HPFH : 12

592 45 6
                                    

the truth is never painful as discovering a lie

Iris berwarna hazel itu memerhati rusuhan yang berlaku di luar istana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Iris berwarna hazel itu memerhati rusuhan yang berlaku di luar istana . Jeritan bersama tengkingan rakyat-rakyat sayup-sayup menyapa telinganya . Sesetengah daripada mereka mencuba untuk masuk ke dalam perkarangan istana tetapi ditahan oleh pihak polis . Wartawan-wartawan juga terlibat sama , meninjau kawasan di sini . Wajah Raja Nabil terpapar di surat khabar , artikel-artikel dan disiarkan di berita . Begitu ramai rakyat-rakyat yang marah kepada perbuatan Raja Nabil .

Daisha menongkat pipi . Sebenarnya Raja Nabil dan Syed Iskandar melarangnya untuk berada di sini . Dirinya belum sembuh sepenuhnya . Tadi , Daisha terdengar perbualan Raja Nabil dengan setiausaha diraja . Ayah akan menurunkan takhta dalam masa yang terdekat . Mungkin takhta itu akan diberikan semula kepada Syed Iskandar . Saat Daisha leka memerhati manusia-manusia di bawah , satu tangan mengusap lembut kepalanya .

" kenapa duduk sini ? ayah pesan jangan banyak bergerak . degil betul anak ayah ni " bebel Raja Nabil . Daisha tersengih . Ayah pun sama . Raja Nabil melenyekkan punggung di sebelah Daisha . Anak matanya melihat ke bawah . Raja Nabil ingin sekali menurunkan takhta secepat mungkin . Bolehlah nanti dia pergi meninggalkan tempat ini .

" sakit lagi ? " tanya ayah lembut . Gadis itu mengangguk perlahan . Tangan Raja Nabil turun mengusap dan memicit belakang Daisha . Daisha senyum . Ayah baik sangat . Daisha memandang sisi wajah Raja Nabil . Macam mana ayah boleh tenang macam ni ? Daisha kembali melemparkan pandangan ke perhimpunan manusia di bawah . Makin ramai daripada tadi .

" ayah jangan tinggalkan Daisha "

" kenapa pula ayah nak tinggalkan anak kesayangan ayah ni ? " rambut serabai Daisha dirapikan . Anak ayah kenalah cantik-cantik . Sisi kepala gadis itu dicium . Sayang anak ayah walaupun ayah cuma ayah angkat Daisha . " janji dengan Daisha , jangan tinggalkan Daisha . Daisha nak ayah tinggal sini dengan Daisha . kalau ayah pergi , Daisha nak ikut ayah " kata Daisha .

" tak boleh sayang . nanti bila babah naik takhta , ayah tak boleh duduk sini lagi . tempat ayah bukan di sini . ayah tak layak berada di sini "

" tak boleh ! ayah kena tinggal dengan Daisha . ayah tak boleh pergi mana-mana " lengan Raja Nabil dirangkul ketat . Tak , Daisha takkan benarkan ayah pergi dan dia takkan biarkan perkara itu berlaku .

" babah benci ayah " berubah air muka Daisha ketika Raja Nabil menuturkan kata-kata itu . " rakyat-rakyat semua benci ayah " ayah senyum . Rambut gadis itu diusap-usap . Maafkan ayah sayang . Daisha mati kata . Tidak sedar akan air mata yang ingin jatuh . Daisha tak nak berjauhan dengan ayah . Daisha tak nak .

" tapi Daisha tak benci ayah " kecil sahaja nada gadis itu . Raja Nabil mengukirkan senyuman nipis . Air mata yang berada di pipi anaknya dikesat . Kuat menangis . Cengeng . Makin dikesat , makin banyak air mata yang mengalir . Esakan Daisha semakin kuat lagi-lagi bila teringatkan kata-kata ayah sebentar tadi .

OG | His Princess : Fawwaz HaidarWhere stories live. Discover now