surai kecoklatan suaminya sembari tersenyum, kali ini senyumnya lebih masuk kategori, senyum kecut.
"Aku kira kamu tidur, ayo kita pindah ke kamar. Lebih nyaman tidur di kasur." Halilintar menjauhkan sedikit wajahnya dari perut mulus istrinya.
Halilintar mendongak dengan wajah kantuknya, dia bergumam pelan. Lalu bangkit perlahan Dari acara berbaringnya.
Belum sempat Taufan berbicara, tiba-tiba ada sesuatu lembut menyapa bibirnya.
Halilintar menyambar bibir mungil Taufan, dilumatnya pelan, sesekali memberikan gigitan-gigitan kecil.
"Mnnnhhh...hmm.." desahan Taufan terendam dalam cumbuan mereka. Halilintar melepas sebentar cumbuan mereka.
Dapat ia lihat Taufan dengan rona merah, dan wajah sayu nya. Disambarnya lagi bibir mungil itu, dihisapnya dalam, lalu kembali menggigit kecil bibir bawah Taufan. Lidah Halilintar menerobos masuk, bermain dengan gigi Taufan dan lidah istrinya.
Halilintar sedikit menjauhkan wajahnya, masih dengan mata yang terpejam. Dia menghisap lidah Taufan keluar, lalu mengajaknya bertarung diluar area.
"Ngghhh.." lagi, desahan Taufan terendam. Halilintar kembali menekan tengkuk Taufan, dan memajukan wajahnya, hingga sekarang lidah itu kembali bertarung didalam area nya.
Halilintar melepas pelan cumbuan mereka, Taufan mengambil nafas rakus. Dia menatap Halilintar dengan mata sayu dan bibir bengkak, jangan lupa dengan rona merah yang sudah menjalar hingga telinganya.
Halilintar mendekat kan wajahnya pada telinga Taufan, dijilatnya daun telinga itu, membuat Taufan mendesah tanpa sadar.
"Jangan pernah mengatakan itu, aku yakin mereka datang." Taufan meletakkan kedua telapak tangannya pada bahu lebar Halilintar, lalu mengangguk pelan, membuat Halilintar tersenyum puas.
"Sekarang kita tidur, kau tidak boleh kekurangan istirahat. Nanti tambah pendek." Halilintar menyelusup kan lengan kirinya pada belakang lutut Taufan, lalu lengan satunya ia telusup kan pada leher belakang Taufan. Gaya Gendong, bridal style.
"Aku tidak pendek!!" Taufan memukul pelan dada kanan halilintar, membuat Halilintar terkekeh geli.
"Baiklah, kamu tidak pendek.. tapi kecil." Taufan melotot, dia memberontak dengan kata-kata aesthetic yang keluar dari mulutnya. Menyumpah serapahi suaminya sendiri, bukan terganggu halilintar malah terlihat senang.
"TURUN KAN AKU!!!! KAU TIDUR DILUAR HARI INI!!" Halilintar terkekeh lagi. Taufan terus menggerutu, memberontak, bahkan mengatai Halilintar.
Sesampainya dikamar, Halilintar membaringkan pelan tubuh kecil istrinya. Sedangkan Taufan, sudah terlihat lelah karena terus berteriak.
"Kamu tidur diluar atau tidur dikamar mandi???" Pertanyaan Taufan yang dilengkapi dengan nada ngambek, membuat Halilintar tersenyum kecil.
"Tidak keduanya." Setelah mengatakan itu, Halilintar langsung menjatuhkan tubuhnya disamping Taufan.
Belum sampai 1 menit, sudah terdengar dengkuran halus. Entah itu halilintar, ataupun Taufan. Keduanya terlelap dengan keadaan saling menghangatkan.
...
Halilintar POV
Aku bangun tepat pukul 06.00AM waktu setempat. Ku lihat tempat disebelah ku, dimana semalam istriku tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
•TAUFAN• [TAMAT]
AléatoireTaufan cyclone adalah anak dari keluarga cyclone. Dia tinggal dengan ayahnya, ibunya? Ayah dan ibunya sudah bercerai ketika dia berumur 16 tahun. Hanya karena kesalah pahaman dari sang ayah. Taufan memiliki 2 sahabat tetap. Yaitu blaze dan thorn, bl...