3. Kau Merasa Canggung?

77 25 2
                                    

"Ayo kita berkencan setelah kau putus dari Yifan."

Luhan merona tiap ia mendengar suara Sehun yang mengucapkan kalimat itu di pikirannya. Kalimat itu terus saja terulang sebelum Luhan tertidur dan setelah Luhan bangun di pagi hari. Luhan jadi tidak sempat memikirkan apa yang Sehun katakan saat mereka berada di apartemen lelaki itu semalam.

Sialan. Menyebalkan sekali.

Luhan mengunyah roti bakar sebagai menu sarapannya kali ini dengan kesal. Ziyu‚ adiknya yang satu itu justru dibuat heran karena tingkah Luhan pagi ini. Namun Ziyu memilih untuk tidak peduli. Ia lebih peduli dengan roti bakarnya daripada kakaknya yang sering sekali aneh itu.

Ah‚ terserahlah. Luhan berusaha untuk melupakannya dan berusaha untuk memikirkan apa yang Sehun katakan di balkon malam itu. Mungkin Sehun ada benarnya juga. Apa yang Luhan percayai justru menimbulkan banyak resiko berbahaya. Luhan harus berterima kasih pada Kyungsoo yang tanpa sengaja telah memberinya masukan berupa langsung bertanya pada Sehun.

Meski malam itu berakhir mendebarkan untuk Luhan.

Hari-hari berlalu. Sekitar dua minggu setelah kejadian di mana Sehun mengajakanya kencan, Luhan sedang berjalan sendiri di koridor kampus menuju kelasnya Yifan. Seperti biasa‚ akhir-akhir ini ia memang tidak bersama dengan Sehun. Lelaki itu lebih sibuk sekarang ini. Jadi Luhan tidak bisa mengganggu. Lagipula kalau Luhan mengganggu‚ ia jadi tak bisa untuk menjaga sikap karena selalu dibuat berdebar-debar karena kalimat-kalimat Sehun.

Sesampainya di depan pintu kelas Yifan yang terbuka‚ Luhan menengok sedikit. Ada beberapa teman Yifan yang Luhan kenal sedang duduk di bangkunya dan tertawa bersama. Luhan menengok lebih dalam‚ lalu menemukan Yifan yang duduk di meja dan sedang mengobrol dengan seorang perempuan yang duduk di kursi di dekat Yifan. Luhan tahu siapa perempuan itu. Perempuan itu adalah adik tingkat Luhan‚ yang waktu itu Luhan lihat sedang bersama Yifan di malam kencan gagal Luhan dan Yifan.

Beberapa hari terakhir‚ Luhan selalu melihat perempuan yang Luhan ketahui bernama Huang Zitao itu sering mengobrol dengan Yifan. Padahal jadwal kuliah mereka berbeda. Tapi Luhan sering melihat mereka berdua bersama-sama.

Luhan menghembuskan napas pelan. Meski begitu‚ ia tetap masuk. Membuat teman-teman Yifan beralih padanya.

"Oh‚ hai‚ Luhan." sapa salah satu perempuan yang cukup dekat dengannya. Namanya Zhang Yixing. Dan Luhan suka sekali dengan lesung pipit di pipi kanannya.

Luhan tersenyum. "Hai." sapanya balik. Kemudian Luhan menghampiri Yifan yang menatapnya dengan senyum kecil.

"Kau kemari?" tanya Yifan. Ia merangkul Luhan dan mengecup keningnya sekilas. "Ada apa?"

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu." kata Luhan berbisik.

"Bicara saja di sini."

"Tidak di sini." Luhan menggeleng pelan. "Sekalian antar aku pulang‚ ya?"

...

Fragment
3. Kau Merasa Canggung?

...

Yifan akhirnya mengangguk setelah beberapa saat ia terdiam. Luhan sempat melihat Yifan memberi isyarat pada Zitao yang kemudian ditanggapi anggukan serta senyuman kecil oleh perempuan bermata panda tersebut. Luhan mencoba untuk mengerti. Ia harus bicara dengan Yifan sebelum memutuskan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sempat ada keheningan yang lama di mobil. Luhan yang tidak tahan karena suasana hening ini‚ akhirnya membuka pembicaraan.

"Kau sibuk akhir-akhir ini?" tanya Luhan. Yifan mengangguk kaku setelah terdiam untuk beberapa detik. Luhan menghela napas pelan. "Aku jadi jarang bersamamu."

FragmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang