Kediaman Alexander.
Di pagi hari, Isabel masih tertidur lelap di atas ranjangnya. Ia mendengar suara ketukan, Isabel pun segera membuka pintu kamarnya.
"Ada apa Charles? Kau mengganggu ketenangan ku" Ucap Isabella.
"Nona ada surat untukmu, isi surat ini mengatakan jika ada masalah dengan bangunan yang akan anda beli di kota Lerilla" Jawab Charles.
"Menyebalkan sekali! Mau tidak mau kita harus pergi kesana Charles!" Ucap Isabella.
"Saya akan segera mengemasi barang bawaan anda, lalu bagaimana dengan yang lainnya?" Tanya Charles.
"Aku tidak mau melibatkan mereka" Jawab Isabella.
Alexander yang tidak sengaja lewat pun mendengar pembicaraan mereka berdua, ia pun langsung menyela Isabel.
"Kedengarannya menyenangkan jika kiya pergi bersama, anggap saja ini liburan Isabel" Ucap Alexander.
"Terserah kalian, lalu bagaimana dengan Victor?" Ucap Isabella.
"Dia sudah pergi dari tadi" Jawab Hector.
*****
Dermaga.
Di waktu yang sama empat pria berpakaian serba hitam pun mulai menaiki sebuah kapal, mereka adalah Antonio dan anak buahnya.
"Kita mau kemana? Apa kita akan pergi liburan? Kenapa kau sangat baik begini mengijinkan kami berlibur bersama?" Ucap Luke.
"Hentikan ocehan mu Luke, kita punya tugas di suatu tempat! Anggap saja kita sedang berlibur disana" Jawab Antonio.
"Apa kau yakin bos ini satu-satunya transportasi kita?" Tanya Hugo yang wajahnya memucat
"Jangan katakan padaku jika kau sedang mual!" Ucap Antonio.
Victor pun segera memberikan sebuah kantong kertas, Hugo yang tidak kuat lagi pun segera memuntahkan semuanya ke dalam kantong itu. Sedangkan Luke hanya melihat pemandangan laut sambil menghirup asap rokoknya, kemudian Hugo berjalan menghampirinya.
"Habiskan saja rokok mu sampai paru-paru mu menghitam, seperti hatimu" Ucap Hugo.
Tidak berselang lama kemudian Hugo kembali merasakan mual, Luke hanya terdiam sesaat lalu ia pun membuang puntung rokoknya ke laut.
*****
Malam harinya, di stasiun kereta api kini Isabella dan yang lainnya baru saja sampai di kota Lerilla. Dua kereta kuda sudah terparkir di luar stasiun menunggu kedatangan mereka.
"Kita akan menginap di sebuah villa" Ucap Isabella.
*****
Malam hari.
Villa.Butuh waktu sekitar 20 menit bagi mereka untuk sampai ke villa tersebut, mereka turun di tengah taman yang berada di halaman Villa, dinding bangunan yang begitu indah diselimuti bebatuan bewarna kecoklatan membuat daya tarik villa ini.
"Wah ini villa yang akan kita tinggali? Desain bangunannya begitu indah" Ucap Giovanni.
Seorang wanita pun keluar bersama beberapa pelayan lainnya yang menyambut Isabella dan yang lain.
"Selamat datang nona Isabella, sudah lama sekali anda tidak kemari, tapi sayang sekali karena sudah ada yang menyewa villa ini terlebih dahulu"
"Lalu apa ada hotel yang buka?" Ucap Isabella.
"Saya rasa ada, tapi lokasinya lumayan jauh dari sini, bagaimana kalau kalian menginap sementara disini?"
"Mungkin sedikit menyebalkan untukku, tapi mau bagaimana lagi aku tidak bisa menolak" Jawab Isabella.
"Silahkan masuk nona dan tuan, saya akan segera hidangkan makan malam, mohon untuk beristirahat sejenak di kamar"
Mereka pun segera berpencar mencari kamar, Isabella secara acak memasuki sebuah kamar, ia memasuki sebuah kamar dengan nuansa warna pastel yang di dalam kamarnya terdapat lilin beraroma mawar. Isabel kurang menyukai aroma lilin tersebut, ia pun berjalan menuju lilin tersebut dan meniupnya. Ia mulai merebahkan tubuhnya keatas ranjang yang lembut. tangannya tidak sengaja menyentuh sesuatu, ia menemukan sebuah rokok di atas ranjangnya.
"Milik siapa ini?" Ucap Isabella yang kebingungan.
Suara pintu kamar mandi pun terdengar, Isabella langsung beranjak dari ranjangnya dan melihat kearah pintu kamar mandi. Uap air panas memenuhi seisi kamar mandi, ia tidak bisa melihat siapa yang berada disana. Isabel melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi, setelah masuk ia tidak melihat siapapun disana.
Ia pun berniat keluar dari kamar mandi tersebut, tiba-tiba ia melihat seorang pria sedang duduk santai diatas ranjang. Isabella pun melangkahkan kakinya kedepan untuk melihat wajah pria itu. Ia sangat terkejut dengan keberadaan Luke di dalam kamar yang hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya.
"Aku pasti hanya sedang berhalusinasi" Ucap Isabella.
Isabel segera menjernihkan pikirannya dengan keluar dari kamar, tapi Luke dengan cepat menarik tangannya.
"Apa kau merindukanku?" Ucap Luke.
Isabel pun segera menampar wajah Luke lalu pergi meninggalkannya.
*****
Dengan raut wajah yang kesal ia segera pergi mencari pengelola villa tersebut, tapi secara tidak sengaja ia berpapasan dengan seseorang yang membuatnya semakin kesal lagi.
"Dari banyaknya orang yang menyebalkan kenapa aku harus bertemu dengan kalian?!" Ucap Isabella.
"Kau baru saja bertemu luke? Apa dia menyakitimu?!" Ucap antonio sambil membelai lembut wajah Isabel.
Isabel langsung menepis tangan Antonio.
"Jangan menyentuh wajah ku dengan tangan mu yang bersih tuan, nanti tangan mu bisa kotor, bukannya kalian para bangsawan merasa jijik dengan rakyat jelata?" Ucap Isabella.
"Bisakah kau tidak mengungkit hal itu lagi!!" Teriak Antonio yang seketika membuat tubuh Isabel gemetaran.
Antonio memukul dinding sekeras mungkin, tangannya terlihat memar, meskipun begitu ia tetap memukuli dinding dengan tangannya. Isabel dengan tubuh yang masih gemetaran pun mencoba berjalan kearah Antonio, ia mencoba untuk menghentikannya tapi Antonio langsung menarik tubuh Isabel lalu memojokkannya ke dinding.
"Katakan padaku kenapa kau sangat membenciku?! Mereka yang bersalah tapi kenapa aku yang disalahkan?!! Aku bahkan tidak pernah melukai mu, tapi kenapa malah kau yang melukai ku?!" Bentak Antonio.
Antonio pun mulai berjalan mundur dari Isabel, ia segera pergi menjauh. Tapi Isabel langsung memeluk tubuhnya dari arah belakang sambil menangis.
"M..maa..maafkan aku kak!" Ucap Isabella sambil menangis.
Hugo yang dari tadi bersembunyi pun menghampiri mereka.
"Aku sungguh terharu melihat melodrama barusan, tapi maaf mengganggu waktu kalian, jam makan malam sudah tiba" Ucap Hugo.
*****
Mereka bertiga pun pergi menuju ruang makan, disana semua orang pun sudah berkumpul.
"Nona isabel, apakah anda sudah mengenal Tuan Antonio?"
"Dia kakakku" Jawab Isabella.
Semua orang yang berada di ruangan pun terkejut mendengar perkataan Isabel, Alexander segera beranjak dari kursinya lalu menempelkan punggung tangannya pada dahi Isabel.
"Apa kepala mu terbentur?" Ucap Alexander.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella
Mystery / ThrillerBerlatar belakang di Inggris tahun 1870, Sebuah keluarga bangsawan terpandang bernama Baker yang di kagumi semua orang, kehidupan yang harmonis pun harus lenyap ketika keluarga tersebut mengalami kecelakaan dan hanya menyisakan kedua anaknya yaitu A...