2. Apa Alasanmu Mengatakannya?

94 25 6
                                    

"Kau sudah sampai di Seoul?" suara di seberang sana terdengar tidak lama setelah Sehun keluar dari mobil.

"Ya‚ baru saja sampai. Jadi bertemu di klub‚ kan?" tanya Sehun. Ia berhenti sejenak‚ memandang klub yang berada di depannya kemudian menghela napas.

Sebenarnya ia malas diajak bertemu dengan Chanyeol di sini. Tapi lelaki jangkung itu memaksanya‚ berdalih bahwa ia sedang pusing memikirkan masalahnya dengan Baekhyun dan sekarang butuh teman untuk minum sementara Jongin sibuk dengan Kyungsoo. Ah‚ pasangan itu sedang ada masalah sepertinya.

"Ya. Aku sudah ada di dalam. Masuk saja. Kutunggu." kata Chanyeol sebelum memutus panggilan secara sepihak.

Sehun menghela napas lagi. Dengan sedikit memupuk kesabaran dalam hati‚ Sehun masuk ke dalam. Suara musik keras langsung menyapa gendang telinganya‚ membuat Sehun meringis. Kemudian Sehun meninggikan kepala untuk mencari-cari keberadaan Chanyeol. Begitu menemukan Chanyeol sedang mengangkat tangannya di lantai dua‚ Sehun segera menaiki tangga untuk menghampiri Chanyeol.

"Kau kelihatan tidak nyaman ada di sini." kata Chanyeol begitu Sehun sudah berada di sebelahnya. Ia menegak wine dalam botol yang ada di tangannya sementara matanya menatap Sehun yang menyandarkan tubuh belakangnya pada pagar pembatas.

"Apa yang membuatmu datang ke sini?" tanya Sehun. Ia memperhatikan setiap orang yang ada di sini‚ dan melengos malas pada beberapa perempuan yang melewatinya dengan tatapan genit. Sehun membalik badan kemudian.

Sehun mulai tidak betah berada di sini.

"Aku kesal pada Baekhyun." jawab Chanyeol. "Yah... Tahu sendirilah bagaimana perempuan kalau tidak ingin kalah saat berdebat. Jadi aku kesini untuk melupakan perdebatan kami." ceritanya. Lagi-lagi ia meneguk wine setelah berbicara.

"Kau juga keras kepala‚ Chanyeol. Jangan begitu pada Baekhyun. Nanti kau menyesal sendiri." tanggap Sehun setelahnya.

Chanyeol menggidikkan bahu sekilas. Ia tak menanggapi apa-apa selain menghabiskan wine dalam botol itu.

Sementara itu‚ Sehun mendengdarkan pandangannya pada kerumunan orang yang asyik menari-nari di bawah sana. Sikunya menumpu pagar pembatas‚ kepalanya mengikuti irama musik keras samar-samar. Di sini memang tempat yang cocok untuk bersenang-senang. Tapi Sehun bukan tipikal orang yang dengan mudah keluar masuk klub. Tidak‚ ia terlalu malas membawa tubuhnya sendiri untuk pulang jika ia mabuk.

"Kau tidak memberitahu Luhan kalau kau pulang malam ini?" tanya Chanyeol kemudian. Sehun menggeleng sebagai tanggapan. "Oh‚ aku tadi sempat melihat Luhan datang kemari bersama Yifan."

Sedetik setelah mendengar hal itu‚ alis Sehun menukik‚ keningnya juga berkerut. Ia memang tidak menoleh pada Chanyeol sebagai tanggapan. Tapi matanya dengan refleks mencari-cari keberadaan Luhan‚ atau Yifan juga bisa‚ terserah. Yang penting Sehun harus menemukan Luhan sekarang juga.

"Bukankah kau sudah memberitahu Luhan kalau Yifan bukan lelaki yang baik untuknya?" Chanyeol bertanya lagi. Sehun mendengus.

"Ya‚" jawab Sehun kesal. "Aku sudah bilang padanya dan dia kelihatan tidak peduli." lanjutnya dengan mata yang masih mencari-cari keberadaan Luhan.

Chanyeol mendesah pedek. "Dasar perempuan. Mau saja percaya dengan lelaki hidung belang seperti Yifan."

Sehun tersenyum miring. Tak menyahut apapun.

...

Fragment
2. Apa Alasanmu Mengatakannya?

FragmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang