"Ritsu san sedang apa disini??"
"Tidak apa apa, aku hanya mengantuk saja"
"Itu tidak ada hubungannya"
"Tentu saja ada~ kamar (name) san sangat nyaman" Ritsu tanpa minta izin langsung naik ke atas tempat tidur milik (name). "Baiklah, tapi tadi kupikir kalian ingin rapat??" tanya (name). "Jangan khawatir, aku sudah membaca pesan dari Ecchan"
"Ecchan?? Kalian cukup dekat ya"
"Kami hanya teman minum teh, jangan cemburu begitu" Ritsu sedikit mengganggunya. "Aku tidak perlu cemburu hanya karna hal itu"
"(Name) san tidak asik~"
"Apa maksudmu??" tanya (name) heran. "Tidak, bukan apa apa. Itu hanya beberapa tips menyangkut tugas kami"
"Hmm?? Jadi?? Bagaimana?? Apa kalian bisa pergi??"
"Kau ingin mengusir kami??" Ritsu keheranan. "Tidak, bukan begitu maksudku"
"Ahahaha baguslah, karena yang kami cari itu bukanlah barang.." Ritsu berhenti sebentar. Ia tak ingin melanjutkan kalimatnya. "Yah begitulah. Membuat ohime sama tidak mau meninggalkanku. Bisa dibilang begitu~"
"Hentikan itu Ritsu san"
"Hmm?? Kenapa begitu"
".....Eichi san memang selalu membuat hal hal aneh" (name) menghela napas. "Oh iya kau ingin tidur kan?? Aku akan pergi kalau begitu"
"Tunggu dulu" Ritsu menahan (name). "....Kau berbagi rahasia dengan Su chan bukan??" tanya Ritsu. "R-Rahasia apa??"
"Sudah kuduga. Kalau begitu, aku ingin (name) san juga berbagi rahasia denganku"
"Apa maksudmu Ritsu san?? Aku tidak mengerti" (name) kebingungan. "Duduklah dulu disini" Ritsu mengisyaratkan agar (name) duduk di sebelahnya. Ia kemudian tidur di atas pangkuannya. "Su chan sudah menceritakan semuanya. Kurasa tidak adil bila kau tak mengetahuinya"
".....Tsukasa san menceritakan semuanya??"
"Benar... Tapi sebelum kau memarahinya, aku akan menceritakan tentang kami terlebih dahulu"
"...."
"Aku ada disana. Saat semuanya mulai hancur... Saat itu Tsukipi juga pergi..."
"Ritsu san... Kau tak perlu membicarakannya bila tak mau" (name) mencoba menenangkannya. Entah mengapa Ritsu terlihat sedih ketika ingin membicarakannya. "Tak apa, aku merasa kau harus mengetahuinya. Kita akan tinggal bersama selamanya~" Ritsu sedikit tertawa.
"Jangan terlalu percaya diri Ritsu san, aku tidak pernah berkata seperti itu"
"Tapi sikapmu menunjukkan seperti itu" perkataan Ritsu membuat (name) kemudian tersadar bahwa sedari tadi ia terus mebgelus kepala Ritsu. "I-Ini tidak sengaja, aku sedang tidak sadar" (Name) kemudian berhenti melakukannya.
"Tidak apa, aku juga suka jika (name) san melakukannya" Ia meletakkan tangan (name) ke atas kepalanya.
"Awalnya kami hanya membantu. Aku dan Nacchan" Ritsu mulai bercerita. "Tsukipi dan Secchan yang awalnya membentuk grup ini. Tapi karena beberapa hal, Tsukipi akhirnya jatuh, begitu pula dengan kami. Secchan berhasil mempertahankannya sampai seperti ini"
"Izumi san ya..."
"Benar, walau ia terlihat seperti suka marah marah, ia itu sangat peduli dengan kita semua"
"Suchan datang seperti cahaya bagi kami. Kuharap kami tidak akan kembali ke jalan tersebut. Aku yakin ia akan memimpin kami dengan baik"
"Kalian sangat mempercayai Tsukasa san ya"
"Tentu saja, dan kurasa kalian semakin dekat karena kalian seumuran"
"Baiklah, dari apa yang Eichi san katakan kurasa aku mengerti apa yang ingin kalian lakukan" (Name) kemudian mengambil sebuah buku lalu menyerahkannya kepada Ritsu. "Kalau kalian ingin mendapatkan hati seseorang, bukankah lebih baik jika kalian semakin mengenal orang itu bukan??"
Ritsu kemudian tertawa. "Kau sangat baik (name) san" Ritsu mengambil buku tersebut. "Tapi bukan berarti aku akan memberikan buku ini pada yang lainnya"
"Hee?? Ritsu san, itu curang"
"Tidak ada aturan dalam pertarungan ini. Selain seorang kesatria, aku ini juga seorang vampir"
"Benar juga. Hal itu tak terpikirkan olehku" (name) perlahan bangun dari tempat tidurnya, dan berjalan menuju ke jendela. "Vampir tidak tahan sinar matahari bukan??" ia membuka tirai yang menutupi cahaya matahari yang masuk ke ruangannya, membuat Ritsu tak bisa melihat.
"Aku akan mengambil buku tersebut" (name) mengambil buku tersebut lalu segera keluar dari kamarnya. "Jika kau menginginkannya maka berjuanglah Ritsu san"
Ritsu mulai menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya di sekitarnya. "Tch, aku tidak boleh kalah" ia segera keluar dan mendapati (name) yang mengumpulkan seluruh anggota yang lain.
"Ada apa kau memanggil kami?? Jika ini tidak penting maka ini akan sangat menyebalkan~"
"Oh berhentilah mengeluh Izumi san, di dalam buku ini terdapat hal yang kalian butuhkan untuk bisa menyelesaikan misi kalian" (Name) mulai menarik perhatian mereka. "Dan aku berpikir untuk bermain adil disini. Jadi akan kuberikan ini kepada kalian"
"Apa ini berkaitan dengan clue yang diberikan Tenshouin onii sama tadi??" tanya Tsukasa. (Name) mengangguk. "Eichi sialan itu, tidak pernah membiarkanku hidup sendirian. Aku ini sudah bukan anak kecil" keluh (Name).
"Baiklah, aku anggap kalian semua sudah tahu tujuan kalian. Semakin cepat kalian pergi, aku juga akan semakin tenang disini" (Name) meletakkan buku tersebut di atas meja. "Ini adalah buku diary milikku. Tidak seharusnya aku memperlihatkan hal ini kepada yang lain. Tapi jika kalian ingin mendapatkan hati seseorang maka kalian harus mengenal orang tersebut bukan??"
Mereka tak menyangka akan diberikan hal yang sangat pribadi seperti itu. Tsukasa memasang wajah bersalah ketika mengetahui bahwa ia terlalu mempercayai mereka.
"Jangan khawatir Tsukasa san. Aku mengerti apa yang kau lakukan itu untuk misimu" (Name) berusaha menenangkannya. "Sebagai gantinya, berjuanglah yang terbaik untuk misimu. Kalau tidak, aku akan sangat marah padamu" (Name) kemudian mengelus kepalanya.
"Ah curang, aku juga mau disemangati (name)~" Leo mulai kesal. "Haha tentu saja Leo san, berjuanglah untuk misimu" (Name) akhirnya mengelus kepala Leo juga.
"Ah~ akhirnya mereka juga mendapatkannya" Ritsu terlihat kecewa. "Jangan khawatir Ritsu san, kalau kau sangat percaya dengan kemampuanmu, maka bertarung adil seperti ini bukanlah masalah bagimu kan??"
"Tentu saja, kalau untuk mendapatkan hati ohime sama~" ia perlahan berjalan mendekati (name). "Aku tidak akan kalah dari siapapun" ia memegang tangan (name) lalu mencium punggung tangannya.
"Oi Kuma kun, kau sadar kan kalau kami masih ada disini" Izumi nampak tak terima. "Oh?? Apa Secchan tak terima??"
"Tch, bukan berarti aku peduli akan hal tersebut"
"Oh apa Izumi san tidak tertarik dalam menyelesaikan misinya??" (Name) kebingungan. "Tidak begitu, Izumi chan sangat mementingkan misinya tersebut. Tapi jika menyangkut masalah hal seperti ini. Ia memang susah mengakui perasaannya sendiri"
"Jadi dalam kata lain Izumi san adalah seorang tsundere??"
"Kau bisa bilang seperti itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Gentleman (KnightsXReader)
FantasySuatu hari 5 orang pria muncul di hadapan (name) dan mengatakan bahwa mereka adalah pria yang ditakdirkan untuk melayaninya. Sebagai seorang pria sejati. Mereka mencari sesuatu yang tidak dimiliki oleh mereka di dalam diri (name).