Part 9
Pagi yang cerah seharusnya untuk dua insan yang terlihat sedang di mabuk asmara.
Ben dengan pakaian santainya menikmati sarapan di hotel yang mereka tempati malam tadi. Dan Aerhyn dengan kemeja putih kebesaran yang Ben beli kemarin untuk hadiah koleganya, namun berakhir di tubuh Aerhyn.Bagaimana tidak, dress gadis itu robek. Kekuatan jari Benedict membuat dress indah itu kini ada di tong sampah.
Banyak mata nakal yang melirik ke arah Aerhyn. Gadis itu menyanggul rambutny asal. Memperlihatkan leher jenjangnya yang di penuhi tanda kepemilikan Benedict.
Ia tak perduli akan pandangan sekeliling, ia sibuk mengunyah, tanpa ia tau manusia di hadapannya ingin sekali segera mengurungnya.
Benedict tidak suka orang orang memperhatikan miliknya, ia benci Aerhyn menjadi pusat perhatian. Ia mau Aerhyn selalu tersembunyi di balik dirinya.
"Tuan tidak makan?" Tanya Aerhyn yang mengunyah garlic breadnya.
"Aku sudah kenyang dengan melihatmu" jawab Ben ketus.
Aerhyn mengerutkan keningnya. Apa lagi yang membuat Tuannya meradang.
"Apakah aku ada salah?" Tanya Aerhyn ragu
"Tidak, habiskan makanan mu. Lalu segera naik" jawab Ben dengan nada dingin.
"Baik".
Aerhyn mengunyah dengan lahap, ia tak yakin apa salahnya. Tapi ia tau Tuannya sedang menahan emosi. Tatapan Ben mengerikan. Persis seperti kemarin sore.
======
"Audrey apa saja yang kakak ku lakukan selama aku pergi" tanya Ben begitu mereka sampai di apartment.
"Tuan Matthew membawa seorang gadis cantik, dan gadis itu masih ada di atas" jawab Audrey sopan.
"Gadis? Siapa?" Tanya Ben menyelidiki.
"Tamu tuan Matthew, wajahnya mirip dengan Aerhyn"
Benedict mengarahkan pandangannya pada Aerhyn yang juga sedang menatapnya.
"Kau punya saudara?" Tanya Ben dengan nada ketus.
Aerhyn menggeleng, wajahnya juga penasaran. Bagaimana seorang gadis yang ia tak kenal memikiki wajah mirip dengannya.
Tak puas dengan jawaban Aerhyn. Ben ingin tau siapa gadis yang di bawa oleh Matthew.
"Sekarang naik ke kamar mu, jangan keluar sampai aku perintahkan. Dan bawa ini" seru Ben memberikan paper bag berisi dress.
"Baik, tapi aku masih lapar" wajahny memelas.
Ben menarik napas, kesal. Gadis ini tak tau ia sedang ingin sekali memakan siapa saja yang membuatnya kesal. Dan gadis ini melakukannya.
"Naik sekarang, selagi aku masih berbicara dengan sopan" titah Ben. Kuasa veto Ben melemahkan Aerhyn.
"Baik".
Aerhyn tertunduk dan melangkahkan kakinya malas menuju kamarnya.
"Suruh Bianca siapkan makanan dan snack untuknya, aku akan menemui Matthew"
"Dan satu lagi, bilang pada tamu Matthew jangan pergi dulu, aku ingin bertemu dengannya" perintah Ben.
"Baik Tuan".
***
"Siapa yang kau bawa kerumah ku Matth" tanya Ben begitu ia mendarat kan bokong nya di kursi.
Kakak beradik ini terlihat sedikit tegang. Mereka bertemu di salah satu restaurant cepat saji, melakukan makan siang bersama.
"Hahaha, santai. Kau mau pesan apa?" Tawa Matthew renyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become Alpha Slave
Romance10 #Darkside Perkenalan karakter utama **Cerita mengandung unsur 18+ == Benedict Joseph Alexander adalah seorang Billionaire muda yang namanya sudah sangat di kenal di beberapa Negara di Amerika Serikat. Parasnya yang tercipta bagaikan lukisan sang...