- Nio POV
Pagi sekali kami sudah berangkat menggunakan mobil. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 2-3 jam. Aku memangku Theo yang tertidur nyenyak begitupun Victoria. Sejak semalam wanita disampingku ini tidak memejamkan matanya. Jadi aku mencampurkan sedikit obat tidur ke airnya pagi ini. Itu akan membuat dia istirahat sebentar.
Aku melihat jalanan yan masih sepi. Memperhatikan supirku yang merupakan orang kepercayaanku. Aku hanya membawanya kali ini. Hatiku masih merasakan sesuatu yang ganjal. Apapun itu aku berharap rencanaku berhasil mengelabuinya.
2 jam kemudian.
Victoria masih tertidur dengan pulas dan Theo menyedot botol susunya dengan semangat. Semua persiapan sudah dipersiapkan. Tas besar isi keperluan Theo dan juga tas kecil yang berisi baju kami. Yah kami akan menginap mungkin 1 atau 2 hari. Orangku sudah memesan hotel untuk kami.
Saat sampai ke hotel aku membangunkan Victoria. Dia terbangun dengan bingung. Sedangkan Theo menatapku terus dengan mata bulatnya. Sungguh menggemaskan.
"Kita sampai."
"Maafkan aku. Aku ketiduran." Victoria merapihkan rambutnya yang berantakan karena tertidur tadi.
"Tidak apa." Aku menggendong Theo turun dari mobil.
Dilobi hotel sudah ada seorang pria yang menungguku. Aku melihat sepasang suami istri yang membawa bayinya baru melewati diriku dan Victoria.
"Selamat datang Mr. D'Feehop. Kamar anda telah dipersiapkan." Ucapnya profesional walaupun aku melihatnya terkejut karena bayi ditanganku lalu wanita disampingku.
"Berikan kuncinya pada istriku." Ucapku singkat lalu berjalan meninggalkannya. Aku masih bisa mendengar suara terkejut Victoria dan juga manager hotel ini.
"Hey, apa itu tadi?" Ucap Victoria sat kami masuk ke dalam kamar.
"Memangnya apa yang terjadi?" Tanyaku kembali. Membuatnya emosi dan menahan semua perkataan kasarnya dengan diam.
"Berikan Theo padaku." Ucapnya kemudian.
Saat dia membawa Theo untuk mengganti pakaian dan popoknya Aku mengeluarkan ponselku dan berbicara dengan beberapa orang.
Setelah semua selesai kami bersiap menuju rumah sakit tempat ayah Victoria dirawat. Tapi sesampai disana ternyata ayahnya sudah dipulangkan. Aku melihat Victoria mengerutkan dahinya. Apa dia juga merasa ada yang salah?
Ketika kami baru saja meninggalkan rumah sakit. Ponsel Victoria berbunyi itu dari Darcy.
"Vic, aku lupa mengabarimu kalau ayahmu memaksa pulang kerumah kalian. Dia menunggu kalian disana." Ucap Darcy. Suaranya serak.
"Baiklah. Terima kasih." Ucap Victoria dan mematikannya.
"Dave, putar balik mobilnya." Ucapku datar.
"Kau tahu rumahku?" Victoria bertanya penuh selidik.
"Semalam aku mencari tahu semuanya." Bohongku. Padahal aku susah tahu sejak lama. Dia tidak menjawab tapi menatapku penuh selidik.
Aku memandang tempat bayi disampingku. Theo tertidur nyenyak didalam. Lalu pandanganku mengarah kepada Victoria yang terus meremas tangannya sejak tadi.
Aku menepuk kepalanya pelan.
"Semua akan baik-baik saja." Ucapku pelan. Dia menyunggingkan senyum tipis padaku. Lalu menatap ke jendela mobil.
Saat mobil berhenti aku menatap rumah sederhana dihadapanku. Sangat sunyi. Karena kawasan disini setiap rumah mempunyai jarak yang cukup jauh dan dikelilingi oleh hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY ( Nio And Victoria )
Любовные романыSemua karena alkohol. Jika aku bertemu dengan jin yang bisa mengabulkan 3 permintaan maka permintaan pertamaku adalah memusnahkan alkohol dari muka bumi ini. - Victoria Kyle Monrie Alkohol memang bisa menghilangkan masalahku sejenak tapi kemudian...