20. Ar'Gatha

897 42 0
                                    

TYPO BERTEBARAN!!

~ArGatha~

HAPPY READING








Jangan menilai orang dari sisi luarnya. Coba lihat dari sisi dalamnya. Semua orang pasti memiliki hati yang baik

Sinar matahari pagi perlahan masuk ke dalam kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam selimut tebalnya. Agatha membuka matanya karena merasa terganggu oleh sinar matahari yang masuk melalui celah jendela kamarnya.

Ia meregangkan badanya lalu bangun dan duduk dipenyangga ranjang mengumpulkan tenaganya, mengerjapkan matanya berkali-kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya. 

Agatha melirik jam weker di sampingnya menunjukkan pukul setengah tujuh. Agatha bangkit dari ranjangnya, ia pergi ke kamar mandi bersiap untuk berangkat sekolah. Tak butuh waktu lama Agatha sudah siap dengan seragamnya. 

Sebelum berangkat, Agatha ingin melihat keadaan Aril di kamar Kakaknya. Sampai di depan kamar Al, ia mengetuknya lalu masuk ke dalam. Agatha melihat Al yang sudah tidak ada di kamarnya, tasnya pun tak ada, mungkin saja Al sudah berangkat ke sekolah ia hanya melihat Aril yang terbaring lemas.

Agatha menghampiri Aril dan duduk di samping ranjang. Ia menyentuh dahi Aril, Agatha terkejut karena suhu badannya panas ternyata cowok itu demam. Pantas saja wajahnya terlihat pucat. 

Agatha beranjak dan meletakkan tasnya di meja belajar lalu segera pergi menuju dapur untuk mengambil baskom yang diisi dengan air dingin dan mencari kain yang bisa digunakan untuk mengompres.

Setelah semua barang yang ia perlukan siap, Agatha kembali ke kamar Al. Menaruh baskom di atas meja yang berada di samping ranjang Al. Agatha mulai mengompres kening Aril sesekali mendengar gumamman dari cowok itu. Mungkin saja karena tidurnya sedikit terganggu.

Agatha teringat luka Aril yang semalam. Ia kembali beranjak untuk mengambil kotak P3K ingin mengganti perban Aril dan menyuruh Bi Ica untuk membuat bubur. Setelah mendapat apa yang ia cari, Agatha kembali ke kamar Al. Dan mulai mengangkat baju Aril setengah dada untuk mengganti perban cowok itu. Ya, Untuk sementara Aril memakai baju Al.

Aril yang merasa terganggu perlahan membuka matanya dan merasa ada sesuatu didahinya ternyata hanya kain. Ia memandangi wajah Agatha yang tengah serius mengganti perbannya. "Lo gak sekolah?"

"Sekolah," jawab Agatha tanpa menatap Aril.

Setelah beres mengganti perban Aril. Agatha mengambil kembali kain yang ada dikepala Aril menaruhnya di baskom lalu membantu Aril bersandar di penyangga ranjang. Tak lama setelah itu Bi ica datang dengan membawa bubur sekaligus air putih. Bi ica meletakkannya di atas meja lalu pamit untuk membersihkan rumah.

Agatha mengambil mangkuk berniat menyuapi Aril namun, Aril menolak. "Gue bisa sendiri." Agatha menggelengkan kepalanya. "Gak! Diam aja bisa gak sih? Udah tau sakit."

"Buruan buka mulutnya," titah Agatha. Aril menurut dan membuka mulutnya lalu Agatha mulai menyuapinya.

"Lo gak sekolah?" Tanya Aril sekali lagi sambil melirik jam dinding yang ada di kamar Al. Sudah dipastikan Agatha akan terlambat.

"Habis ini," jawab Agatha.

"Gue bisa sendiri." 

"Buruan habisin tinggal dua sendok lagi," titah Agatha tidak peduli.

"Lo bisa terlambat, Agatha!"

"Makanya buruan habisin!" Agatha kembali menyuapi Aril sampai pada suapan terakhir. Ia mengambil gelas yang ada di meja dan memberikannya untuk Aril. Setelah aril meneguk minumnya,  Agatha kembali meletakkan gelasnya di atas meja.

Ar'Gatha (selesai✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang