Psstt... Ini 2k word ㅠㅠ keasikan ngetik malah kebablasan. Jangan lupa siapin minum biar gak seret ㅋㅋㅋ
Happy Reading ♡
***
"Ayah dan bunda bakalan pisah."
"Kita akan cerai."
Badan gue langsung kaku dan merasakan sesak yang sulit dijelaskan. Dengan perlahan, gue menatap ayah dan bunda dengan tatapan kecewa.
Disamping gue, Bang Kun cuma diam dengan pandangan tertuju pada meja dan jari yang mengetuk-ngetuk meja. Bang Kun gak kaget. Berarti dia tau maksud dari makan malam ini apa.
Aahh jadi ini maksud dari makan malam ini?
Gue memundurkan kursi sampai menimbulkan suara, "adek pulang."
Bang Kun menahan tangan gue, "dek, duduk dulu,"
Gue melepas pegangan Bang Kun, "ngapain lagi adek disini? Pendapat adek gak dibutuhkan juga kan? Kalo adek minta jangan cerai, bakalan tetap cerai kan?" dengan menatap ayah dan bunda.
"Maaf, kayaknya definisi makan malam kita berbeda." gue langsung pergi tanpa melihat kearah meja itu.
🍂🍂🍂
Aroma kaldu yang di kombinasi dengan rasa pedas yang perlahan mengeluar setelah diaduk sehingga aroma rempah terasa menggugah selera dan ditambah dengan satu telur ceplok yang berbentuk sempurna adalah perpaduan yang pas untuk dinikmati di malam yang lumayan dingin ini.
Tanpa ba-bi-bu, gue langsung menyeruput ramyeon di depan gue, "haaa... Nikmat dunia banget ini mah."
Dan gue menikmati ramyeon sambil sesekali melihat kearah pejalan kaki yang berlalu-lalang. Tempat ini mempunyai jarak yang cukup jauh dari jalan raya jadi polusi gak terlalu terasa di meja luar tempat makan ini.
Sesekali gue menegak minuman kaleng di samping gue. Pandangan gue terus menelusuri tempat ini sampai pandangan gue berhenti di satu meja yang diisi oleh tiga orang.
Disana ada sepasang suami istri dengan anak perempuan mereka yang mungkin berumur 5 tahun yang lagi makan bareng sambil sesekali tertawa. Mungkin bagi beberapa orang pemandangan itu hal yang biasa, tapi bagi gue, pemandangan itu lah yang gue inginkan selama ini.
Gue gak tau mau marah ke siapa atas keadaan ini. Yang bisa gue lakuin cuma berusaha untuk terima keadaan aja.
"Bodoamat lah. Capek-capek gue mikirin nih masalah eh masalahnya makin gak mikirin gue." dan gue kembali memakan ramyeon gue sampai habis.
Tiba-tiba gue teringat sama kata-kata Haruto kemaren. Apa itu cewek yang dimaksud Haruto ya?
"Masa sih gue diselingkuhi Renjun? Gilak aja sih! Cewek secakep gue diselingkuhi?!" gue memukul meja dengan sumpit.
"Apa pelet gue udah kadaluarsa ya makanya udah gak mempan lagi?"
"AAHHHH KENAPA SEMUANYA JAHAT SIH?!" gue melempar sumpit di genggaman gue ke sembarang arah.
"SALAH GUE APA?!"
"GAK KUAT. MAU BALIK KE KHAYANGAN AJA."
"MANUSIA BUMI JAHAT SEMUA!!"
Gue menjatuhkan kepala ke meja dalam posisi menunduk dan nangis. Gak pernah terbayangkan sebelumnya kalo gue bakalan ada di posisi ini.
"Ayah, bunda, abang, adek gak baik-baik aja. Sakit banget rasanya tau." dengan kedua tangan yang gue meremas baju, gue kembali terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Daren » Huang Renjun
Fanfic❝ Tidak ada yang abadi bahkan duka dan bahagia. Tidak ada duka tanpa adanya kebahagiaan, dan tidak ada bahagia tanpa diiringi duka.❞ ══════════ ✥.❖.✥ ══════════ ❝ Oh iya, diminum tuh jangan ngeliatin gue mulu. Yah gue tau gue ganteng, tapi gue gak m...